IPNU Trenggalek - Kemarin Sore, ahad 09 Maret 2014 PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Trenggalek menggelar kegiatan bertajuk "Get Smart By Fun" di masjid agung Baiturohman Trenggalek. Acara ini digelar dalam rangka Harlah IPNU ke 60 dan IPPNU ke 59.

Selepas Dzuhur rekan-rekanita diajak berbincang tentang aswaja, IPNU, serta IPPNU sampai jamaah sholat ashar didirikan di Masjid Agung Baiturrohman Kabupaten Trenggalek.

Selepas sholat ashar berjamaah sekitar pkl. 15.00 wib peserta digiring ke alun-alun kota untuk diajak outbound bersama didampingi oleh rekan Moh. Bangkit Abdulrohman dan rekan sodikin dari PC IPNU Trenggalek.

Rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan dengan MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) bulan depan. Namun sebelum itu agenda terdekat yang segera akan dilaksanakn oleh PAC IPNU-IPPNU kec. Trenggalek adalah menggelar "Istighotash Pelajar" menyambut Ujian Sekolah dan Ujian Nasional 2014 akhir maret ini.

Acara ini kemudian ditutup dengan makan tumpeng harlah bersama-sama oleh panitia dan peserta dilokasi yang sama.
Petisi Pelajar Putri NU 2014

Jakarta - Sedikitnya 55 kader IPPNU mengakhiri Konbes dengan pendeklarasian Petisi Pelajar Putri NU 2014 di Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (2/3) siang. Pembacaan bersama petisi itu dipandu empat rekanita yang mewakili pelajar putri NU dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Deklarasi petisi ini dinyatakan oleh sedikitnya 55 peserta Konbes IPPNU 2014, beberapa mantan Ketua Umum PP IPPNU, delegasi Kemenakertrans Abdul Wahid Maktub, dan 90 santriwati pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur.

Petisi itu berisi empat poin sikap IPPNU atas semakin terpuruknya kualitas kepemimpinan di Indonesia di samping lemahnya penegakkan hukum, buruknya integritas pemimpin, dan juga korupsi yang menjamur. 

Mereka sebagai pelajar putri NU menyatakan pertama, hanya akan memilih pemimpin yang amanah, tegas, antikolusi, korupsi, dan nepotisme.

Kedua, mereka sebagai bagian dari pemilih pemula akan berpartisipasi secara aktif dalam Pemilu 2014 dan menolak golput. Ketiga, mereka meminta pemerintah untuk lebih aktif menyosialisasikan pendidikan politik untuk seluruh pelajar Indonesia.

Keempat, mereka mengajak seluruh pelajar Indonesia untuk mengawal penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, dan damai.

“Saya bangga dengan seluruh pengurus harian wilayah IPPNU peserta Konbes sekalian. Petisi yang dihasilkan Konbes IPPNU ini sangat penting. Selamat jalan menuju kediaman masing-masing. Sebarkan petisi ini ke seluruh pelajar di pelosok negeri di Indonesia,” kata Ketua Umum PP IPPNU Farida Farichah, Ahad (2/3).

Deklarasi ini ditutup dengan penandatangan bersama seluruh peserta Konbes IPPNU 2014, tamu undangan yang hadir, dan puluhan santriwati pesantren Al-Hamid. (Alhafiz K)
Konbes IPPNU 2014
Jakarta - Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Ida Fauziah meminta semua pihak untuk mewaspadai bibit paham radikal di kalangan pelajar. Penyebaran paham ini yang biasasnya melalui rohis di sekolah tidak boleh disepelekan. Pasalnya, penanaman ajaran ini lebih efektif untuk gerakan jangka panjang.

Gerakan pemikiran radikalisme atas nama agama, cukup berhasil mengingat doktrin itu diterima pelajar yang masih polos dan tidak kritis. Mereka yang haus pendidikan agama, akan dengan mudah menerimanya. Ajaran ini, menurut Ida Fauziyah, akan menancap betul.

“Ketika ini dibiarkan, tidak perlu heran kalau pelajar kita suatu waktu masuk dalam jaringan teroris level nasional maupun internasional,” kata Hj Ida yang menjadi narasumber seminar bertajuk “Pembentukan Karakter Dasar dan Aksi Radikalisme Pelajar”, Sabtu (1/3) malam.

Pelajar dengan doktrin seperti itu, sambung Ida, sudah fasih menilai orang lain menganut liberalisme, melakukan bid’ah, atau pembelaan NU untuk kelompok minoritas dan terpinggir sebagai sesuatu yang salah.

Ida memperlihatkan kembali pelaku bom di sejumlah tempat ibadah, hiburan, maupun hotel besar. Pelaku itu semua umumnya berusia belasan.

“Sampai di sini mengatasi masalah tidak mudah. Karena, anak-anak ibarat orang haus berjalan di padang pasir. Ketika ada orang menyediakan air, mereka akan meminumnya dengan puas,” tegasnya di hadapan peserta Konbes IPPNU 2014 di Gedung PP PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur.

Sebagai gerakan pemikiran, mereka membutuhkan generasi. Rohis itu menjadi pintu masuk yang formal. Sedangkan pintu nonformalnya dilewati oleh banjirnya tulisan dan gambar dengan semangat radikal.

“Karenanya, sistem di internet tampak menyediakan lebih banyak konten radikalisme agama sebab mereka bergerak sangat massif,” tandas Ida Fauziyah. (Alhafiz K)
Konbes IPPNU 2014
Jakarta - Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa meminta peserta Konbes IPPNU 2014 untuk membahas poin penting kaderisasi dalam sidang dan rapat lanjutan. Karena, kualitas kaderisasi pelajar NU masa kini, menurutnya, akan sangat menentukan warna kepemimpinan Indonesia di masa depan.

Dalam forum nasional ini, Ali Masykur yang lazim disapa Cak Ali mengatakan, mengubah wajah Indonesia tidak lain dengan pendidikan politik yang dirintis dalam pelatihan-pelatihan kepemimpinan.

“Perlu rumusan matang kaderisasi untuk melahirkan sistem kepemimpinan berkarakter dan memiliki makna,” lanjut Cak Ali di Gedung PP PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (28/2) petang.

Cak Ali menyebutkan karakter sebagai pilar pokok kepemimpinan. Ia menyatakan keprihatinannya ketika karakter remaja mengalami erosi seperti turunnya rasa empati di kalangan mereka. Mereka misalnya tidak lagi menaruh rasa hormat ketika ada jenazah lewat.

Sementara di lain sisi, kalangan remaja cenderung menjadikan selebritis sebagai panutan. “Di sinilah tantangan bagi IPPNU dan IPNU,” tandas Cak Ali di hadapan utusan belasan pimpinan wilayah IPPNU se-Indonesia. (Alhafiz K)

Sumber : NU Online
PBNU : Tugas IPPNU mengenal aswaja dan setia pada NKRI
WK Umum PBNU H. Asad Said Ali
Jakarta - Wakil Ketua Umum PBNU H Asad Said Ali menyampaikan ceramah kepemimpinan saat pembukaan Konferensi Besar IPPNU 2014, Jumat (28/2) siang. Di hadapan sedikitnya 200 peserta, ia menyebutkan lebih terang sifat-sifat kepemimpinan sungguhan.

Kepemimpinan, menurutnya, harus dijiwai oleh semangat kejujuran, keadilan, istiqamah, dan amanah. Karena ia bukan sekadar gerakan lahir sebuah sistem dan struktur. Lebih dari itu, kepemimpinan merupakan proyek jangka panjang dalam membangun fondasi-fondasi kemaslahatan.

Dalam pada itu, sejauhmana pemimpin mengintegrasikan nilai-nilai di atas sangat menentukan warna kepemimpinan.

Berkaitan dengan pelajar putri NU, H Asad mengatakan, “Tugas IPPNU sekurangnya dua, yaitu mengenal aswaja dan setia pada NKRI.

Dua hal itu bisa diterjemahkan bahwa kita sebagai warga negara harus tetap mengenal agama, tetapi juga di dalam rangka patuh bernegara, tandas H Asad di area Konbes IPPNU 2014 di Gedung PP PON Kemenpora Cibubur, Jakarta Timur.

Sedangkan seorang delegasi Kemenpora Hamka Hamdan mengatakan, IPPNU terbilang organisasi yang tertib. Karenanya, “Kemenpora beberapa bulan lalu menempatkan organisasi ini pada peringkat kedua OKP terbaik.”

Tampak hadir dalam pembukaan Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa dan Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam. (Alhafiz K)

Sumber : NU Online