Panduan Meraih Ilmu yang Barokah


Ta`limul Muta`allim Panduan Meraih Ilmu yang Barokah
IPNU Trenggalek - Kitab Ta`limul Muta`llim merupakan kitab klasik yang banyak dipelajari dan dikaji di sebagian besar pesantren yang ada di tanah air Indonesia ini. Kitab karangan Syaikh Zarnuji ini memuat beberapa pembahasan yang dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Tentang hakikat ilmu, fiqh dan keutamaan fiqh
  2. Niat di dalam mencari ilmu
  3. Tatacara memilih ilmu, guru dan teman
  4. Pengagungan terhadap ilmu dan pemiliknya
  5. Pentingnya serius, konsisten dan adanya cita-cita
  6. Permulaan mengaji, ukuran dan susunannya
  7. Tawakkal
  8. Waktu mencari ilmu
  9. Pentingnya kasih sayang dan nasehat
  10. Istifadah
  11. Wara`
  12. Penyebab cepat dan lambatnya hafalan
  13. Pendorong rezeki

Itulah isi kitab Ta`limul Muta`allim yang mudah untuk dibaca tapi sulit ketika akan diterapkan. Untuk menjelaskan seluruh isi Ta`limul Muta`allim dalam tulisan ini rasanya sulit sekali. Oleh karena ini penulis hanya ingin menyampaikan beberapa hal yang dianggap penting.

Pertama, niat

Nabi bersabda, Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya.

Niat mempunyai peranan penting di dalam setiap langkah kita. Niat yang baik akan membawa manusia menuju kebaikan, sebaliknya niat jelek akan membawa manusia menuju kejelekan. Saking pentingnya niat, seseorang yang berniat untuk melakukan kebaikan, akan tetapi tidak dapat melakukannya, maka orang tersebut niat baiknya dihargai dengan satu pahala kebaikan. Jika melakukannya maka akan diberi pahala sepuluh sampai tujuh ratus hingga berlipat-lipat.

Niat sangat penting bagi orang yang sedang mencari ilmu. Dalam kitab Ta`limul Muta`allim niat mencari ilmu adalah untuk mencari ridlo Allah, menghilangkan kebodohan dari diri sendiri dengan cara belajar, menghilangkan kebodohan orang lain dengan cara mengajar, menghidupkan agama, melestarikan agama islam, syukur atas nikmat akal dan  sehatnya tubuh.

Kedua, memilih ilmu, guru dan teman

Ilmu yang paling baik dan sangat dibutuhkan dalam urusan agama itu sangat tepat untuk dipilih. Ada tiga ilmu yang harus kita ketahui, ilmu fiqh, tauhid dan akhlak. Ilmu-ilmu yang lain juga penting kita ketahui. Semua ilmu itu dari Allah. Tidak ada pembagian ilmu menjadi ilmu islam dan ilmu umum. Semua ilmu itu baik tergantung bagaimana cara menggunakannya. Ilmu biologi, kimia dan fisika misalnya itu ada penjelasannya di dalam al-Quran. Al-Quran menjelaskan proses kehidupan manusia mulai sejak mani sampai menjadi manusia sempurna. Al-Quran juga menjelaskan bahwa air tawar tidak akan pernah bercampur dengan air laut. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan sains, salah satunya bisa kita lihat dari video-video sains buah karya Harun Yahya.

Pilihlah ilmu yang sesuai dengan minat dan talenta kita dengan tetap harus berpegang terhadap aturan-aturan agama. Cendikiawan-cendikiawan muslim, tidak hanya ahli dibidang al-Quran dan hadist, akan tetapi ada yang ahli kimia, ahli kedokteran, ahli geometri, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan ilmu ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu cerdas, semangat untuk memperoleh ilmu, sabar, ada bekal, petunjuk guru dan waktu yang lama.

Selanjutnya cara memilih guru versi kitab Ta`limul Muta`allim adalah yang lebih `alim, lebih wara (berhati-hati terhadap hal-hal yang diharamkan) dan lebih tua umurnya. Barangkali tujuannya adalah agar ilmu yang ingin kita peroleh bisa tercapai. Ketika kita salah memilih guru, tentunya akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik. Dan seorang guru harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap muridnya.

Selain memilih guru yang tepat, kita juga harus memilih teman yang tepat. Menurut kitab Ta`lim, kita harus memilih teman yang sungguh-sungguh, wara`, memiliki karakter yang baik, tidak malas, tidak pengangguran, tidak banyak bicara, bukan tukang rusak dan ahli fitnah. Teman banyak berpengaruh terhadap karakter dan gaya hidup kita. Ada orang yang sangat anti terhadap maksiat akan tetapi karena sering berkumpul dengan ahli maksiat, maka perlahan-lahan orang tersebut bisa terjerumus ke dalam maksiat. Ini banyak ditemukan di dunia nyata, karena alasan tak enak sendiri, seseorang rela mengikuti prilaku temannya walaupun jelek. Teman bisa membawa kita terjerumus ke jurang kejelekan. Oleh karena itu hati-hatilah memilih teman. Teman yag baik akan membawa kita kepada kebaikan.

Ketiga, Pengagungan terhadap ilmu dan pemiliknya

Jika ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat, maka hormatilah ilmu dan guru. Menghormat mempunyai kedudukan yang sangat penting. Orang bisa kufur bukan karena maksiat, akan tetapi orang bisa kufur karena meninggalkan rasa hormat. Orang bisa kufur gara-gara meremehkan al-Quran dan menghina nabi.
Menghormat guru itu sangat penting. Saking pentingnya Sayyidina Ali berkata ; Aku adalah bukdaknya seseorang yang mengajariku satu huruf, berhak menjual, memerdekakan atau menjadikanku budak. Sungguh mengagumkan sekali sikap Sayyidina Ali ini, yang sangat menghargai terhadap gurunya, meskipun hanya mengajari satu huruf. Tentunya sikap beliau perlu kita tiru. Jangan pernah menyakiti hati guru, melawan dan membuatnya sedih.

Keempat, Pentingnya serius, konsisten dan adanya cita-cita

Man jadda wajada, wa man zaro`a hasoda, barang siapa bersungguh-sungguh maka akan berhasil dan barang siapa menanam, maka akan memanen. Kata-kata itu sering kita dengar dan bisa menjadi motivasi bagi kita untuk selalu serius untuk belajar, mengaji dan mengkaji.

Di dalam proses belajar mengajar ada beberapa orang yang harus serius dan besungguh-sungguh. Yaitu pelajar, pengajar, orang tua. Orang tua penting untuk serius karena beliaulah yang akan membiayai anaknya yang sedang mencari ilmu. Dengan adanya semangat dari orang tua, maka proses belajar mengajar akan semakin lancar.

Jangan sedih apabila diantara kita adalah anak seorang petani, peternak ataupun hanya anak seorang yang miskin. Kesuksesan adalah milik kita semua. Jika kita sebagai pelajar serius, gurunya serius dan orang tuanya serius, insya Allah kita bisa sukses.

Konsisten juga sangat penting bagi para pencari ilmu. Amal yang konsisten dilakukan itu lebih baik bagi pelakunya.

Kemudian cita-cita itu juga harus ada pada setiap muslim. Jangan takut terhadap jarak antara mimpi kita dan kenyataan yang sedang kita hadapi. Bercita-citalah setinggi-tingginya. Tentunya disertai dengan usaha keras, do`a dan tawakkal.

Kelima, Waktu Mencari ilmu

Mencari ilmu itu sejak dari ayunan ibu sampai liang lahad. Selama nafas masih ada, maka waktu mencari ilmu masih ada pula. Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk mencari ilmu. Ada sebuah ungkapan “Belajar pada masa muda bagaikan mengukir di atas batu dan belajar di masa tua bagaikan mengukir di atas air. Ilmu yang diperoleh waktu kecil biasanya masih tetap menempel dipikiran kita, pada masa itu pula ilmu cepat masuk. Sedangkan pada masa tua untuk memahami ilmu memerlukan perjuangan keras.
Waktu yang tepat untuk memperoleh ilmu versi kitab Ta`limul Mutaallim adalah masa muda, waktu sahur serta  waktu diantara maghrib dan isya`.

Keenam, Penyebab cepat dan lambatnya hafalan

Faktor penting yang membuat kita cepat hafal adalah  bersungguh-sungguh, konsisten, sedikit makan, sholat malam dan membaca al-Quran.

Kita sebaiknya jangan hanya berorientasi untuk menghafal saja tapi lebih dari itu kita berusaha untuk memahami apa yang kita hafal.

Itulah beberapa hal yang dapat penulis sampaikan. Mayoritas tulisan ini diambil dari kitab ta`limul Mutaallim dan sebagian kecil adalah tambahan penulis sendiri. Semoga bermanfaat.

Oleh : Ahmad Muzakki, Bondowoso Jawa Timur
Sumber : Cyberdakwah.com