IPNU Trenggalek - Dalam rangka memeriahkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta guna meningkatkan ukhuwah islamiyyah antar Pelajar dan santri, kami Panitia / pengurus PC. IPNU Trenggalek bermaksud menyelenggarakan FESTIVAL SHOLAWAT KREASI AL BANJARI se-Karisidenan Kediri.

A. PELAKSANAAN LOMBA

Tanggal
19 - 20 Robi'ul Awwal 1435 H
21 - 22 Januari 2014

Hari/Waktu
Senin     : Pkl. 14.00 WIB - Pkl. 23.00 WIB
Selasa   : Pkl. 09.00 WIB - Pkl. 16.30 WIB

Tempat
Halaman Masjid Agung Baiturrahman Trenggalek

B. SYARAT DAN KETENTUAN
  • Untuk alasan keterebatasan waktu peserta dibatasi hanya 40 Group.
  • Mengisi formulir pendaftaran di : http://goo.gl/cRbhEz
  • Membayar Uang pendaftaran Rp. 50.000,- dikirim ke rekening Bank Mandiri nomor 900-00-0985101-6 atas nama Sodikin. Bukti transfer harap dibawa waktu Technical Meeting.
  • Jenis perlombaan ini adalah “SHOLAWAT KREASI AL BANJARI
  • Setiap group maksimal terdiri dari 15 orang
  • Dalam satu group diperkenankan Putra-Putri (CAMPUR)
  • Mengambil nomor undian pada saat Technical Meeting
  • Peserta datang max 15 menit sebelum acara dimulai
  • Durasi tampil 15 menit
  • Menggunakan alat musik tradisional (non elektronik)
  • Jika ada kesalahan teknis (listrik), maka penampilan diulang tanpa mengurangi nilai
  • Setiap peserta wajib menggunakan nomor penampilan sesuai dengan no. urut yang sudah disediakan panitia
  • Jika peserta yang dipanggil 3 kali tidak hadir, maka penampilan dirolling dengan pengurangan nilai dan akan ditampilkan pada urutan terakhir.
  • Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat
C. LAGU
  • Setiap group membawakan 2 lagu
  • Lagu wajib (Pilih salah satu) :
  1. Ya Rosulallah
  2. Ya Nabi Salam
  • Lagu bebas, dengan ketentuan : 
  1. Teks lagu berbahasa Arab
  2. Nada beraliran Nasyid Arab
C. KRITERIA PENILAIAN
  • Vocal (40%) 
  • Music (30%)
  • Performance (30%)
D. TECHNICAL MEETING
Setiap perwakilan peserta wajib mengirimkan perwakilan untuk menghadiri technical meeting yang akan diadakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Januari 2014
Tempat : Gedung PC. NU Trenggalek (Selatan Alun-alun Trenggalek)

E. KEJUARAAN
  • Masing-masing Memperebutkan:
  1. Juara I : Trophy Bupati, Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan
  2. Juara II : Trophy Wakil Bupati, Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan
  3. Juara III : Trophy PC. Nu Trenggalek, Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan
  4. Harapan I : Trophy PC. IPNU Trenggalek, Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan
  5. Harapan II: Trophy , Piagam Penghargaan dan Uang Pembinaan
F. Lain-lain
Hal-hal yang belum jelas bisa ditanyakan pada contact person di bawah ini.
  1. Sodikin (085204598179)
  2. Agus Badarudin (0818533032)
IPNU Trenggalek - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerbitkan buku putih “Benturan NU-PKI 1948-1965”. Buku itu, antara lain mengungkap adanya dramatisasi jumlah korban yang meninggal dalam serangkaian peristiwa horisontal yang terjadi semenjak 1965.

Buku putih diluncurkan di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2013), dilanjutkan bedah buku oleh Kiki Syahnakri (PPAD), Abdul Mun’im DZ (tim buku putih), dan KH Chalid Mawardi (Mantan Ketua Umum GP Ansor).

Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali saat memberikan pengantar peluncuran buku itu mengatakan, sejumlah pengamat melakukan dramatisasi jumlah korban. Dikatakannya, dari sekitar belasan atau puluhan ribu korban disebutkan berjumlah ratusan ribu, bahkan peneliti barat mengasumsikan jumlah korban menyentuh angka hingga satu juta orang.

Dikatakannya, beberapa tulisan yang diterbitkan dan dijual bebas memang sengaja memilih asumsi angka korban yang paling besar, agar memunculkan efek spektakuler. Hingga saat ini jumlah dibiarkan simpang siur dan masyarakat barat heboh dengan ulah para peneliti mereka sendiri.

“Tim buku putih telah melakukan penelusuran dan mengungkapkan adanya proses dramatisasi jumlah korban itu. Bahkan di beberapa daerah yang menjadi basis PKI, asumsi jumlah korban yang dimunculkan itu lebih banyak dari jumlah penduduk yang terdata waktu itu. Ini kan aneh?” kata As’ad.

Ia mengungkapkan, dalam peristiwa 1965 juga tidak terjadi genosida atau pembunuhan terencana. Yang terjadi adalah konflik horisontal terutama ketika terjadi kekacauan dan vakum kekuasaan. Para pelakunya atau korbannya tidak tunggal. Buku putih itu sendiri mengungkapkan data korban dari kalangan NU baik dalam peristiwa 1948 dan 1965 yang hampir tidak pernah dicatat oleh para peneliti barat.

Ditambahkan, beberapa dasawarsa setelah peristiwa 1965 telah terjadi proses rekonsiliasi (islah) telah terjadi secara alami. Kesamaan tradisi dan kepentingan yang sama dalam menjalankan hidup bermasyarakat dan bernegara menjadi pintu utama dalam proses rekonsiliasi ini.

“Di beberapa basis PKI, buku ini juga mengungkapkan banyak fakta mengenai kebesaran hati para kiai NU dengan merawat, membesarkan dan mendidik anak-anak korban serangkaian konflik horisontal yang telah terjadi bahkan sebagian di antara mereka telah menjadi pegawai negeri sipil dan berperan di banyak bidang,” katanya.

Dikhawatirkan, berbagai bentuk propaganda dan provokasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu dapat mengganggu proses terjadinya rekonsiliasi alami itu, bahkan akan terus mengadudomba bangsa Indonesia.

Sumber : Tribunnews.com

Ta`limul Muta`allim Panduan Meraih Ilmu yang Barokah
IPNU Trenggalek - Kitab Ta`limul Muta`llim merupakan kitab klasik yang banyak dipelajari dan dikaji di sebagian besar pesantren yang ada di tanah air Indonesia ini. Kitab karangan Syaikh Zarnuji ini memuat beberapa pembahasan yang dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Tentang hakikat ilmu, fiqh dan keutamaan fiqh
  2. Niat di dalam mencari ilmu
  3. Tatacara memilih ilmu, guru dan teman
  4. Pengagungan terhadap ilmu dan pemiliknya
  5. Pentingnya serius, konsisten dan adanya cita-cita
  6. Permulaan mengaji, ukuran dan susunannya
  7. Tawakkal
  8. Waktu mencari ilmu
  9. Pentingnya kasih sayang dan nasehat
  10. Istifadah
  11. Wara`
  12. Penyebab cepat dan lambatnya hafalan
  13. Pendorong rezeki

Itulah isi kitab Ta`limul Muta`allim yang mudah untuk dibaca tapi sulit ketika akan diterapkan. Untuk menjelaskan seluruh isi Ta`limul Muta`allim dalam tulisan ini rasanya sulit sekali. Oleh karena ini penulis hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang dianggap penting.

Pertama, niat

Nabi bersabda, Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya.

Niat mempunyai peranan penting di dalam setiap langkah kita. Niat yang baik akan membawa manusia menuju kebaikan, sebaliknya niat jelek akan membawa manusia menuju kejelekan. Saking pentingnya niat, seseorang yang berniat untuk melakukan kebaikan, akan tetapi tidak dapat melakukannya, maka orang tersebut niat baiknya dihargai dengan satu pahala kebaikan. Jika melakukannya maka akan diberi pahala sepuluh sampai tujuh ratus hingga berlipat-lipat.

Niat sangat penting bagi orang yang sedang mencari ilmu. Dalam kitab Ta`limul Muta`allim niat mencari ilmu adalah untuk mencari ridlo Allah, menghilangkan kebodohan dari diri sendiri dengan cara belajar, menghilangkan kebodohan orang lain dengan cara mengajar, menghidupkan agama, melestarikan agama islam, syukur atas nikmat akal dan  sehatnya tubuh.

Kedua, memilih ilmu, guru dan teman

Ilmu yang paling baik dan sangat dibutuhkan dalam urusan agama itu sangat tepat untuk dipilih. Ada tiga ilmu yang harus kita ketahui, ilmu fiqh, tauhid dan akhlak. Ilmu-ilmu yang lain juga penting kita ketahui. Semua ilmu itu dari Allah. Tidak ada pembagian ilmu menjadi ilmu islam dan ilmu umum. Semua ilmu itu baik tergantung bagaimana cara menggunakannya. Ilmu biologi, kimia dan fisika misalnya itu ada penjelasannya di dalam al-Quran. Al-Quran menjelaskan proses kehidupan manusia mulai sejak mani sampai menjadi manusia sempurna. Al-Quran juga menjelaskan bahwa air tawar tidak akan pernah bercampur dengan air laut. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan sains, salah satunya bisa kita lihat dari video-video sains buah karya Harun Yahya.

Pilihlah ilmu yang sesuai dengan minat dan talenta kita dengan tetap harus berpegang terhadap aturan-aturan agama. Cendikiawan-cendikiawan muslim, tidak hanya ahli dibidang al-Quran dan hadist, akan tetapi ada yang ahli kimia, ahli kedokteran, ahli geometri, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan ilmu ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu cerdas, semangat untuk memperoleh ilmu, sabar, ada bekal, petunjuk guru dan waktu yang lama.

Selanjutnya cara memilih guru versi kitab Ta`limul Muta`allim adalah yang lebih `alim, lebih wara (berhati-hati terhadap hal-hal yang diharamkan) dan lebih tua umurnya. Barangkali tujuannya adalah agar ilmu yang ingin kita peroleh bisa tercapai. Ketika kita salah memilih guru, tentunya akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik. Dan seorang guru harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap muridnya.

Selain memilih guru yang tepat, kita juga harus memilih teman yang tepat. Menurut kitab Ta`lim, kita harus memilih teman yang sungguh-sungguh, wara`, memiliki karakter yang baik, tidak malas, tidak pengangguran, tidak banyak bicara, bukan tukang rusak dan ahli fitnah. Teman banyak berpengaruh terhadap karakter dan gaya hidup kita. Ada orang yang sangat anti terhadap maksiat akan tetapi karena sering berkumpul dengan ahli maksiat, maka perlahan-lahan orang tersebut bisa terjerumus ke dalam maksiat. Ini banyak ditemukan di dunia nyata, karena alasan tak enak sendiri, seseorang rela mengikuti prilaku temannya walaupun jelek. Teman bisa membawa kita terjerumus ke jurang kejelekan. Oleh karena itu hati-hatilah memilih teman. Teman yag baik akan membawa kita kepada kebaikan.

Ketiga, Pengagungan terhadap ilmu dan pemiliknya

Jika ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, maka hormatilah ilmu dan guru. Menghormat mempunyai kedudukan yang sangat penting. Orang bisa kufur bukan karena maksiat, akan tetapi orang bisa kufur karena meninggalkan rasa hormat. Orang bisa kufur gara-gara meremehkan al-Quran dan menghina nabi.
Menghormat guru itu sangat penting. Saking pentingnya Sayyidina Ali berkata ; Aku adalah bukdaknya seseorang yang mengajariku satu huruf, berhak menjual, memerdekakan atau menjadikanku budak. Sungguh mengagumkan sekali sikap Sayyidina Ali ini, yang sangat menghargai terhadap gurunya, meskipun hanya mengajari satu huruf. Tentunya sikap beliau perlu kita tiru. Jangan pernah menyakiti hati guru, melawan dan membuatnya sedih.

Keempat, Pentingnya serius, konsisten dan adanya cita-cita

Man jadda wajada, wa man zaro`a hasoda, barang siapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil dan barang siapa menanam, maka akan memanen. Kata-kata itu sering kita dengar dan bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu serius untuk belajar, mengaji dan mengkaji.

Di dalam proses belajar mengajar ada beberapa orang yang harus serius dan besungguh-sungguh. Yaitu pelajar, pengajar, orang tua. Orang tua penting untuk serius karena beliaulah yang akan membiayai anaknya yang sedang mencari ilmu. Dengan adanya semangat dari orang tua, maka proses belajar mengajar akan semakin lancar.

Jangan sedih apabila diantara kita adalah anak seorang petani, peternak ataupun hanya anak seorang yang miskin. Kesuksesan adalah milik kita semua. Jika kita sebagai pelajar serius, gurunya serius dan orang tuanya serius, insya Allah kita bisa sukses.

Konsisten juga sangat penting bagi para pencari ilmu. Amal yang konsisten dilakukan itu lebih baik bagi pelakunya.

Kemudian cita-cita itu juga harus ada pada setiap muslim. Jangan takut terhadap jarak antara mimpi kita dan kenyataan yang sedang kita hadapi. Bercita-citalah setinggi-tingginya. Tentunya disertai dengan usaha keras, do`a dan tawakkal.

Kelima, Waktu Mencari ilmu

Mencari ilmu itu sejak dari ayunan ibu sampai liang lahad. Selama nafas masih ada, maka waktu mencari ilmu masih ada pula. Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari ilmu. Ada sebuah ungkapan “Belajar pada masa muda bagaikan mengukir di atas batu dan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air. Ilmu yang diperoleh waktu kecil biasanya masih tetap menempel dipikiran kita, pada masa itu pula ilmu cepat masuk. Sedangkan pada masa tua untuk memahami ilmu memerlukan perjuangan keras.
Waktu yang tepat untuk memperoleh ilmu versi kitab Ta`limul Mutaallim adalah masa muda, waktu sahur serta  waktu diantara maghrib dan isya`.

Keenam, Penyebab cepat dan lambatnya hafalan

Faktor penting yang membuat kita cepat hafal adalah  bersungguh-sungguh, konsisten, sedikit makan, sholat malam dan membaca al-Quran.

Kita sebaiknya jangan hanya berorientasi untuk menghafal saja tapi lebih dari itu kita berusaha untuk memahami apa yang kita hafal.

Itulah beberapa hal yang dapat penulis sampaikan. Mayoritas tulisan ini diambil dari kitab ta`limul Mutaallim dan sebagian kecil adalah tambahan penulis sendiri. Semoga bermanfaat.

Oleh : Ahmad Muzakki, Bondowoso Jawa Timur
Sumber : Cyberdakwah.com
IPNU Trenggalek - Perbincangan seputar kasus penyadapan yang dilakukan Amerika dan Australia terhadap sejumlah tokoh pemimpin dunia yang dilontarkan Edward Joseph Snowden, pakar komputer dan mantan anggota CIA dan NSA, yang diikuti ketegangan sewaktu  para politisi dan pengamat politik mengecam keras pelanggaran etika dan aturan internasional itu yang diikuti langkah tegas pemerintah Indonesia terhadap Australia yang dianggap meremehkan kasus itu, hacker Indonesia dan hacker Australia sudah bertempur di dunia maya dengan saling rusak situs masing-masing Negara.

UKUSA & ECHELON di Balik Penyadapan Data Intelijen

Sufi Kenthir, Dullah, Johnson, dan Azumi  yang mengikuti jalannya pertempuran antar hacker itu berkali-kali melonjak gembira sambil bertepuk tangan, ketika mendapati statemen resmi pemerintah Australia terkait kerusakan dan gangguan situs-situs resmi milik Polisi Federal Australia, Reserve Bank Australia dan bahkan Departemen Pertahanan Australia. “Hacker Australia nggedabrus, pembual besar. Ngancam mau merusak situs-situs penting Indonesia, ternyata yang dirusak cuma situsnya Koperasi, Usaha Kecil Menengah, BPR, Salon, Perajin Tempe, Usaha Rumahan yang dikelola orang-orang Gaptek, hacker kita sudah buktikan kemampuan serang situs resmi negeri criminal itu,” seru Dullah bangga.

“Memangnya anak-anak kita sudah dikenal  hebat di kalangan hacker dunia?” gumam Sufi tua yang mendekat.

“Bukan saja hebat pakde, tapi ditakuti,” sahut Dullah.

“Oo apa iya?”

“Reputasinya sudah termasyhur, pakde.”

“Apa buktinya?”

“Kerajaan Malaysia pernah merasakan bagaimana sakitnya “dihajar” hacker Indonesia yang merusak sekitar 116 situs. Israel yang termasyhur kecanggihan teknologinya, sempat marah-marah dan mengancam-ngancam akan menghancurkan situs-situs Indonesia karena situs Israel dalam jumlah ratusan diretas hacker Indonesia, dan ancaman Israel tidak pernah terbukti,” ujar Dullah.

“Ooo begitu ya,” Sufi tua manggut-manggut,”Itu artinya, orang-orang tua seperti aku tidak perlu khawatir bahwa nasionalisme akan pupus dan hilang dari negeri ini.”

“Ya tidak perlu khawatir pakde, karena nasionalisme anak-anak negeri ini tumbuh secara alamiah seiring perubahan. Memang sampeyan sudah khawatir dengan nasionalisme bangsa kita?” tanya Dullah ingin tahu.

“Ya mengikuti polemik penyadapan terkait isu yang dilontarkan Edward Joseph Snowden, terus terang aku cemas. Karena semua yang berkomentar soal penyadapan, kelihatan sekali tidak memahami secara substantif dan esensial kasus semacam ini. Mulai pengamat sampai presiden menyatakan heran dengan tindakan Australia melakukan penyadapan terhadap Indonesia yang dianggap sebagai Negara sahabat. Semua orang kita seolah sepakat berkata – Kok tega-teganya Australia mengkhianati kita, menyadap pembicaraan pemimpin negeri kita yang sudah sangat percaya terhadap Australia,” kata Sufi tua dengan nada mengeluh.

“Bukankah itu pikiran khusnudz dzan yang dianjurkan agama, pakde?” sahut Johnson menyela.

“Khusnudz dzan gundulmu itu,” sergah Sufi tua.

“Menurut pakde, apa pemikiran orang kita terhadap Australia bukan tergolong khusnudz dzan namanya?” kata Johnson dengan nada Tanya.

“Bukan,” sahut Sufi tua berang,”Mereka berkomentar seperti itu karena buta terhadap realita sejarah yang pernah meluluh-lantakkan negeri dan bangsanya.”

“Meluluh-lantakkan negeri dan bangsa Indonesia?” sahut Azumi menyela,”Memangnya presiden Indonesia sebelum SBY pernah disadap, pakde?”

“Bukan hanya disadap, tapi juga diintervensi oleh oleh jaringan UKUSA dan ECHELON.”

“Sebentar pakde, sebentar,” Dullah terlonjak kaget dan langsung memburu,”Apa itu UKUSA dan ECHELON?”

“Sejarah mencatat pernah ada Perjanjian antara Britania Raya dengan  Amerika Serikat yang disebut UKUSA (United Kingdom-United States of America), yaitu perjanjian multilateral untuk kerjasama dalam sinyal intelijen antara Kerajaan Inggris dengan Amerika Serikat, di mana perjanjian ini pertama kali ditandatangani pada 5 Maret 1946 oleh Inggris dan Amerika Serikat dan kemudian diperluas mencakup tiga bekas  koloni   Inggris, yaitu Canada, Australia dan New Zealand. Menurut Joan Coxsedge dalam The Guardian, 12 December 2001, Perjanjian UKUSA ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Brusa (British-USA) tahun 1941, yaitu perjanjian kerjasama selama Perang Dunia II  atas masalah-masalah intelijen. Dokumen UKUSA ini ditandatangani oleh Kolonel Patrick Marr-Johnson yang mewakili  Dewan Sinyal Intelijen Kerajaan Inggris dengan Letnan Jenderal Hoyt Vandenberg yang mewakili Dewan Komunikasi Intelijen Angkatan Darat dan Angkatan Laut Amerika Serikat,” kata Sufi tua menjelaskan.

“Kalau ECHELON, pakde, apa sama dengan UKUSA?”

“Tahun 1960 jaringan UKUSA diperluas  dalam koleksi Echelon dan Jaringan Analisis Sinyal Intelijen (SIGINT) yang dioperasikan atas nama lima negara penandatangan dalam Persetujuan Keamanan Inggris-AS (Australia, Canada, New Zealand, Inggris, dan Amerika Serikat), yang dikenal sebagai AUSCANZUKUS,” kata Sufi tua menjelaskan.

“Berarti aktivitas sadap-menyadap yang dilakukan Amerika dan Australia itu sejatinya terorganisasi dan tersistematisasi pakde,” sahut Dullah menyimpulkan.

“Ya pasti itu,” jawab Sufi tua menjelaskan,”Sebab berdasarkan Perjanjian UKUSA, Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ) dan US National Security Agency (NSA) telah berbagi informasi  data intelijen Uni Soviet, Republik Rakyat China, dan beberapa negara Eropa Timur yang dikenal sebagai Exotics.  Setiap anggota aliansi UKUSA secara resmi diberikan tanggung jawab utama untuk pengumpulan informasi intelijen dan analisisnya di berbagai belahan dunia. Australia, misal, ditugasi melakukan perburuan untuk pengumpulan data komunikasi intelijen yang berasal di Indocina, Indonesia dan Cina selatan. Hal serupa, dijalankan pula dalam operasi Echelon.”

“Jancuk,” tukas Azumi  misuh-misuh, “Berarti selama ini Australia memang bertugas menyadap dan mengganggu jaringan informasi intelijen Negara kita.”

“Faktanya seperti itu.”

“Kalau UKUSA dibentuk  1946 dan bahkan sejak bernama Brusa tahun 1941, berarti operasinya sudah sangat lama pakde,” kata Dullah ingin penjelasan.

“Sejak pendudukan Jepang tahun 1943-1945, UKUSA sudah beroperasi di Indonesia karena itu tentara Australia secara sporadis tersebar di berbagai tempat untuk mengumpulkan data intelijen Jepang. Sewaktu Indonesia merdeka, UKUSA sudah mengobok-obok negeri kita dan ikut campur mulai soal perundingan Linggarjati, Renville, KMB sampai kasus pemberontakan PRRI/Permesta. Itu sebabnya, Bung Karno yang sudah tahu kejahatan UKUSA  itu sering berteriak mengecam,”Jangan takut menghadapi Nekolim. Inggris kita linggis, Amerika kita setrika” dan berulang-ulang mengecam Amerika dengan makian keras,”Go to hell with your aid!”, terutama saat Negara Uncle Sam itu sangat ikut campur urusan dalam negeri Indonesia,” kata Sufi tua menjelaskan.

“Berarti sangat mungkin jatuhnya Bung Karno ada hubungan dengan UKUSA dan Echelon, pakde?” tanya Dullah ingin tahu.

“Itu pasti,” jawab Sufi tua, “Karena usaha penggulingan Bung Karno dimulai dengan kemunculan Dokumen Gilchrit, yaitu nama Duta Besar Inggris dewasa itu.”

“Dokumen Gilchrist yang mengadu domba kekuatan pendukung Bung Karno, pakde?”

Sufi tua menganggukkan kepala.

“Termasuk The Dead List yang berisi nama-nama 5000 orang kader PKI bikinan CIA yang diserahkan kepada Soeharto?” tanya Dullah penasaran

Sufi tua mengangguk,”Semua berkaitan dengan dokumen intelijen UKUSA.”

“Tapi pakde, menurut saya, Bung Karno pantas disadap dan dikacaukan jaringan intelijennya karena jelas-jelas tidak bersahabat dengan Inggris dan Amerika, sebaliknya dekat dengan RRC dan Uni Soviet. Sedang rezim yang sekarang berkuasa ini kan sangat bersahabat dengan Amerika dan Australia, untuk apa disadap-sadap?” tanya Dullah penasaran.

“Asal kamu tahu, Dul,  dua orang anggota intelijen Australia, Schapelle Leigh Corby dan Achim Frans Grobmann, yang menjalankan tugas memasukkan pasokan narkoba ke Indonesia ketangkap tangan membawa narkoba dan dijebloskan ke penjara dengan hukuman 20 tahun. Australia berkepentingan untuk membebaskan anggota intelijennya itu. Nah, sewaktu Presiden Yudhoyono menghadiri KTT G-20 di London, pembicaraannya disadap oleh UKUSA Inggris. Hasil sadapan itu diserahkan Ingghris kepada Perdana Menteri Australia, Kevin Ruud,” kata Sufi tua mengutip harian Sydney Morning Herald.

“Hasilnya, muncul Keppres No.22/y/2012 tertanggal 15 Mei 2012, yang memberikan grasi pengampunan pengurangan  masa tahanan kepada dua terpidana narkotika, Schapelle Leigh Corby dan Achim Frans Grobmann,” kata Sufi tua berspekulasi.

“Selain itu,pakde?”

“Rencana Angkatan Laut membeli Kapal Selam ke Rusia yang teknologinya lebih canggih daripada kapal selam Australia, terbukti mengambang dan terkatung-katung.  Kemungkinan  karena Australia punya data sadapan pejabat-pejabat tinggi negeri ini,” jawab Sufi tua.

“Kita benar-benar dikentuti, dikencingi, diberaki, diludahi oleh Australia,” kata Dullah.

“Susahnya, kita tidak tahu bahwa Australia bagian dari jaringan UKUSA dan Echelon.”

“Jancuk..jancuk!” Azumi menampar keningnya keras-leras,”Betapa gobloknya kita selama ini selalu berprasangka baik kepada Australia dan bahkan merasa lebih rendah dari mereka. Padahal, Australia itu Negara koloni, vassal dan jajahan Inggris. Bagaimana pemimpin-pemimpin kita merasa sederajat dan bahkan merasa lebih rendah dari Negara koloni seperti Australia, bukankah kita bangsa yang merdeka dan berdaulat?”

“Mental inlander,” sahut Sufi tua,”Mental kacung, jongos, babu, kuli, budak. Itulah kendala yang  paling aku cemaskan dari kecenderungan elit pemimpin negeri ini.”

“Padahal, hacker kita membuktikan bahwa kualitas manusia Australia jauh lebih goblok dalam penguasaan teknologi informasi dibanding anak-anak kita,” sahut Sufi Kenthir ketawa terkekeh-kekeh.

“Ya jelas lebih goblok dari bangsa kita,” sahut Sufi tua menimpali,”Australia itu kan benua tempat pembuangan para pelaku tindak kriminal Inggris sampai abad ke-19. Jadi bangsa itu secara genealogis adalah keturunan perampok, maling, bajak laut, pencoleng, pembunuh, pemerkosa,  tukang copet, mata-mata asing, pengedar opium, budak, dan pengkhianat Negara.”

“Ooo begitu ya..?” tukas Johnson, Dullah dan Azumi bersamaan,”Pantas saja mereka sering melanggar norma dan etika, rupanya leluhur mereka itu bandit-bandit buangan dari Inggris..”

Penulis : Agus Sunyoto
Sumber : Pesantren Global
Sekolah Pemikiran Gus Dur

IPNU Trenggalek. Gus Dur tidak meninggalkan harta di dunia perbankan sebagaimana para penguasa di dunia. Hal itu memang bukan cita-cita Gus Dur, dan bukan menjadi bagian dari kerja-kerja sosialnya. Sebaliknya, Gus Dur meninggalkan keluarga, murid-murid, sahabat-sahabat, para pecintanya, dan yang terpenting adalah warisan pemikiran, gerakan, dan prinsip-prinsip hidupnya yang tersebar dalam berbagai tulisan, kebijakan, perubahan sosial, dan rekaman para kolega dan murid-muridnya. Dan sebagai upaya untuk melestarikan, menghidupkan dan melanjutkan pemikiran GUSDUR, perlu kiranya mengadakan Sekolah Pemikiran Gus Dur.

Sekolah Pemikiran Gus Dur merupakan upaya menjembatani gagasan GUSDUR yang kompleks dengan membuat peta pemikiran GUSDUR yang lebih general sebagai pembuka pintu ketertarikan orang terhadap pemikiran GUSDUR yang lebih spesifik.

Tujuan
  1. Memperkenalkan dan memperdalam pemikiran Gus Dur kepada generasi sekarang dan masa yang akan datang;
  2. Menjadi bagian dari kerja-kerja sosial untuk membangun soliditas di kalangan Gusdurian;
  3. Membangun para Gusdurian lebih militan dalam memperjuangkan prinsip-prinsip, pemikiran-pemikiran, dan cita-cita Gus Dur.
Materi
  1. Biografi, Filosofi Perjuangan dan Basis Pemikiran Gus Dur
  2. Gus Dur dan Gagasan Ke-Islam-an
  3. Gus Dur dan Gagasan Demokrasi, Negara, & Civil Society
  4. Gus Dur dan Gagasan Nasionalisme dan Globalisasi
  5. Gus Dur dan Gagasan Rekonsiliasi Sosial
  6. Kapita Selekta Pemikiran Gus Dur
Fasilitator
  1. Imam Aziz
  2. Hairus Salim
  3. Nur Khalik Ridwan
  4. Abdul Gaffar Karim
  5. Bosman Batubara
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
  1. Hari            : Sabtu dan Minggu
  2. Tanggal      : 30 November dan 1 Desember 2013
  3. Tempat       : Pendopo Hijau Yayasan LkiS
Alur Kegiatan
  1. Rekruitmen Peserta                          18 – 26 Nov
  2. Seleksi Peserta                                27 Nov
  3. Pengumuman Peserta Terpilih           28 Nov
  4. Teknikal Meeting Peserta                 29 Nov
  5. Sekolah Pemikiran Gus Dur               30 Nov & 1 Des
Syarat dan Ketentuan Peserta

Syarat
  1. Berusia 17 s/d 25 tahun
  2. Mengirimkan formulir pendaftaran selambat-lambatnya tanggal 26 November 2013 pukul 23.59 WIB.
  3. Download Formulir –> Formulir Peserta

*Formulir dikirim ke kelaspemikirangusdur@gmail.com paling lambat tanggal 26 November pukul 23.59 WIB.

Ketentuan Peserta
  1. Sekolah Pemikiran Gus Dur akan diikuti oleh maksimal 25 orang.
  2. Peserta Sekolah Pemikiran Gus Dur akan diseleksi dengan memperhatikan keberagaman agama, etnik dan gender.
Penyelenggara

Sekolah pemikiran Gus Dur ini diselenggarakan oleh Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian dan Yayasan LKiS.

Email                  : kelaspemikirangusdur@gmail.com
Website              : www.gusdurian.net dan www.lkis.or.id
Narahubung        : 082141232345 Tata
Teknologi Informasi

IPNU Trenggalek - Beberapa waktu terakhir, dunia dihebohkan dengan beredarnya dokumen dari Edward Snowden (mantan kontraktor National Security Agency - NSA), tentang aktivitas penyadapan AS dan Australia terhadap pemimpin dan pejabat manca negara termasuk Indonesia. Edward Snowden mengungkap, di wilayah Asia Tenggara, berbagai alat penyadapan AS diduga terpasang di Kedutaan Besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.

Dalam konteks kedaulatan negara, tentunya sangat wajar jika seluruh kepala negara yang merasa dirugikan dengan praktek penyadapan itu kemudian bersikap tegas, memprotes, melakukan pengusiran duta besar dan melakukan tindakan yang memang seharusnya dilakukan. Sebab tindakan ini tidak hanya melanggar konvensi internasional, bahwa antarnegara dilarang melakukan pengintaian, mencari informasi secara ilegal, penyelidikan, penyadapan termasuk spionase, bahkan lebih jauh tindakan penyadapan ini adalah bagian dari “penjajahan”, tindakan yang tidak menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa lain.

Pemerintah Perancis, Jerman dan Brasil yang juga menjadi korban penyadapan telah bersikap keras, disamping telah memanggil Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) dari masing-masing perwakilan di negaranya, mereka juga sudah menelpon langsung Obama atas kekecewaannya karena AS selama ini melakukan hubungan yang tidak didasari dengan kepercayaan. Pemerintah China dan Malaysia pun sudah melayangkan protes keras, bahkan Jerman dan Brasil telah mengajukan secara resmi draf resolusi atas hak privasi untuk mencegah penyadapan ke PBB. Sikap yang layak untuk ditegaskan bukan? Lalu bagaimana dengan sikap Pemerintah Indonesia?

Di dalam negeri kita pun dihebohkan dan kecewa dengan beredarnya info dari Edward Snowden tersebut, tetapi kemudian kita dibuat “geregetan” dengan sikap pemerintah yang sangat tidak tegas, bahkan terkesan “lembek” bersikap terhadap praktek penyadapan itu. Mungkin rakyat di masing-masing negara yang terkena praktek penyadapan oleh AS dan Australia pun kecewa, tetapi rakyat Indonesia ternyata harus “kecewa kuadrat”, karena hal itu tidak diimbangi dengan sikap tegas pemerintahnya. Apa yang mendasari ketidaktegasan pemerintah kita? Apakah pemerintah kita tidak menyadari bahwa mereka adalah pemimpin dari negara yang merdeka dan berdaulat, dan memiliki hak untuk bersikap tegas ketika ada praktek dari Negara lain yang “merongrong” kedaulatan negeri ini? Lalu, seperti apa upaya pemerintah untuk meningkatkan teknologi pengamanan informasi agar tidak dapat d sadap di kemudian hari?

Dinamika di atas mendorong saya untuk sedikit memaparkan pengalaman empirik saya, betapa negeri ini memang belum berdaulat dalam hal teknologi informasi. Selain kasus penyadapan yang tidak terdeteksi oleh pengamanan dalam negeri seperti telah di singgung di atas, juga ada permasalahan lain yang memang tidak didukung dengan kebijakan secara maksimal, misalnya penguatan teknologi informasi (radar dan sinyal) di wilayah perbatasan negara. Mungkin hal ini terdengar biasa saja, tidak penting. Atau sudah menjadi isu lama tanpa tindaklanjut. Padahal, peningkatan teknologi ini menjadi sangat krusial dalam menjaga kedaulatan udara, laut dan daratan negeri ini.

Tahun lalu saya pernah singgah ke Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke lintas batas negara Indonesia-Malaysia melalui Entikong. Sangat miris, ketika mendekati gerbang batas, sinyal Simpati dan Indosat di HP saya SOS dan mendapat informasi bahwa saya telah terhubung dengan layanan provider di Malaysia (DiGi). Ada tiga SMS info dari DiGi yang saya terima terkait dengan hal itu. Pertama, “DiGi welcomes you to Malaysia, we wish you a pleasant stay! To make call, dial +<country code><areacode><phone no>”. Kedua, for more travel info, contact tourism Malaysia at 1300885050. To stay with DiGi for the hottest IDD&roam rates in town. Ketiga, “in the event of an emergency, please call the emergency number, 999”. Selain itu, juga ada dua SMS dari Indosat, pertama, “Anda di jaringan PROMO Digi Telecom. Pastikan SELALU di jaringan ini agar dpt menikmati roaming Data&BB Flat Unlimited Rp25rb/hari. Kedua, Anda di jaringan PROMO Digi Telecom. TELP/mnt ke Indonesia Rp15rb. Terima Telp Rp15rb, ke nomor local Rp 7500. Rp 7500/SMS, Data&BB Flat Unlimited Rp 25rb/hari.

Ketika itu saya tidak sadar, bahwa secara otomatis penggunaan jaringan di HP telah terhubung, karena lupa di setting secara manual. Setelah izin dengan petugas perbatasan saya masuk ke wilayah Malaysia, hanya untuk sekedar melihat-lihat, “pusing-pusing” istilah di sana. Karena saya menggunakan smart phone yang selalu terkoneksi dengan jaringan internet, hal ini tentunya merugikan sangat. Setelah menerima telepon dari seorang teman ketika di wilayah Malaysia hanya beberapa menit, pulsa saya habis seketika, padahal saat di Sanggau baru isi pulsa 100 ribu. Dan yang lebih menjengkelkan lagi adalah, sinyal Malaysia masih terhubung di HP saya ketika saya sudah kembali masuk di wilayah Indonesia, bahkan sampai melewati kantor Kecamatan Entikong yang cukup jauh dari gerbang batas. Sinyal radio Malaysia pun masih terdengar jernih di radio mobil sampai jarak yang lebih jauh lagi. Huft!!! (gaya ekspresi tulisan ABG jaman sekarang. Heheee)

Dalam perjalanan yang lain, ketika saya menyebrang dari Pelabuhan Sekupang, Batam menuju Tanjung Balai Karimun, Kepri, ditengah jalan pun saya mendapati informasi tentang jaringan provider yang terhubung. Ada dua sms pemberitahuan yang saya terima, pertama, “Anda di jaringan Starhub. Pastikan SELALU berada di jaringan ini agar dpt menikmati Data&BB unlimited RP.25rb/hari”. Kedua, “Anda di jaringan PROMO Starhub. TELP/mnt ke Indonesia Rp 15rb, Terima tlp Rp 15rb, ke nomor lokal Rp7500, Rp7500/SMS, Data dan BB flat unlimited Rp 25rb/Kb”.

Hal yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa ketika melintas menuju Tanjung Balai, dapat dipastikan bahwa kapal penyebrang melintas di wilayah laut Indonesia. Karena jalur penyebrangan antara Batam dan Karimun, tidak terputus dengan wilayah Negara lain. Masih ada pulau tebing, pulau terluar dari Kabupaten Karimun yang langsung menjorok ke perbatasan dengan Singapura. Artinya, dengan konsep archipelago state yang merujuk pada Deklarasi Djuanda tentang wilayah kedaulatan negara kepulauan, batas laut Indonesia masih jauh di luar jalur lintas antara Batam menuju Karimun. Tetapi faktanya, teknologi provider yang terhubung di Hp adalah milik Negara tetangga.

Dari dua kondisi di atas terkait dengan kekuatan sinyal provider di Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada yang salah dalam pengelolaan teknologi informasi di perbatasan. Jika dengan provider sendiri di ibukota saja dapat dilakukan upaya penyadapan oleh asing (AS dan Australia), bukan tidak mungkin hal itupun dapat dilakukan oleh provider Negara asing.

Dinamika penyadapan oleh asing dan lemahnya teknologi informasi kita di perbatasan mungkin tidak terkait secara langsung, tetapi jika kemudian hal ini dikait-kaitkan dengan dinamika persinggungan dengan negara tetangga (asing) terkait dengan konflik perbatasan, teknologi informasi mutlak harus dimaksimalkan oleh pemerintah. Tidak hanya untuk memberikan pelayanan informasi yang efektif dan efisien kepada rakyat, tetapi juga sekaligus menjaga dan mempertegas wilayah kedaulatan. Kasus penangkapan petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa tahun lalu oleh tentara Diraja Malaysia karena dianggap telah memasuki wilayah laut Malaysia tanpa izin, bukan tidak mungkin permasalahan utamanya ada pada teknologi informasi yang menentukan baik buruknya sinyal radar di wilayah kelautan kita.

Ada statemen yang cukup menyedihkan dari seorang kepala desa di perbatasan, Bengkayang – Malaysia. “semua sudah datang ke sini, wilayah kami ini sudah didatangi oleh Bupati, Gubernur, Menteri-menteri, Pejabat Pertahanan dan Keamanan dari Jakarta, bahkan Presiden pun sudah datang berkunjung, tetapi kami tetap seperti ini. Tetap terpencil dan terisolir. Untuk mencapai jarak 20 KM harus ditempuh dengan 1 hari jalan kaki, karena tidak ada akses jalan untuk kendaraan. Menggunakan jalur sungai bisa lebih lama, karena terkadang air sungai sedikit, harus angkat perahu sampai di air sungai yang cukup dalam. Jaringan radio kami lebih jernih siaran radio dari Malaysia, juga televisi. Untuk telepon disini tidak ada sinyal Indonesia, yang kuat dari Malaysia”.

Lemahnya pengamanan teknologi informasi, sehingga kita bisa disadap dan tidak menyadarinya, serta lemahnya komitmen pemerintah terhadap wilayah perbatasan yang berdampak pada rongrongan kedaulatan oleh Negara tetangga, dapat sedikit menggambarkan tentang anomaly negeri ini, merdeka tetapi belum berdaulat. Sampai kapan hal ini akan terus berlanjut? Hari pahlawan 10 November 2013 semoga dapat menginspirasi siapapun terutama Jajaran Pemerintah terkait, yang memiliki akses dan sumberdaya untuk membangun dapat lebih mendorong prioritas menjaga kedaulatan negeri ini dari rongrongan asing. Sehingga kita dapat merasakan kemerdekaan yang berdaulat atas negeri ini.

Penulis : Munandar Nugraha
Sumber : NU Online
Atribut Salaf

Ada apa dengan sebutan 'Salafi'? Sebesar apa pengaruh dan manfaatnya? Apakah ‘salaf’ tidak lebih dari sekedar alat justifikasi yang menjamin imunitas dari kritik dan tuduhan ‘sempalan’? Apakah ‘salaf’ itu seperti ‘merek dagang’ sehingga ia harus diperlakukan sebagai copyright lembaga atau kelompok tertentu? Ataukah ‘salaf’ dapat dianggap sebagai ‘nama barang’ sehingga setiap orang yang merasa melestarikan tradisi orang-orang terdahulu berhak untuk menyandangnya? Perlukah ada semacam lembaga ‘penertiban nama aliran’ di tengah umat Islam yang memiliki hak mutlak untuk memberikan dan mencabut atribut keagamaan agar tidak terjadi kesimpangsiuran, sengketa dan perang atribut yang sia-sia? Lebih jauh lagi, Apakah atribut ‘salaf’ dan semacamnya itu bermakna, tidak ambigu dan tidak berbau truth claim (hegemoni teologis)? Apa batasan ilmiah ‘salaf’ dan definisi logis ‘saleh’? Bukankah ruang untuk berbeda pendapat dan penafsiran untuk setiap atribut itu selalu terbuka? 

Sebagaimana atribut Ahlussunnah yang sempat diperebutkan oleh kalangan Nahdliyyin dan para penganut Wahabisme (seperti Laskar Jihad Ahlussunnah-nya Jakfar Talib), ternyata merek ‘salaf’ juga menjadi sengketa.

Salaf adalah kata Arab yang berarti ‘berlalu’ sebagai lawan dari ‘khalaf’ yang berarti ‘menyusul’. Salafi adalah predikat bagi orang-orang Muslim yang memiliki jargon ‘mengikuti para salaf’ (terdahulu), seperti para ulama dan terutama para pendiri mazhab.

Sebutan ini lebih sering digunakan sebagai upaya menghindari penyebutan 'wahabisme' yang cenderung sinis Kata 'salafi' tidak lain adalah kemasan lain dari teologi Wahabi yang didirikan Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb dari keluarga klan Tamîm. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd, yang kini bagian dari Saudi Arabia, tahun 1111 H [1700 M] Masehi dan meninggal di Dar’iyyah. tahun 1206 H [1792 M.]. Ia sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan seorang ulama besar bermazhab Hanbali bernama Ibnu Taimiyah yang hidup di abad ke 14 M.. Untuk menimba ilmu, ia juga mengembara dan belajar di Makkah, Madinah, Baghdad dan Bashra [Irak], Damaskus {Siria], Iran, Afghanistan dan India. Di Baghdad ia kawin dengan seorang wanita kaya. Lalu berpindah ke Basra dan mengajar selama 4 tahun di sana. 

Ketika pulang ke kampung halamannya, ia menulis buku yang kemudian menjadi rujukan kaum pengikutnya, Kitâbut’Tauhîd . Para pengikutnya menamakan diri kaum Al-Muwahhidûn atau as-Salafiyun.

Ia kemudian pindah ke ‘Uyaynah. Saat sering memberikan khotbah Jumat di ‘Uyaynah, ia terang-terangan mengafirkan semua kaum Muslimin yang dianggapnya melakukan bid’ah [inovasi], dan mengajak kaum Muslimin agar kembali menjalankan agama seperti di zaman Nabi.

Di kota ini ia mulai menggagas dan meletakkan teologi ultra-puritannya. Ia mengutuk berbagai tradisi dan akidah kaum Muslimin, menolak berbagai tafsir Al-Qur’ân yang dianggapnya mengandung bid’ah atau inovasi. 

Mula-mula ia menyerang mazhab Syiah, lalu kaum sufi, kemudian ia mulai menyerang kaum Sunni. Tatkala masyarakat mulai merasa seperti duduk di atas bara, ia diusir penguasa [amîr] setempat pada tahun 1774.Ia lalu pindah ke Al-Dar’iyyah, sebuah oase ibu kota keamiran Muhammad bin Sa’ûd, masih di Najd Tahun 1744 Muhammad bin Su’ûd, amir setempat dan Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb saling membaiat untuk mendirikan negara teokratik dan mazhabnya dinyatakan mazhab resmi Ibnu Su’ûd sebagai amîr dan Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb jadi Qhadi (jaksa agung). Ibnu Su’ûd mengawini salah seorang putri Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb.

Sejak saat itu, terjadilah merger ambisi politik Saud dan teologi kaku Muhammad bin Abdul Wahhab di bawah restu Inggris. Klan Saud yang bercita-cita menyatukan klan-klan badui di Jazirah Arabia di bawah kepemimpinannya seraya mengajak mereka melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Otoman (Khilafah Utsmaniyah). Muhammad bin Abdul Wahab bercita-cita mengganti dominasi Sunni di dunia Islam dengan pandangannya karena menganggap teologi Sunni tercemari oleh bida’ah-bid’ah kaum Sufi dan Syiah.

Kemenangan suku badui dari klan Saud sangat bergantung pada dukungan Kolonialisme Inggris. Berkat gucuran dana, suplay senjata dan pendidikan keterampilan, kekuasaan Ibnu Su’ûd menyebar ke seluruh Jazirah Arab yang masa itu berada dalam kekhalifahan ‘Utsmaniyah dengan tujuan melemahkan khilafah itu. Orang bisa membacanya dalam buku Hamsfer, ‘Confession of a British Spy’. Tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai dan keamiran berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia

Penaklukan-penaklukan pun dilakukan, terhadap para kabilah dan kelompok yang menolak mazhab mereka, termasuk Makkah dan Madinah dan akhirnya bentuk pemerintahannya berubah dari emirat menjadi kerajaan Saudi Arabia sejak tahun 1932 sampai sekarang.

Tidak sampai disitu. Usai merebut kekuasaan kaum Asyraf (yang notabene Sunni asli, bukan wahabi), pada bulan April tahun 1801, mereka membantai kaum Syî’ah di Karbalâ'. 

Kabilah-kabilah yang tidak mau mengikuti mazhab mereka dianggap kafir ‘yang halal darahnya’. Dengan demikian mereka tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum ‘mujâhid’ yang secara teologis dibenarkan membunuh kaum ‘kafir’ termasuk wanita dan anak-anak, merampok harta dan memperkosa istri dan putri-putri mereka yang dianggap sah sebagai ghanîmah. Hanya sedikit yang dapat melarikan diri.

Setelah lebih dari 100 tahun kemudian, kekejaman itu masih juga dilakukan. Tatkala mereka memasuki kota Thâ’if tahun 1924, mereka menjarahinya selama tiga hari. Para Qhadi dan ulama diseret dari rumah-rumah mereka, kemudian dibantai beserta ratusan lainnya yang dibunuh. [‘Utsmân bin Bisyr, Unwân al-Majd fî Târîkh Najd , akkah, 1349, jilid 1, hlm 121-122).

Kerajaan Saudi yang berdiri diatas teologi Wahabisme dan dilindungi secara politik oleh Barat, terutama Inggris, yang saat itu merupakan Negara adidaya (kini dilindungi penuh oleh Amerika dan sekutunya) makin berhasil mengukuhkan diri sebagai ikon Islam, karena di dalamnya terdapat Mekkah dan Madinah. Dengan segala cara para pendeta wahabisme mengajarkan dan menjejalkan doktrin takfir (pengkafiran terhadap sesama Muslim yang tidak sepaham dengan wahabisme) di seluruh penjuru dunia.

Di Tanah Air, berkat limpahan minyak dan devisa haji dan umrah yang berlimpah dan memanfaatkan terpuruknya ekonomi dalam negari akibat ulah para koruptor, kerajaan ini memberikan bantuan-bantuan berupa masjid dan sarana pendidikan agama serta pemberian beasiswa dalam jumlah sangat besar kepada pesantren-pesantren dan perguruan tinggi Islam. 

Salafisme atau wahabisme telah melakukan perubahan dalam pola dan gaya sesuai dengan tuntutan strategis. Wahabisme kini bahkan tidak melulu identik dengan pandangan teologis yang kaku dan intoleran, tapi menjadi sebuah gerakan transnasional yang pada dasarnya menolak segala jenis sistem Negara yang berdiri diatas konsensus dan kontrak social karena dianggap mengabaikan perintah menegakkan hokum Allah, seperti Al-Qaedah dan Talibanisme dan JI. Demi tuntutan strategis, dibagilah divisi-divisi dengan modus operandi dan gaya perjuangan yang dikesankan tidak saling berkaitan. Bahkan untuk memaksimalkan marketing, mereka cepat-cepat mendirikan sebuah institusi politik yang terkesan berwawasan domestik nasionalis serta memutasi dirinya sebagai partai yang santun dan bersih. Alhasil, kekhawatiran petinggi NU dan bahkan mungkin Muhammadiyah terhadap eskalasi kekerasan yang diyakini bersumber dari doktrin kaku Wahabisme, memang tidak berlebihan.

Penulis : Muhsin Labib
Sumber : Islam-Indonesia
Amalan Bulan Muharram ('Asyuro)

Pertanyaan :

Assalamuala’ikum. Wr Wb.
Apa saja keutamaan bulan Muharom? Amalan apa saja yang dianjurkan di bulan Muharrom ?

Jawab :

Wa’alaikumsalam. Wr Wb.
Bulan Muharrom adalah salah satu dari empat bulan mulia yang disebutkan dalam Al-Quran. Amalan yang di anjurkan adalah semua amalan yang di anjurkan di bulan lain sangat di anjurkan di bulan ini, hanya saja ada amalan yang sangat dianjurkan secara khusus di bulan ini yaitu :

1. Puasa tanggal 10 yang disebut dengan puasa ‘assuro, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang artinya :
“ Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdurahman bahwa dia mendengar Mu'awiyah bin Abu Sufyan radiyallahhu anhuma pada hari asyura ketika tahun penyelenggaraan haji atas mimbar berkata : "Wahai penduduk Madinah, mana para 'Ulama kalian? Aku pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda : "Ini (10 Muharrom) adalah hari 'Asyuro dan Allah belum mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku sedang berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)
Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :
“ Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746).

2. Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang artinya ;
“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.” ( Muslim : 1134/2666)
3. Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).
4. Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :
”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom” (Muslim No: 2755).
Wallohu a’lam bishshowab

Sumber TIM Dakwah Al-Bahjah

Besok pagi adalah hari Selasa, 15 Oktober 2013 M. Yang istimewa dari tanggal tersebut bahwa besok bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah 1434 H. Artinya besok kita semua akan merayakan hari raya Idul Adha. Sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa menyembelih hewan Qurban adalah salah sunnah dalam ajaran agam kita. Untuk itu mari kali ini kita bahas segala hal yang berkaitan dengan Qurban dalam islam.

I. Pengertian

Qurban bahasa arabnya adalah الأضحية (al-udhiyah) diambil dari kata أَضْحَى (adh-ha). Makna أَضْحَى (adh-ha) adalah permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering kita gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya matahari hingga menjadi putih cemerlang.

Adapun الأضحية (al-udhiyah / qurban) menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
(كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ (رواه الدارقطنى و البيهقى
“Semua hari-hari Tasyriq adalah (waktu) menyembelih qurban” (HR. Ad-Daruquthni dan Al Baihaqi didalam As-Sunanul Kubro)
II. Hukum Qurban

Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama adalah sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus digalakkan.
Dan sunnah disini ada 2 macam :
  1. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.
  2. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keuarga dengan menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.
Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah qurban datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW adalah wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.

Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama?

Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal :
  1. Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku wajibkan atasku qurban tahun ini.” Atau “Aku bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang tersebut.
  2. Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu berkata : “Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan kambing tersebut adalah wajib.
Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau berkorban dengan kambing ini.“ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum memastikan dan menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu “Aku jadikan kambing ini kambing qurban.

Dan mohon diperhatikan hal ini, karena hal ini sangat penting.

III. Waktu Menyembelih Qurban

Waktu menyemblih qurban itu diperkirakan dimulai dari : Setelah terbitnya matahari di hari raya qurban dan setelah selesai 2 roka’at sholat hari raya idul adha ringan dan 2 khutbah ringan (mulai matahari terbit + 2 rokaat + 2 khutbah), maka tibalah waktu untuk menyemblih qurban. Bagi yang tidak melakukan sholat hari raya ia harus memperkirakan dengan perkiraan tersebut atau menunggu selesainya sholat dan khutbah dari masjid yang ada di daerah tersebut atau sekitarnya. Dan waktu menyembelih qurban berakhir saat terbenamnya matahari di hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah.

Sebaik-baik waktu menyembelih qurban adalah setelah sholat dan khutbah hari Idul Adha.
عَنِ البَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ تَمَّ نُسُكُهُ، وَأَصَابَ سُنَّةَ المُسْلِمِينَ (رواه البخارى : 5545
Dari Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa menyembelih hewan kurban setelah shalat Idul Adha, maka sembelihannya telah sempurna dan ia sesuai dengan sunnah kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 5545)
Catatan penting :

Jika seseorang menyembelih sebelum waktunya, atau sudah kelewat waktunya, misalnya : menyembelih di malam hari raya raya idul adha atau menyembelih setelah terbenamnya matahari tanggal 13 hari tasryik maka semblihan itu tidak menjadi qurban dan menjadi sedekah biasa. Maka hendaknya bagi panitia qurban untuk memperhatikan masalah ini.


عَنِ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ فِي يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ، ثُمَّ نَرْجِعَ فَنَنْحَرَ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا، وَمَنْ نَحَرَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ قَدَّمَهُ لِأَهْلِهِ، لَيْسَ مِنَ النُّسْكِ فِي شَيْءٍ (رواه البخارى : 965 )
Dari Barra’ bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang kita mulai pada hari ini adalah kita melaksanakan shalat (Idul Adha), kemudian kita pulang dan menyembelih. Barangsiapa melakukan hal itu niscaya ia telah sesuai dengan as-sunnah. Adapun barangsiapa menyembelih hewan sebelum shalat Idul Adha, maka sembelihannya tersebut adalah daging yang ia berikan untuk keluarganya, bukan termasuk daging hewan kurban (untuk mendekatkan diri kepada Allah).” (HR. Bukhari no. 965)
IV. Syarat Orang Yang Berqurban

Syarat orang yang berqurban adalah:
  1. Seorang muslim / muslimah
  2. Usia baligh. Baligh ada 3 tanda, yaitu : (1) Keluar mani (bagi anak laki-laki dan perempuan) pada usia 9 tahun hijriah. (2) Keluar darah haid usia 9 tahun hijriah (bagi anak perempuan). Jika tidak keluar mani dan tidak haid maka di tunggu hingga umur 15 tahun. (3) Dan jika sudah genap 15 tahun maka ia telah baligh dengan usia yaitu usia 15 tahun. Dan jika ada anak yang belum baligh maka tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama anak tersebut.
  3. Berakal , maka orang gila tidak diminta untuk melakukan kurban, akan tetapi sunnah bagi walinya untuk berqurban atas nama orang gila tersebut.
  4. Mampu. Mampu disini adalah punya kelebihan dari makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal untuk dirinya dan keluarganya di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.
Maka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut, sunnah baginya untuk melakukan ibadah qurban.

V. Macam-Macam Binatang Yang Boleh Dijadikan Qurban
  1. Unta, diperkiraan umurnya 5 – 6 tahun.
  2. Sapi, atau kerbau diperkirakan umurnya2 tahun ke atas.
  3. Kambing / doba dengan bermacam- macam jenisnya, diperkirakan umurnya 1- 2 tahun.
VI. Himbauan Pemilihan Bintang Qurban

Dihimbau ( tapi tidak wajib)  bahwa hewan qurban sebaiknya gemuk dan sehat, dengan warna apapun.

VII. Sifat-sifat Binatang yang Tidak Boleh Dijadikan Qurban
  1. Bermata sebelah / buta
  2. Pincang yang sangat
  3. Yang amat kurus, karena penyakit.
  4. Berpenyakit yang parah
وَعَنِ اَلْبَرَاءِ بنِ عَازِبٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: - "أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا, وَالْمَرِيضَةُ اَلْبَيِّنُ مَرَضُهَا, وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَ وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي"
( رَوَاهُ اَلْخَمْسَة. وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان )
Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.”
( Dikeluarkan oleh yang lima (empat penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban )
Keterangan :

Boleh berqurban dengan kambing / sapi/ unta BETINA.
Harap diperhatikan : Banyak masyarakat yang menganggap bahwa qurban dengan sapi /kambing /unta betina adalah tidak sah.

VIII. Kesunahan Dalam Menyembelih Qurban
  • Dalam keadaan bersuci
  • Menghadap qiblat
  • Membaca :
.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ ...“بِسْمِ اللهِ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُمَّ مِنْكَ، وَلَك
Dan setelah itu berdoa :
....اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّى
Atau..:

Kalau untuk mewakili nama orang :
(.....disebut namanya.....) اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ
  • Kesunnahan lain saat menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah tanggal 1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau kukunya, seperti yang disabdakan Nabi SAW :
إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ
(رواه مسلم)
“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (H.R. Muslim)
  • Jika bisa, menyembelih sendiri bagi yang mampu.
  • Mempertajam kembali pisaunya
  • Mempercepat cara penyembelihan
  • Membaca Bismillah dan Takbir (seperti yang telah disebutkan) sebelum membaca doa.
  • Di depan warga, agar semakin banyak yang mendo’akannya.
  • Untuk qurban yang sunnah (bukan nadzar) disunnahkan bagi yang nadzar untuk mengambil bagian dari daging qurban biarpun hanya sedikit.
IX. Cara Membagi Daging Korban

Jika korban wajib karena nadzar : Maka semua dari daging korban harus dibagikan kepada fakir miskin. Dan jika orang yang berkorban atau orang yang wajib dinafkahinya ikut makan, maka wajib baginya untuk menggantinya sesuai dengan yang dimakannya.

Adapun jika korban sunnah : Maka tidak disyaratkan sesuatu apapun dalam pembagiannya, asalkan ada bagian uintuk orang fakir miskin, seberapaun bagian tersebut. Dan dianjurkan untuk bisa membagi menjadi 3 bagian. 1/3 untuk keluarga, 1/3 untuk dihidangkan tamu, 1/3 untuk dibagikan kepada fakir miskin. Dan semakin banyak yang dikeluarkan tentu semakin besar pahalanya.

X. Hukum Menjual Daging Korban

Hukum menjual daging korban adalah harom sebelum dibagikan. Adapun jika daging qurban sudah dibagi dan diterima, maka bagi si fakir yang menerima daging tersebut boleh menjualnya dan juga boleh menyimpannya. Begitu juga kulitnya, tidak diperkenankan untuk dijual atau dijadikan upah bagi yang menyembelih, akan tetapi bagi seorang tukang sembelih boleh menerima kulit serta daging qurban sebagai bagian haknya akan tetapi tidak boleh daging dan kulit tersebut dijadikan upah.

Sumber : Buya Yahya Fan Page
Amalan Sunnah Hari Raya Idul Adha
Idul Fitri dan Idul Adha datang sekali dalam satu tahun. Keduanya adalah hari besar Islam dengan fadhilah yang berbeda. Masing-masing memiliki keutamaannya sendiri dan juga memeiliki kesunnahan yang berbeda. 

Ibadah sunnah tahunan ini mempunyai ciri khas masing-masing, Hari Raya Idul Fitri misalnya ditengarai dengan saling bermaaf-maafan, berkunjung kesanak family dan para kerabat. Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang dikenal dengan Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji, karena pada hari itu kegiatan kurban dan ibadah haji dilaksanakan.

Sebagai ibadah tahunan, maka hendaknya kita laksanakan dengan sesempurna mungkin dengan menjalankan semua amalan-amalan sunnah pada hari tersebut dengan niat tulus dan mengharap pahala dari Allah SWT. Berikut kesunahan yang dianjurkan oleh para ulama’,

Pertama, Mengumandangkan takbir di Masjid-masjid, Mushalla dan rumah-rumah pada malam hari raya, dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada hari raya idul fitri dan sampai hari terakhir tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq. Karena pada malam tersebut kita dianjurkan untuk mengagungkan , memuliakan dan menghidupkannnya, anjuran ini sebagaimana terdapat dalam Kitab Raudlatut Thalibin

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

 Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

Sebagian fuqaha’ ada yang memberi keterangan tentang beribadah dimalam hari raya, yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib dan isya’ berjama’ah, sampai dengan melaksanakan shalat subuh berjama’ah.

Kedua, mandi untuk shalat Id sebelum berangkat ke masjid, hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh, dikarenakan tujuan dari mandi adalah membersihkan anggotan badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar, maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik. Berbeda jika mandinya setelah pertengahan malam maka kemungkinan bau badan akan kembali lagi, begitu juga kebugaran badan.

يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

Disunnahkan mandi untuk shalat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, atau pertengahan malam.

Kesunahan mandi adalah untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan akan berangkat melaksanakan shalat Id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’I sehingga tidak bisa melaksanakan shalat Id.

Ketiga, disunahkan memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari raya tersebut. Pada hakikatnya hal-hal tersebut boleh dilakukan kapan saja, ketika dalam kondisi yang memungkinkan, dan tidak harus menunggu datangnya hari raya, misalnya saja seminggu sekali saat hendak melaksanakan shalat jum’at. Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini,

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengn memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari jum’at, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.

Keempat, memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci jika memilikinya, jika tidak memilikinya maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci, akan tetapi sebagian ulama’ mengatakan bahwa yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.

Berkaitan dengan memakai pakaian putih, ini diperuntukkan bagi kaum laki-laki yang hendak mengikuti jama’ah shalat Id maupun yang tidak mengikutinya, semisal satpam atau seseorang yang bertugas menjaga keamanan lingkungan, anjurannya ini tidak terkhususkan bagi yang hendak berangkat shalat saja, melainkan kepada semuanya.

Sedangkan untuk kaum perempuan, maka cukuplah memakai pakaian yang sederhana atau pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, karena berdandan dan berpakaian secara berlebihan hukumnya makruh, begitu juga menggunakan wangi-wangian secara berlebihan. Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan,

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.

Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA,

كَانَ يلبس في العيد برد حبرة

Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman).

Kelima, ketika berjalan menuju ke masjid ataupun tempat shalat Id hendaklah ia berjalan kaki karena hal itu lebih utama, sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja ia berangkat dengan menggunakan kendaraan. Dikarenakan dengan berjalan kaki ia bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (Bersalam-salaman) sesama kaum muslimin. Sebagaimana sabda Nabi SAW riwayat dari Ibnu Umar,

كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id.

Selain itu dianjurkan juga berangkat lebih awal supaya mendapatkan shaf atau barisan depan, sembari menunggu shalat Id dilaksanakan ia bisa bertakbir secara bersama-sama di masjid dengan para jama’ah yang telah hadir. Imam Nawawi dalam Kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut,

السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة

Bagi yang hendak melaksanakan shalat Id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat Id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat.

Keenam, untuk Hari Raya Idul Adha disunnahkan makan setelah selesai melaksanakan shalat Id, berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan shalat Id. Pada masa Nabi SAW makanan tersebut berupa kurma yang jumlahnya ganjil, entah itu satu biji, tiga biji ataupun lima biji, karena makanan pokok orang arab adalah kurma. Jika di Indonesia makanan pokok adalah nasi, akan tetapi jika memiliki kurma maka hal itu lebih utama, jika tidak mendapatinya maka cukuplah dengan makan nasi atau sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu.

 عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali kerumah.

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA,

أَنَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا

Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.

Dengan demikian, anjuran makan pada hari raya Idul Adha adalah setelah selesai melaksanakan shalat Id, alanglah lebih baik jika ia makan kurma sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, akan tetapi jika tidak mendapati kurma, bolehnya ia makan dengan yang lain, misalnya nasi bagi rakyat Indonesia, disesuaikan dengan makanan pokok daerah tertentu.

Pen. Fuad H. Basya/Red. Ulil H.

Sumber : NU Online
Kurban Hari Raya Idul Adha
Akhirnya setelah sekian lama mendambakan dan tak kunjung mempunyai anak, permohonan Nabi Ibrahim agar dianugerahi anak dikabulkan oleh Tuhannya. Allah menganugerahi seorang anak yang sabar. Ketika di anak sudah cukup dewasa untuk membantu ayahnya bekerja, tiba-tiba sang ayah memberitahukan bahwa ada isyarat Tuhan untuk menyembelih si anak. “Bagaimana pendapatmu?” kata sang ayah. Dengan tenang, si anak menjawab, “Ayahku, laksanakan saja apa yang diperintahkan kepada ayah. Insyaallah ayah akan mendapatkan anakmu ini tabah.

Ketika bapak-bapak itu bertekad bulat berserah diri sepenuhnya untuk melaksanakan perintah Allah dan Nabi Ibrahim telah merebahkan anak kesayangannya itu di atas pelipisnya, ketika itu pula keduanya membuktikan kepatuhan dan kebaktian mereka. Dan, Allah pun mengganti si anak dengan kurban sembelihan berupa kambing yang besar.

Meskipun ritual kurban (dengan “u”) konon sudah dilakukan sejak putra-putra Nabi Adam, Habil dan Qabil, peristiwa yang dituturkan dalam kitab suci Al Qur’an itulah yang menjadi dasar persyaratan kurban setiap Idul Adha (Hari Raya Kurban).

Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya dan putranya ikhlas dijadikan kurban demi Tuhan mereka. Bagi Nabi Ibrahim dan putranya, Tuhan adalah nomor satu. Allah adalah segalanya. Siapa pun dan apa pun tidak ada artinya dihadapan-Nya. Demi dan untuk-Nya, apa pun ikhlas mereka korbankan; sampai pun anak atau nyawa sendiri. 

Inti Berkurban

Jadi inti makna kurban di Hari Raya Kurban memang berkorban. Namun, lihatlah, bahkan untuk sekedar mengorbankan hewan, banyak orang mampu yang masih “menawar-nawar” atau menitipkan kepentingan sendiri sebagai “kompensasi”

Apakah mereka ini mengira bahwa kurban (daging ternak) itu benar yang “dituntut” Tuhan sebagai bukti kecintaan dan kebaktian? Tidak. Sama sekali bukan daging-daging dan darah-darah hewan itu yang mencapai Allah, melainkan ketakwaan. Pengorbanan.
“Tidaklah darah dan daging hewan kurban itu sampai kepada Allah sebagai ketakwaanmu yang sampai kepada-Nya” (Al Qur’an22;37).
Pengorbanan tidak hanya menyembelih kurban. Pengorbanan adalah atau mestinya merupakan pantulan dari kecintaan dan kebaktian itu. Dari pengorbanan, bisa diukur seberapa dalam kecintaan dan seberapa agung kebaktian seseorang.

Kita bisa saja mengaku cinta atau mengabdi kepada pujaan kita. Kita bisa saja menyatakan hal yang mulia demi Tuhan, demi tanah air, demi rakyat, demi siapa atau apa pun yang kita cintai. Namun tanpa kesediaan kita berkorban untuknya, pernyataan itu tidak ada artinya. 

Bahkan ,jika kita menawar-nawar di dalam pengorbanan kita, kata “demi”-“demi” itu hanyalah omong kosong belaka. Dalam pengorbanan, tak ada perhitungan untuk rugi atau tuntutan kompensasi apapun. Dalam pengorbanan hanya ada ketulusan.

Hamba yang sungguh mencintai dan mengabdi kepada Allah seperti Nabi Ibrahim dan putranya, akan siap dan rela berkorban apa pun, yang paling berharga, atau yang remeh, termasuk ego dan kepentingan sendiri-bagi dan demi Tuhannya. Demi melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, hamba yang sungguh mencintai dan mengabdi Tuhannya siap dan rela mengalahkan egonya dan mengesampingkan kepentingan sendiri.

Apabila Tuhan, misalnya melarang perbuatan merusak, hamba yang sungguh mencintai dan mengabdi Tuhannya akan menghindari perbuatan perusak meski bertentangan dengan kehendaknya. Dia misalnya, tak akan melakukan perbuatan korupsi, tidak melakukan tindakan teror, tidak berurusan dengan narkoba, dan tindakan merusak lainnya, meski dirinya merasa berkepentingan untuk melakukan hal itu. 

Pemimpin berkorban

Warga negara yang sungguh mencintai dan mengabdi tanah arinya akan dengan sendirinya siap dan rela berkorban apa saja bagi dan demi tanah airnya, meski tidak pernah menyatakannya. Sebaliknya, mereka yang sering menyatakan cinta tanah air, tetapi tidak sudi mengorbankan sedikit waktu dan pikiran untuk kepentingan tanah airnya, jelas mereka pembohong besar.

Pemimpn yang selalu menyatakan diri sebagai abdi rakyat, tetapi tidak pernah rela berkorban meski sekedar waktu dan perhatian untuk rakyat, bahkan lebih sering mengorbankan rakyat, cepat atau lambat pasti akan ketahuan palsunya dan rakyat akan mencampakkannya.

Akhirnya, Idul Adha atau Hari Raya Kurban juga sering disebut Lebaran Haji. Pada Saat itu memang kaum Muslimin yang mampu sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.

Satu satunya ibadah dan rukun Islam yang di negeri ini ditangani secara “serius” oleh pemerintah. Ibadah ini pun memerlukan pengorbanan yang tidak kecil. Masih di Tanah air, jemaah calon haji sudah harus mengorbankan waktu, harta, tenaga, pikiran sering kali juga  perasaan.

Dalam ritual haji, kaum Muslimin diingatkan dengan peragaan diri tentang kehambaan, kesetaraan, dan kefanaan manusia; bahkan tentang hari kemudian. Dengan demikian, jika itu semua dihayati, akan atau semestinya dapat menguban sikap dan perilaku mereka. Konon salah satu tanda haji mabrur, yang pahalanya tiada lain: surga, ialah merubahan sikap perilaku. 

Yang sebelum haji malas beribadah, misalnya, sesudahnya menjadi rajin. Sebelumnya sangat, sesudahnya santun. Sebelumnya korup, sesudahnya jujur. Demikian seterusnya. Bukan yang sebelum dan sesudah haji tetap saja sikap perilakunya atau malahan lebih buruk lagi.

Wallahualam. Selamat Hari Raya Kurban, Selamat Lebaran Haji

Penulis  : Oleh A Mustofa Bisri (Wakil Rais Aam PBNU)
Sumber : www.nu.or.id
Logo NU Online
IPNU Trenggalek- Situs resmi Nahdlatul Ulama atau NU Online mengadakan aneka lomba cipta kata dengan kategori pantun berbahasa Indonesia dan cerita sangat pendek atau fiksimini. Selain itu, juga lomba cipta foto.

Perlombaan tersebut dilaksanakan melalui jejaring sosial Twitter dan Facebook, “NU Online mengajak pengguna jejaring sosial untuk berpartisipasi dalam lomba itu,” kata Savic Ali, Pemred NU Online, di kantor redaksi, Kamis, (10/9).  

Lomba ini, tambah Savic, dalam rangka menyambut lebaran Idul Adha, “Kami ingin mengisi momentum Lebaran Qurban ini dengan kreativitas,” katanya. 

Perlombaan dimulai hari ini dengan ketentuan sebagai berikut:

Ketentuan Umum
  1. Peserta tidak dipungut biaya.
  2. Peserta wajib mem-follow akun twitter NU Online (@nu_online) dan me-like fanpage Situs Resmi. Nahdlatul Ulama-NU Online (www.facebook.com/situsresminu).
  3. Karya yang diikutlombakan hasil karya sendiri.
  4. Peserta diperbolehkan mengikuti 3 kategori lomba sekaligus.
  5. Peserta hanya diperkenankan mengirim satu karya terbaik untuk masing-masing kategori lomba.
  6. Karya tidak mengandung unsur pornografi dan pelecehan SARA.
  7. Hak cipta karya melekat pada pengirim, NU  Online berhak mempublikasikannya.

Ketentuan Khusus
Fiksimini
  1. Tema tulisan seputar perayaan Idul Adha (haji, qurban atau yang berkaitan)
  2. Tulisan maksimal 200 kata
  3. Gaya penulisan populer dengan Ejaan Yang Disempurnakan 
  4. Karya dikirim ke dinding kronologi fanpage Situs Resmi Nahdlatul Ulama-NU Online (www.facebook.com/situsresminu) dengan format posting: FIKSIMINI(spasi)#NUberkorban(spasi)judul

Pantun
  1. Pantun berbahasa Indonesia dengan tema “Idul Adha” (qurban, shalat id, haji, atau  lainnya yang berkaitan)
  2. Materi pantun hanya diperkenankan maksimal 2 tweet. Tweet pertama berupa sampiran; tweet kedua berupa isi.
  3. Pantun diposting di akun twitter pribadi (bukan akun lembaga atau komunitas) dengan format: sampiran/isi(spasi)#NUberkorban(spasi)@nu_online

Foto 
  1. Objek foto menyesuaikan tema “Idul Adha” (haji, qurban, Shalat Id, atau yang berkaitan)
  2. Foto bisa diambil oleh alat pengambil gambar jenis apa saja
  3. Dilarang  mengirimkan foto berupa kombinasi lebih dari satu foto (composite dan montage) dan menghilangkan/mengubah elemen-elemen dalam satu foto.
  4. Karya diposting di akun twitter pribadi (bukan akun lembaga atau komunitas) dengan format: FOTO(spasi)#NUberkorban(spasi)judul(spasi)@nu_online

Jadwal 
  1. Lomba fiksimini dibuka mulai tanggal 10 Oktober 2013 ditutup tanggal 15 Oktober 2013 pukul 24.00 WIB. Pemenang lomba fiksimini diumumkan tanggal 16 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB
  2. Lomba pantun dimulai tanggal 13 Oktober 2013, ditutup tanggal 15 Oktober 2013 pukul 24.00 WIB. Pemenang lomba pantun diumumkan tanggal 16 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB
  3. Lomba foto dimulai tanggal 15 Oktober 2013 dan ditutup tanggal 18 Oktober 2013 pukul 24.00 WIB.Pemenang lomba foto diumumkan tanggal 19 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB

Hadiah
Tiap kategori lomba akan dipilih 3 pemenang dengan ketentuan hadiah sebagai berikut:
  1. Juara I : pulsa 200.000 (untuk semua operator) + buku + majalah sastra + jaket NU Online
  2. Juara II : pulsa 170.000 (untuk semua operator) + buku + majalah sastra + jaket NU Online
  3. Juara III : pulsa 150.000 (untuk semua operator) + buku + majalah sastra + jaket NU Online
Keterangan lebih detail silahkan kunjungi laman resmi NU Online.