Oleh : Atik Lum’atul Hauro’

Ramadhan telah berlalu bahkan bulan syawalpun sudah beranjak di penghujung waktu. Sebagai seorang mukmin seharusnyalah merenung dan berfikir, Sudahkah kemarin kita benar-benar memuliakan bulan Ramadhan? Sudahkah kemarin kita benar-benar bahagia dengan datangnya ramadhan? Ataukah cuman euforia menyambut hari raya yang dikatakan sebagai hari kemenangan? Sudahkan kemarin kita menyibukkan diri mengumpulkan pundi-pundi amal selagi kita tahu Ramadhan adalah ladang pahala? Ataukah kita Cuma menyibukkan diri mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi menyambut hari raya? Sudahkah kita berfikir andai tahun depan kita tidak mampu berjumpa kembali dengan Bulan Ramadhan mulia? Padahal banyak kesempatan yang telah kita sia-siakan demi urusan dunia. Apakah kita berhasil mendidik jiwa kita dan menundukkan nafsu kita? Apakah kita telah bersungguh-sungguh menghiba kepada Aloh mengharap Rohmat MaghfirohNya? Atau kita cuma sekedar terjebak dalam seremonial kegiatan yang biasa dilakukan untuk menyemarakkan ramadhan saja?
Ketika masuk bulan ramadhan kita berkata tujuan dari puasa Ramadhan adalah untuk menjadikan seseorang menjadi golongan Tattaquun (Golongan orang-orang yang bertaqwa). Namun kita lupa bahwasannya implementasi dari ketaqwaan adalah pasca Ramadhan. Ibarat Ramadhan adalah madrasah taqwa, Nilai ketaqwaan akan terus berpedar nyata walau Romadhan telah berlalu. Ramadhan adalah proses pembelajaran spiritual untuk menyongsong waktu dan umur yang tersisa menuju kondisi yang semakin membaik. Seperti sebuah kain tenun yang indah, waktu Ramahan kita menenun memintal yang akhirnya menjadi kain yang elok berkilau jangan sampai kemudian kita merusak hasil tenunan kita,  seharusnyalah hasil tenunan tersebut kita jadikan baju yang indah yang kita kita pakai selama-lamanya.
Ketika Ramadhan dengan penuh semangat melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lain dengan ikhlas, gembira dan penuh harap terhadap rahmat Alloh, maka seharusnyalah kita tidak merusak ibadah kita pasca Ramadhan. Kalau hal ini dilakukakn tentu penyesalan dan kesia-siaanlah yang akan didapatkan. Alloh berfirman dalam surat An Nahl ayat 92 yang artinya : “dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.....”
Kini kita merenung, di penghujung bulan syawal ini betapa ternyata kita belummampu menjaga kain yang kita tenun dengan susah panyah pada bulan Ramadhan, betapa banyak kesia-siaan yang sudah kita lakukan di hari kemenangan. Dalam menyambut idul Fitri yang seharusnya kembali Fitrah, namun banyak sekali perbutan sia-sia yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat kita lakukan seperti yang banyak kita lihat bagai mana orang membelanjakan hartanya secara berlabih-lebihan, melakukan pesta-pesta bahkan pesta majusi seperti pesta kembang api pun sangat diburu dan dinanti. Dengan ringannya uang beratus ratus ribu bahkan berjuta juta digunakan untuk belanja kembang api, padahal kalau uang segitu dipakai untuk hal yang bermanfaat betapa sudah memberi nilai dunia akhirat yang takterukur.

Di kota kecil seperti kota Trenggalek ini saja, orang berani mengeluarkan uang diatas 10 juta rupian untuk pesta 1 jam kembang api. Orang tua rela mengeluarkan ratusan ribu rupiah demi menuruti anaknya untuk membeli kembang api. Entah kapan dan dari mana kebiasaan tersebut bermula.
Syeh Musthafa Al-Ghalayain dalam kitabnya Idhotun Nasyi’in Bab At Taraf (Kemewahan/pemborosan) menjelaskan kemewahan, apabila telah mendapat jalan yang leluasa menuju jiwa umat , maka hanyalah akan merusak umat. Orang yang suka kemewahan enggan berpikir ataupun melakukan sesuatu untuk kamajuan. Selanjutnya beliau juga menjelaskan Orang yang suka kemewahan apabila diminta untuk meringankan penderitaan orang lain, mengeringkan air mata para fakir, sulit sekali untuk melaksanakan. Namun apabila dimintai sumbangan untuk pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan agama dan akal sehat maka mereka akan berlomba-lomba untuk memenuhi ajakan tersebut. Saking semangat dan cepatnya ibarat anak panah yang melesat dari busurnya.
Foya-foya dan kemewahan adalah ibarat virus yang menyerang langsung pada sistem saraf pusat peradapan manusia. Merusak peradapan, nilai-nilai kemanusiaan, nilai kesetiakawanan, kepekaan sosial dan bahkan nilai ketaqwaan.
Hal ini sejalan dengan hadits Rosululloh SAW yang artinya : “Diriwayatkan dari Mughiroh Ibn Syu’bah r.a Sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda, sesungguhnya Alloh mengharakan bagi kalian semua sikap berani kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menginginkan perkara yang bukan haknya. Dan Alloh membenci Orang yang membicarakan sesuatu tanpa dasar, banyak bertanya dan mensia-siakan harta.
Dalam hadits diatas jelas dijelaskan Alloh membenci orang yang mensia-siakan harta. Mensia-siakan hartadisini dapat diartikan menafkahkan harta pada jalan yang tidak diizinkan oleh Syari’at.
Kini.. kita tidak tahu apakah puasa, sujud, sholat kita diterima oleh Alloh SWT. Dan kita hanya mampu berharap dan berdoa karena semuanya adalah hak prerogatif dari Alloh SWT. Sebagaimana firmanNya dalam surat al qoshosh ayat 67-68 yang artinya
“67. Adapun orang-orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang sholih, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung. 68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Alloh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia) ".
Dan tentunya kita juga berharap kita mampu menjaga kain indah yang kita tenun selama Ramadhan dan mengenakannya selama-lamanya.

Trend Nikah Dini, Berkah Atau Musibah?
Oleh : Uliyatun Ni’mah
Pernah suatu hari seorang teman datang kepada saya, bercerita dengan malu-malu. "Mbak, apa aku ini sudah pantas menikah? Masak iya 17 tahun udah gendong anak. Nanti kalau hamil rasanya gimana mbak ya? Kan aku masih kecil begini. Apa aku tolak perjodohannya saja mbak? Tapi habis lulus SMP kan aku ndak nerusin, mau ngapain lagi kalau ndak nikah?!" yang akhirnya cerita lebarnya hanya saya jawab dengan helaan nafas panjang ditambah seulas senyum plus tepukan halus di punggung kecilnya.

Ilustrasi yang serupa dengan kejadian tersebut diatas tentunya tidak akan selesai dengan jawaban seperti yang saya terapkan. Tidak tau kenapa, akhir-akhir ini begitu banyak remaja yang ngebet nikah pasca lulus SMA/SMP, bahkan masih ada juga yang baru lulus SD, meskipun sudah jarang. Pernikahan dini seperti itu sudah sangat lumrah terjadi di beberapa daerah, khususnya pedesaan. Ada ketakutan tersendiri bagi orangtua apabila anaknya tidak segera menikah. Berawal dari issue demikian, akhirnya saya menjadi biasa pula dengan pernyataan seolah-olah para gadis itu 'enggan' menikah. Tetapi, dalam hati kecil saya terus bertanya-tanya "Sampai kapan para Kartini muda itu menjadi penerus mindset kuno orangtua mereka?" atau memikirkan "Bagaimana caranya menghentikan, setidaknya mengurangi semua ini?"

Berbicara mengenai pernikahan, memang terdengar sangat membahagiakan. Bersatu padu dalam ikatan yang halal dan sah dengan segala paket keberkahannya. Istilahnya menggenapkan setengah dien(agama) melalui salah satu sunnah Rasulullah SAW. Mengutip isi Undang-Undang Tentang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pada Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.

Berfokus pada pernikahan dini, didalam Undang-Undang tersebut telah dikemukakan batas minimal usia pengantin adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Sedangkan dalam buku Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa usia ideal menikah adalah pada umur 20 bagi perempuan dan umur 25 bagi laki-laki. Pendewasaan Usia Perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yang dimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya. (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi , 2010)

Lantas, bagaimana efek pernikahan dini?
Jika ditinjau dari segi adat dan sosial budaya, tentu saja pernikahan (baik dini maupun ideal) jauh lebih baik dari pada hanya sekedar pacaran ataupun kumpul kebo. Kalau sudah menikah, mau dibawa kemanapun halal kan? Toh, dalam agama Islam juga ada himbauan untuk menyegerakan menikah.

Dari segi umur, ini berhubungan dengan fisik, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pada umur 17 tahun, sebenarnya remaja sudah cukup dewasa, dalam artian sudah dapat bereproduksi dengan baik. Dan menurut orangtua, menikah dan memiliki anak di usia muda tentu menguntungkan. Bagaimana tidak, bisa saja nanti saat menggendong cucu, mereka masih segar bugar karena usianya memang masih muda. Menengok kembali UU Perkawinan yang diluncurkan pada tahun 1974 lalu, saat itu bagi pemerintah dan masyarakat remaja berumur 17 tahun sangatlah ideal untuk menikah. Tetapi kembali pada ungkapan bahwa kedewasaan bukanlah sesuatu yang dapat dinilai dari usia seseorang. Apalagi dengan perkembangan teknologi masa kini yang cenderung membuat remaja menjadi dewasa sebelum waktunya, sangat mengkhawatirkan. Masih ada kok, pasangan yang belum tahu cara mengetahui masa suburnya. Ada yang maunya nikah dulu, punya anak belakangan, tapi akhirnya kebobolan karena salah perkiraan masa subur. Begitupun pada penggunaan alat kontrasepsi, para pasangan muda tidak dapat menentukan alat yang cocok karena keterbatasan pengetahuan pra-nikah.

Dari segi ekonomi dan pendidikan, seharusnya remaja berumur antara 15-25 tahun masih berkesempatan belajar dan meniti karir agar nantinya mendapatkan ekonomi yang mumpuni, dan masih termasuk dalam usia produktif. Ada anggapan bahwa menikah dini bisa saja menghalangi atau bahkan memutus jenjang pendidikan dan karir seseorang. Pernyataan tersebut memang ada benarnya. Bisa bayangkan bagaimana pasangan lulusan SMP menjamin hidup keluarganya apabila tidak mendapat supplay dari orangtua mereka?

Sedangkan apabila dilihat dari aspek psikologis, remaja yang menikah pada usia dini cenderung belum bisa mengontrol emosi dengan baik, baik itu kepada pasangan, anak, maupun lingkungan sosial. Sikap remaja yang masih labil ini menyebabkan pasangan yang menikah dini memiliki resiko bercerai yang lebih tinggi. Berkaitan dengan perkawinan, maka pada periode ambang masa dewasa, individu dianggap telah siap menghadapi suatu perkawinan dan kegiatan-kegiatan pokok yang bersangkutan dengan kehidupan berkeluarga. Pada masa tersebut, seseorang diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/isteri, orangtua dan pencari nafkah (Hurlock, 1993). Namun demikian, kestabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, boleh dibilang baru berhenti pada usia 19 tahun dan pada usia 20-24 tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa.

Fakta yang terjadi di lapangan, merujuk pada hasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawin pertama berada pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah usia 20 tahun. Lebih lanjut data SDKI 2007 menunjukkan bahwa angka kehamilan dan kelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%. Angka ini turun dibandingkan kondisi pada SDKI 2002-2003 yaitu 10,2%. (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi , 2010)

Nah loh? Kalau sudah begini, sebagai masyarakat, kita harus bagaimana?
Kita semua tahu, bahwa dunia remaja benar-benar menjadi fenomena yang patut diperbincangkan dengan serius. Mereka yang buru-buru menikah belum tentu karena kehendak mereka sendiri, karena seperti yang disebutkan diatas, orangtua seringkali ikut andil dengan menguber atau bahkan memaksa anaknya menikah melalui perjodohan. Sedangkan kita juga tidak bisa menghakimi mereka yang sedang menunda nikah, menunda kehamilan, maupun yang belum diamanahi jodoh dan keturunan oleh Allah SWT. Semua yang terjadi pada mereka tentu bukan tanpa alasan.

Terlepas dari apapun yang sudah terjadi, sebagai masyarakat kita perlu memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pernikahan. Dampak baik buruknya pernikahan dini, demi terciptanya masyarakat yang peka terhadap segala kemungkinan yang timbul, termasuk kasus pelecehan seksual yang belakangan ini semakin merajalela. Mereka yang sudah terlanjur menikah dini bukanlah yang patut kita cibir ataupun cemooh. Sebaliknya, kita perlu mendampingi dan terus mensupport mereka demi terciptanya keluarga ideal yang harmonis. Pernikahan adalah suatu ikatan suci yang sudah seharusnya menjadi cita-cita setiap makhluk hidup, sebagai cara bereproduksi agar dapat melanjutkan keturunan serta merupakan langkah awal membentuk suatu keluarga dengan tujuan dan fungsi membentuk individu yang berkualitas serta kedepannya dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama.

Ketua PIK R SYIR@H
Lembaga Konseling Pelajar
PC IPPNU Trenggalek

Jemari-Trenggalek
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Gandusari mengadakan Pondok Ramadhan di SMP Islam Gandusari. 9 Juni 2016 sampai 11 Juni 2016. Dengan jumlah peserta 350 siswa. Yang terdiri dari kelas satu dan kelas dua.

"Dalam mengisi kegiatan di bulan ramadhan ini pimpinan anak cabang IPNU IPPNU Gandusari mengadakan beberapa kegiatan diantaranya. 
1. Pondok ramadhan yg di adakan di smp islam gandusari.
2. Syafari ramadhan kepada para pembina IPNU IPPNU dan para sesepuh NU se Kec gandusari.
3. Khotmil Al-Qur'an serentak, dengan metode mengaji sendiri sendiri di rumah atau masjid tiap tiap ranting diusahakan untuk mengkhatamkan sekali" Ujar Abidin Fauzi sebagai Ketua PAC IPNU Gandusari.

Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk  memperkuat iman dan taqwa serta menambah wawasan keilmuan serta wawasan perjuangan.
juga menguatkan sistem kaderisasi di internal PAC Gandusari serta mempererat tali silaturrohmi dengan para pembina IPNU IPPNU dan para sesepuh NU, serta  menjaga kekompakan di internal kami.
PAC IPNU IPPNU Gandusari tidak muluk2 dalam mngadakan kgiatan di bulan suci ini.
Pokok mengamalkan 3B yaitu 
Belajar-Berjuang- Bertaqwa" tambahan dari Abidin Fauzi.

Sengaja untuk pengisi materi materi pondok romadhon itu kami isi sendiri dari rekan dan rekanita PAC Gandusari sekaligus sebagai pembentukan karakter dan pelatihan untuk mengasah kemampuan public speaking.  Adapun materi materi yang disampaikan adalah keorganisasian, ke IPNU IPPNU an, problem solfing, leadership (kemimpinan). 

Abidin Fauzi dan team Jemari
IPNU IPPNU PAC GANDUSARI

Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Karangan dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R ) Jeruk Ungu mengadakan acara bagi bagi takjil gratis Di PUSKESMAS Karangan. Minggu 19Juni 2016 Mulai dari jam 17.00 WIB sampai 19.00 WIB

Acara tersebut merupakan kegiatan rutin tiap bulan ramadhan. Kali ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Jika tahun lalu yang menghadiri hanya dari  IPNU IPPNU Pac karangan sekarang ada tambahan dari Pimpinan Ranting IPNU IPPNU desa Kerjo dan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Desa jati. Dimana ranting yang baru dibentuk sudah berani action,  ini merupakan sebuah kebanggan sendiri bagi kami. Ujar Muchojin Puji Santoso.

Tujuan acara ini merupakan sebagai bentuk kepedulian kita kepada mereka yang sedang sakit, masyarakat sekitar, dan mereka yang berada diperjalanan. Dengan membagikan takjil secara gratis. Disamping itu juga untuk menumbuhkan kepedulian anggota IPNU IPPNU akan pentingnya berbagi kebahagiaan dan peduli kepada lingkungan sekitar. 

"Takjil ini kami kumpulkan dari para anggota dan dermawan yang mau menyumbangkan untuk kami bagi bagikan secara gratis. Sengaja kami utamakan di Puskesmas dulu baru setelah itu masyarakat di sekitar Puskesmas karangan. Kami ucapakan terima kasih kepada masyarakat yang sudah ikut serta membantu. Kami merasa senang sekali karena antusiasme masyarkat kec karangan untuk mensukseskan acara kami, bahkan kami dapat surprise sebab ada bantuan yang berasal dari warga Kec Tugu" Ujar Novita sebagai ketua IPPNU Pac Karangan

Kegiatan ini disambut baik  oleh masyarkat sekitar malah mereka mengharapkan ada kegiatan ini lagi. Untuk minggu minggu yang akan datang. Saya kira jika adik adik IPNU IPPNU mau mensosialisasikan kemasyarakat sudah pasti mereka akan mau mengulurkan bantuannya" Ujar Moh efendi jauhari sewaktu kami temui.

NILA NUR AINI
Team Jemari dari PAC Karangan

Jemari,Trenggalek
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pogalan menggelar Pelantikan Pengurus Masa Khidmah 2016-2018. Jum'at, 28 Sya'ban 1437 H/ 3 Juni 2016 M dimulai pukul 19.00 sampai dengan 20.30 WIB berlokasi diPendopo Kecamatan Pogalan.

Dengan tema "Memantabkan Langkah Berkhidmah Generasi Islam Nusantara", maka mengandung arti Pengurus PAC kedepan selalu menjadi Garda terdepan NU dengan fokus gerakan, Pelajar,Pemuda dan Santri sebagai manifestasi dari Khidmah NU dalam membangun moral dan mencerdaskan kehidupan,berbangsa dan bernegara.

Acara tersebut sangat luar biasa karena dihadiri Camat,Kapolsek,Danramil Pogalan, dan Syuriyah, Tanfidziyah MWC NU Pogalan beserta seluruh Banom, Ketua PAC Ansor, Fatayat, Muslimat NU Pogalan,Pengurus Ranting,Komisariat IPNU-IPPNU Se-Kecamatan Pogalan yang turut mendukung terselenggaranya acara tersebut. Yang dihadiri sekitar 300 orang.

Dalam sambutannya,Camat Pogalan,Bapak Puguh mendukung penuh acara ini, karena sebagai proses kederisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara, "Pengurus yang baru dilantik inilah kedepan yang akan menggantikan Pemimpin-Pemimpin Pemerintahan,termasuk saya sebagai Camat Pogalan,",Ujar Beliau. Beliau juga berpesan bahwa Kader IPNU-IPPNU haruslah menguasai dan memiliki Keilmuan yang mumpuni dalam rangka menghadapi Era-Globalisasi yang menuntut kita untuk menguasai berbagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dan harapan beliau,karena basisnya IPNU dan IPPNU itu adalah Keagamaan dan Akhlakul Karimah,5 tahun kedepan bisa muncul anak-anak bangsa yang unggul dibidang IPTEK disisi lain juga memiliki ketaqwaan yang tinggi dan berakhlakul karimah.

Begitu juga Bapak K.H Arif Nahrowi,Wakil Ketua Tanfidziyah MWC NU Pogalan memberikan arahan dan bimbingan kepada hadirin, bahwa :1)Kader  IPNU-IPPNU harus menjadi pelopor dalam berakhlakul karimah 2)Harus ikut mendukung suksesnya Program-Program MWC NU dan Pemerintah Kecamatan Pogalan 3)Menjadi Pemuda yang tangguh,berani dan selalu didepan dalam mengawal Islam Nusantara,salah satunya menjaga keutuhan NKRI seumur hidup.
Pesan Beliau,"Anak-anak IPNU-IPPNU harus menjadi Pelopor Para Pemuda untuk bisa ber'amar makruf nahi munkar."

Masih dalam rangkaian acara Pelantikan Pengurus tersebut,dihari yang sama,IPNU-IPPNU Anak Cabang Pogalan juga menyelenggarakan Gema Sholawat bersama Jaljalut Trenggalek yang dimulai pukul 20.30 sampai dengan 24.00 WIB. Antusias penonton yang luar biasa terbukti dihadiri oleh 300 jamaah yang ikut memeriahkan dan mendukung acara tersebut hingga diPenghujung acara. Acara Gema Sholawat tersebut berakhir dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan do'a Penutup yang dipimpin oleh KH.Fatkulloh Sholeh,Ketua Tanfidziyah PCNU Trenggalek.

Besar harapan dari Ketua PAC IPNU maupun IPPNU Kecamatan Pogalan selama 2 tahun kedepan bisa tumbuh kader-kader yang menjadi Mutaharrik/Penggerak yang menghidupkan roda organisasi IPNU,IPNU diseluruh Ranting Ranting/Desa dan Komisariat/Sekolah Se-Kecamatan Pogalan.

Team Pers dan Jurnalistik PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Pogalan.

Jemari Trenggalek
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Trenggalek, PC. MUSLIMAT NU Trenggalek, PC. GP ANSOR Trenggalek, PC. FATAYAT NU Trenggalek, PC. IPNU-IPPNU Trenggalek, beserta Badan Otonom dan simpatisan lainnya berziarah ke makam sesepuh dan masayih Trenggalek dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Rabu 01 Juni 2016 pukul 10.00 - selesai diberangkatkan dari Gedung NU Trenggalek.

Puluhan anggota IPNU IPPNU terbagi menjadi 5 kelompok jamaah.

Setiap kelompok di pimpin Masyayih yang telah di musyawarahkan terlebih dahulu oleh Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PC NU Trenggalek. Kemudian Pemberangkatan jamaah langsung di pimpin oleh Rois Syuriyah & Ketua Tanfidziyah PC NU Trenggalek.

Ziarah ke maqbaroh para sesepuh dan masyayih Trenggalek ini bertujuan untuk mengenang jasa beliau beliau dalam menjaga, mengkontrol dan ikut melestarikan perkembangan peradaban di Trenggalek.
Memperoleh barokah beliau beliau adalah hadiah suci pemertebal hidmah untuk tetap menegakkan dan memperjuangkan Islam Ahlussunnah Waljamaah An Nahdliyah.

Makam Makam Yang di Ziarahi

1. Mbah kawak : Ngantru
2. Minak Sopal : Bagong
3. K.Yunus Sutarno : Gunung cilik
4. Abu Sufyan : TMP Jarakan
5. Nurkholifah/mbah Putih: Kayen Karangan
6. K.Minhaji : Kebon Tugu
7. K Mesir : Durenan
8. K.H Ali Bastomi : Kampak
9. K.Ibrahim Sunyoto : Gandusari
10. K. Mahali : Melis Gandusari
11 K.Abdullah Umar : Jati Karangan
12. K.H. Zainal F : Kedunglurah
13. Baderun : Gunung Cilik
14. K Mahfud : Gunung Cilik
15. K. Jumadi: Gunung cilik
16. K. Jumadi : Gunung Cilik
17. Mangun Mustofa: Gunung Cilik
18. Mangun nagoro : Gunung Cilik Ngantru
19. Mangun Dirjo: Gunung Cilik Ngantru
20. K Mungin : Durenan
21 K. Abd Jalil : Durenan
22. K. Muhtar : Durenan
23. KH. Abdulloh Sholeh : Kedunglurah
24.KH. Bastomi : Kelutan
25. KH. Nur Musdzalifah Santren
26. Kanjeng Jimat Pogalan
27. K.H. Hasyim Syafi'i Pogalan

Team Jemari
(Kang Nafi, kang Bangkit, kang abdurahman, Uliya)

Jemari, Trenggalek.

Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Anak Cabang  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pule,  dalam menggarap Organisasi tidak sekedar bicara tetapi memang diwujudkan dengan tindakan nyata. Senin, 23 Sya'ban 1437 H / 30 Mei 2016 dimulai pukul 13.00 WIB - 18.00 WIB, mengadakan acara Konferensi Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Desa Jombok, berlokasi di Masjid Nurul Huda Dusun Sidem Desa Jombok.

Dengan tema “Melestarikan Budaya Cerdas Dari Pelajar, Oleh Pelajar, dan Untuk Pelajar", maka mengandung arti pelajar tidaklah sekedar belajar, namun harus berperan dan berbuat.

Suasana tampak meriah menyambut kedatangan para undangan dan peserta konferensi. Acara tersebut dimeriahkan oleh Majelis Sholawat IPNU IPPNU Pule (MASIIP), dan tak ketinggalan ayat ayat suci Al-qur'an juga dilantunkan dengan sangat merdunya oleh Rekanita Titin, salah satu anggota IPPNU.

Acara tersebut sangat luar biasa karena dihadiri oleh Kapolsek Pule dan juga Rais Syuriah NU Ranting  Jombok beserta seluruh Banom, termasuk Ketua GP Ansor Ranting Jombok juga ikut hadir mendukung penuh atas terselenggaranya konferensi tersebut.  Dihadiri oleh 53 peserta dari IPNU dan 45 peserta dari IPPNU, acara tersebut berjalan dengan lancar.

Dalam sambutannya,  Kapolsek Pule, Bpk. Aiptu Suraji mendukung penuh acara ini, karena dapat  mengayomi masyarakat sekitar. Beliau juga berpesan agar menghindari  pornografi, apalagi narkoba. Karena hal itu menjadi penghalang kesejahteraan bangsa. Beliau juga berpesan, IPNU dan IPPNU harus menjadi pelopor dan penggerak agar siswa-siswi di Pule khususnya tidak putus sekolah karena banyak sekali anak-anak di Pule yang hanya bersekolah sampai jenjang SMP saja.

Begitu juga Bapak K. Khoirul Anwar Rais Syuriah Ranting NU Jombok juga memberikan dukungan, arahan serta bimbingan kepada semua yang menghadiri acara tersebut, beliau berpesan "Santri IPNU IPPNU harus berhati-hati, karena muda-mudi sekarang banyak yang terjerumus narkoba dan juga pergaulan bebas, makanya harus tau batasan pacaran."

Alhamdulillah, setelah melalui tahap pemilihan, akhirnya terpilih rekan Eko Mahmudianto sebagai Ketua Ranting IPNU Jombok dan juga Rekanita Khoirun Nikmah sebagai Ketua  Ranting IPPNU Jombok Masa Khidmat 2016-2018, dengan disaksikan Bapak Kapolsek Pule yang mengikuti acara dari awal sampai akhir pemilihan.

Besar harapan dari PAC kepada ketua terpilih agar menjadi kader-kader yang militan karena medan juang yang dihadapi tidaklah mudah. Sehingga IPNU-IPPNU bisa menjadi organisasi pelajar seperti yang diidamkan masyarakat.

Maulana dan Team.
Lembaga Pers dan Jurnalistik PAC IPNU Pule.
Editor : Ulliya (JEMARI)

Jemari , Trenggalek 

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nadhatul Ulama Desa Kerjo, mengadakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) dan Pemilihan Ketua PR IPNU Kerjo di Mushola An Nur tepatnya Yayasan Thoriqul Huda dusun Krandon desa Kerjo Kec Karangan.   Ahad 29 Mei 2016 dimulai pada pukul 07:30 sampai 15.30. Dengan Tema meneguhkan ideologi ke IPNU- IPPNU-an menegaskan identitas untuk membentuk kader muda yang berisi kebagsaan dan berlandaskan Islam Ahlusunnah wal jama'ah.

Kita mempunyai keteladanan kepemimpinan yang luar biasa yakni Nabi Muhammad SAW. Karena sifat beliau yang Shidiq, Amanah, Tablig, dan Fatonah. Dan di IPNU IPPNU lah saya kira merupakan wadah yang pas untuk menggembleng sifat sifat tersebut. Karena IPNU IPPNU merupakan organisasi pelajar  yang mengajarkan untuk Belajar berjuang dan bertaqwa secara iklas. Sungguh apabila tidak ada keiklasan dalam diri pengurus maka mereka tidak akan mau. Dalam materi kepemimpinan yang disampaikan oleh Rekan Slamet Ahmad Rofiq.

Acara ini dihadiri oleh peserta sebanyak 40 peserta dari IPNU 26 dan dari IPPNU 14 peserta. Jumlah ini mengalami penurunan dimana pada makesta tahap 1 jumlah peserta 75 hal ini dikarenakan ada sebagian peserta yang masih masuk sekolah. Pada hari jumat kemarin kita telah melakukan makesta tahap pertama dan hari ini dilanjutkan makesta tahap ke 2. Setelah makesta nanti akan ada sesi pemilihan ketua baru PR IPNU Kerjo. Ujar Ari Trio Laksono sebagai ketua panitia.

Karena saya tidak bisa menunaikan tugas dikarenakan akan melanjutkan pendidikan dikota Blitar. Selama 7 bulan ini kami melakukan rutinan tiap bulan dan latian seni sholawatan, saya berharap untuk ketua yang baru bisa melanjutkan dan membuat program program yang lebih bagus lagi. Kata Munawir ketua Pimpinan Ranting IPNU Kerjo sewaktu penyerahan jabatan kepada ketua yang terpilih yakni rekan Nuryanto. 

Muchojin Puji Santoso dan team Jemari.

Jemari , Trenggalek
Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Kerjo, dengan sponsor Lazis Al Haromain Cabang Trenggalek dan Yayasan Thoriqul Huda mengadakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) di Mushola An Nur dusun Krandon desa Kerjo Kec Karangan. Pada jum'at 27 Mei 2016 dimulai pada pukul 13:30. Dengan Tema meneguhkan ideologi ke IPNU- IPPNU-an menegaskan identitas untuk membentuk kader muda yang berisi kebagsaan dan berlandaskan Islam Ahlusunnah wal jama'ah.

Tujuan diadakan acara ini  untuk melatih calon kader kader IPNU-IPPNU ranting kerjo. Serta untuk memperkuat pengetahan tentang keaswajaan, ke IPNU-IPPNU an, Ke Nu an. Serta memberikan pelatihan Kepemimpinan kepada calon kader muda IPNU IPPNU ranting kerjo. Agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mempunyai pengetahuan keagamaan dan sosial yang cukup. Kata Munawir MM ketua Pimpinan Ranting IPNU Kerjo.

Acara ini dihadiri oleh peserta sebanyak 75 peserta dari IPNU 41 dan dari IPPNU 34 peserta. Yang didelegasikan dari PAC Tugu, Dusun Mboto, krajan, krandon, pathuk.

Dalam memahami aswaja para ulama mencoba menfasirkan kembali aswaja sesuai dengan tujuan awalnya. Yakni mensejahterakan umat dan membawa mereka kearah kemajuan. Mereka memformulasikan pemikiran mereka dengan realitas, sehingga menghasilkan pemikiran yang bersifat visioner, kontemporer dan sangat memihak kepada masyarakat kecil. Terang ust
Imam Hanafi S.Sos,. S.Pd.I,.M.Pd.I dalam mengisi materi keaswajaan.

Kegiatan ini akan dilanjutkan pada hari minggu 29 Mei 2016. Dengan materi Ke-NU-an Kepemimpinan, dan Ke-IPNU-an dan Ke-IPPNU-an. Memang sengaja makesta ini  kami lakukan secara dicicil tidak ada proses pemondokan dikarenakan tempat yang kami gunakan besok digunakan untuk belajar mengajar. Ujar Tio Ari Laksono. Sebagai ketua Panitia. Sewaktu team Jemari mengorek informasi. Kenapa Makestanya tidak dilakukan dengan menginap dilokasi.

LUTFI Wahyudialdianto dan Team Jemari.
Pengurus Ranting IPNU desa Kerjo

Jemari , Trenggalek 
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) Trenggalek, melakukan sowan ke K.H. Wahab Chasbullah Jombang. Dalam rangka napak tilas perjuangan setelah acara dari surabaya Di UIN Sunan Ampel.  Tanpa menyia nyiakan kesempatan mumpung lewat langsung saja kami bersama rombongan mampir. Pada hari rabu 25 Mei 2016 jam 17.00. 

Kegiatan ini bertujuan mengenang perjuangan beliau dalam merintis berdirinya salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia dan mendoakan arwah para leluhur pejuang islam sekaligus pejuang nasional sebagaimana kutipan presiden soekarno jangan lupakan sejarah dan bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Dengan jumlah rekan 10 anak begitu khusuk mengikutinya.

Dan termasuk bukti kecintaan kader-kader muda dalam melestarikan budaya islam nusantara yakni dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan para kekasih Allah.

Kami berharap agar ziarah kemakam ini dilanjutkan kebeberapa aulia khusunya para tokoh pejuang nahdlotul ulama. dan kami sangat ingin berziarah ke pendiri IPNU. Kata kang bangkit. 

Mudah mudahan cita cita mulia ini bisa terwujud. Amin. 

Muchojin Puji Santoso
Nafiul Anwar
Team jemari


HAID APA BUKAN YA?
Oleh: Atik Lum’atul Hauro’, S.HI

Sering kali kita mendengar keluhan seorang ibu yang mengatakan haidnya tidak teratur, terkadang satu bulan dua kali atau lebih, atau haidnya sangat lama hamper mencapai satu bulan. Atau kita mendengar ibu-ibu yang menceritakan kondisi putrinya yang baru saja mengalami haid tapi siklusnya belum teratur, terkadang sebulan dua kali atau haidnya terkadang lama terkadang Cuma sebentar sekali, hanya hitungan jam.
Memang banyak sekali problem yang dialami seorang wanita berkaitan dengan permasalahan haid/menstruasi. Bahkan problem itu semakin lama semakin banyak dan berkembang seiring dengan perkembangan pola hidup, pola pikir, kondisi fisik dan psikis seseorang. Karena pada kenyataannya siklus haid seorang wanita sangat berpengaruh pada perubahan hormon . Dan perubahan hormon sangatdipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis wanita tersebut. Misalnya seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi mungkin saja mengalami haid yang berkepanjangan, siklus haid yang tidak teratur atau bahkan tidak mendapatkan haid. Hal ini tentunya disebabkan alat kontrasepsi mempengaruhi horman kewanitaan dalam tubuhnya. Atau seorang gadis yang baru pertama kali mengalami haid, hormon dalam tubuhnya belum mampu menyesuikan diri sehingga diam menyebabkan dia haid dengan jarak yang sangat pendek. Bahkan dalam kondisi terlalu capek baik itu fisik ataupun psikis bias mengakibatkan siklus haid yang tidak seperti biasa.
Beberapa contoh kecil permasalahan haid diatas memerlukan pemecahan dan pemikiran yang sangat mendalam. Karena tidak semua darah yang keluar bias disebut sebagai darah haid. Bisa jadi wanita dalam contoh diatas mengalami istihadhoh (yaitu darah yang keluar pada masa haid/nifas). Istihadhoh tentunya memiliki hukum yang berbeda dengan haid. Seorang wanita istihadhoh harus melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana wanita suci seperti halnya sholat, puasa, thowaf dan lain-lain.
Alloh berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 222 mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[137] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[138]. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
    Darah haid pada dasarnya adalah darah yang keluar dari farji seorang wanita setelah umur sembilan tahun atau sembilan tahun kurang 16 hari (tahun qomariyah) dengan sehat karena merupakan kodrat seorang wanita dan tidak karena melahirkan. Darah disebut sebagai darah haid harus memenuhi 3 syarat :
1.    Darah keluar tidak kurang dari 24 jam
2.    Darah keluar tidak lebih dari 15 hari
3.    Bertempat pada waktu mungkin haid
Apabila seorang anak mengeluarkan darah sebelum umur 9 tahun kurang 16 hari maka darah yang keluar sebelum umur 9 tahun kurang 16 hari adalah darah istihadhoh dan darah yang keluar setelah umur  9 tahun kurang 16 hari adalah darah haid.
     Dari syarat haid diatas jelas bahwasannya darah haid paling sedikit adalah 24 jam dan paling lama adalah 15 hari. Adapun masa suci diantara dua haid minimal adalah 15 hari. Sehingga apabila seorang wanita mengeluarkan darah kurang dari 24 jam atau lebih dari 15 hari, maka darah yang keluar bukan darah haid tetapi darah istihadhoh, atau dihukumi sebagian haid sebagian hukum istihadhoh. Ataukeluar pada saat masa suci diantara dua haid belum mencapai 15 hari juga dihukumi bukan haid.
    Hal ini harus difahami, karena masih banyak pemahaman bahwa kapanpun dan selama apapun darah keluar tetap dihukumi sebagai darah haid. Padahal tidak semua darah yang keluar itu adalah darah haid namun darah istihadhoh.Istihadhoh sendiri juga memiliki hukum yang berbeda-beda. Misalkan seorang wanita mengeluarkan darah lebih dari 15 hari dan dia  baru pertama kali haid serta tidak bisa membedakan warna darah yang keluar (Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah), maka wanita seperti ini haidnya adalah sehari semalam dan yang lain adalah istihadhoh
Contoh kasus : Seorang wanita pertama kali haid mengeluarkan darah mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 22 dengan satu macam warna darah. Maka haidnya adalah tanggal 1. Adapun tanggal 2 sampai tanggal 22 adalah darah istihadhoh. Sholat yang ditinggal mulai tanggal 2 sampai tanggal 15 wajib diqodho’, karena tentunya dia bersuci pada tanggal 15.
Contoh kasus diatas berbeda lagi dengan mu’tadah Ghoiru Mumayyizah (Wanita yang pernah haid dan suci kemudian mengalami istihadhoh dengan satu macam darah). Apabila dia ingat terhadap kebiasaan haid dan sucinya maka haidnya dihitung sesuai kebiasaannya, dan sisanya adlah istihadhoh. Misalkan seorang wanita biasanya haid setiap bulan selama 6 hari yaitu tanggal 1 sampai tanggal 6 setiap bulannya. Kemudian dia megalami istihadhoh maka perhitungannya haidnya adalah 6 hari dan 24 hari suci / istihadhoh.
Oleh karena itu penting bagi setiap wanita memiliki catatan pribadi kapan mulai haid dan kapan selesainya. Agar apabila mengalami istihadhoh ada dasar yang jelas untuk menghukuminya. Apabila penghitungan antara mana darah haid dan man drah istihadhoh ini salah tentunya mengakibtkan banyak ibadah wajib yang ditinggalkan atau tidak sah. Misalnya seharusnya hitungan waktu istihadhoh berarti harus melaksanakan sholat namun karena merasa haid maka dia tidak melaksanakan sholat, atau seharusnya hitungan haid namun dia merasa istihadhoh sehingga waktu bulan puasa dia melaksanakan puasa, otomatis puasanya juga tidak sah
Wallohu a’lam bisshowab

 

Penyuluh Agama Kankemenag Trenggalek
Perwakilan PC. IPNU Trenggalek foto bersama di Sport Center UINSA
Jemari, Trenggalek

Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) Provinsi Jawa Timur, mengadakan acara Pekan Pendidikan Jawa Timur 2016.  Acara yang dikemas dalam dialog publik bersama para pakar pendidikan ini diselenggarakan di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya. Pada Rabu, 25 Mei 2016 tepat pukul 08:00 WIB PPJT 2016 acara dimulai dengan mengusung tema "Kualitas Pendidikan, Investasi Masa Depan Bangsa".

Tujuan diselenggarakannya agenda PPJT 2016 yaitu untuk mengkoneksikan seluruh elemen dan stakeholder pendidikan di Jawa Timur dalam rangka mencetak pelajar yang berkarakter dan berakhlakul karimah sebagai investasi masa depan bangsa Indonesia

"Acara Pekan Pendidikan Jawa Timur yang diselenggarakan oleh PW. IPNU Jatim ini bertujuan  mensinergikan pendidikan di Jawa Timur agar pendidikan kita menjadi investasi bagi bangsa Indonesia sehingga melahirkan pelajar-pelajar yang berkarakter dan berakhlakul karimah". Haikal Atiq Zamzamy dalam sambutannya sekaligus mewakili dari Pimpinan Wilayah IPNU Jatim.

Prof. Dr. H. Abdul A'la, M.Ag, Guru Besar sekaligus Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya problematika pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Beliau juga berharap, Jawa Timur mampu menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan pendidikan bagi Indonesia.

"Pendidikan saat ini sangatlah memprihatinkan, dimana banyak sekali persoalan pendidikan. Mulai dari permasalahan kenakalan remaja, kasus perkosaan, narkoba, yang tidak kalah memprihatinkan adalah banyaknya pelajar yang ikut dan terlibat dalam gerakan ektremis yang mengatasnamakan agama untuk membenarkan perbuatannya. Dengan harapan dari acara ini ada perubahan pendidikan yang  berkarakter dan berakhlakul karimah yang dimulai dari jawa timur untuk Indonesia",  ujar Prof. Dr. H. ABD. A'LA, M.Ag dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara Pekan Pendidikan Jawa Timur 2016.

Peserta dari PC. IPNU Trenggalek saat mengikuti rangkaian kegiatan PPJT 2016
Gubernur Jatim, Soekarwo, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Hudiono dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim mendukung atas proses penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Menurut beliau, pertama, penanaman akidah di dalam pesantren tidak masuk ke dalam golongan extremis maupun radikalis. Kedua di pesantren pendidikan karakter sangat baik. Ketiga mengenai ketrampilan, beliau berharap pesantren memiliki sekolah vokasional (kejuruan), untuk membekali keterampilan-keterampilan tertentu bagi para santri sebagai modal ketika sudah tamat dari pesantren.

Manusia dalam proses pembelajaran akan mengalami 4 proses. Pertama Learn to know, adalah proses belajar untuk mengetahui. Saat ini banyak pelajar yang hanya pada tahap ini. Sehingga banyak lulusan ekonomi yang miskin. Mereka tidak bisa menjualkan produk padahal mereka diajarkan marketing. Kedua learning to do, adalah pengetahuan karena melakukan setelah mengetahui maka langkah selanjutnya adalah mempraktekkannya. Ketiga learning to be, adalah proses belajar untuk menjadikan itu suatu profesi sehingga menjadi ahli dalam bidang yang digeluti. Dan keempat learning together, adalah proses pengetahuan dengan proses belajar bersama dengan konsep asah asih asuh.

PC. IPNU Trenggalek tidak ketinggalan untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam acara PPJT 2016 PW. IPNU Jatim, sebanyak 10 peserta didelegasikan untuk mewakili Kabupaten Trenggalek.

Pewarta: Muchojin Puji Santoso
Editor: Mokhamad Nurul 'Izza

JEMARI Trenggalek
Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Corp Brigadir Pembangunan (CBP),  Korp Pelajar Putri (KPP) Trenggalek. Mengadakan pelatihan pertolongan pertama pada Gawat Darurat (PPGD).  Dalam agenda TINDAK LANJUT 2 (TL 2).  Minggu, 22 Mei 2016. Acara tersebut di laksanakan di Lapangan Desa Bogoran Kampak Trenggalek. Dengan jumlah peserta 27 orang. 

Tujuan dari TL ini adalah untuk mematangkan ilmu ilmu yang didapat waktu DIKLATAMA karena kalau cuma materi Diklatama saja maka sangatlah kurang, sehingga membutuhkan keseimbangan antara teori dan praktek. Dengan TL  2 Peserta diharapkan jika menemui kecelakaan atau bencana alam sudah tidak canggung lagi dalam menangani korban. Mengingat Trenggalek merupakan daerah rawan bencana baik bencana alam maupun kecelakaan lalu lintas. Ujar kang Kharis sebagai wakil dari PC IPNU Cababg Trenggalek. 

Priyono Dari Palang Merah Indonesia (PMI) Trenggalek sebagai penyampai materi PPGD. Beliau merasa sangat bangga dan senang sekali karena tumbuhnya kader kader penerus bangsa yg berjiwa sosial tinggi.

Adapun kegiatannya meliputi simulasi penyelamatan korban bencana alam. Dengan korban berada dilingkungan yang sulit. Seperti diparit parit disungai bahkan ada yang ikut terbawa arus sungai. 

Semoga kegiatan tersebut bisa dilanjutkan tiap tiga bulan sekali. 

Nafiul Anwar
Reporter Jemari Trenggalek

Jemari, Trenggalek.

Pimpinan Anak Cabang Ikatan pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) dan Pimpinan anak Cabang  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pule , 3 (tiga) minggu pasca dilantik langsung tancap gas untuk menggali semua potensi yang ada,  hari ini mengadakan acara Konferensi Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Sukokidul dan Rapat Anggota Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU SMPN SATAP 1 Pule, yang diadakan di Madrasah diniyah Hidayatutthullab RT.11 RW.O5 Dsn. Krajan Ds. Sukokidul, Pada hari Minggu 15 Mei 2016 dimulai jam 09.00 WIB sampai jam 02.00 WIB. setelah sebelumnya telah berhasil membentuk Kepengurusan di Komisariat SMPN 3 Pule

Acara ini bertemakan “Menumbuhkan Kesadaran Dalam Berkhidmah Generasi Pelajar NU Dalam Rangka Mengawal Teguhnya Islam Nusantara Untuk Peradapan Dunia”. Tujuan diadakan acara ini selain untuk memilih ketua ranting dan komisariat IPNU IPPNU yang baru. Juga untuk mengenalkan kepengurusan dan sosialisasi program program PAC IPNU IPPNU Kec Pule. Sekaligus tugas pertama sesuai amanat dari Konferancab yang baru saja dilakukan, yakni menghidupkan/membentuk kepengurusan yang baru ranting-ranting yang belum hidup.

Acara tersebut sangat luar biasa karena dihadiri oleh  Kepala Desa Sukokidul dan juga ketua suriah ranting NU Sukokidul beserta seluruh banom dan tak ketinggalan Ibu Fatayat dan Ibu Muslimat juga ikut mendukung penuh atas terselenggaranya Konferensi tersebut. 

Dalam sambutannya Bapak Trimo Kepala Desa Sukokidul berpesan "semua anggota IPNU-IPPNU harus tetap hati-hati, jangan sampai ada yang ikut-ikutan jadi pengguna Narkoba" beliau juga menyampaikan bahaya penggunaan narkoba, tidak ketinggalan ungkapan bangga dengan pelajar/santri sukokidul mengakiri sambutannya.

Hadir juga ketua Domisioner Rekan Umar Santoso sebelum domisioner pesannya "kepengurusan yang baru nanti jangan seperti kepengurusan saya, harus lebih baik dan bermanfaat untuk Masyarakat pada umumnya dan NU khususnya" dengan raut wajah yang berbinar karena telah 7 (tujuh) tahun beliau memimpin IPNU Sukokidul.

Alhamdulillah akhirnya terpilih rekan Muhammad Ipnu Mukti sebagai ketua ranting Sukokidul dan juga terpilih rekanita Nindia Ariviana Dewi sebagai ketua IPPNU ranting Sukokidul.
dan Allhamdulillah juga atas terpilihnya Feri Bagus Pratama sebagai ketua Komisariat IPNU SMPN SATAP 1 Pule, dan juga terpilih rekanita Dian Winarni sebagai ketua Komisariat IPPNU SMPN SATAP 1 Pule, sebagai ketua terpilih IPNU - IPPNU  Ranting Sukokidul masa khidmat 2016-2018 dan juga ketu Komisariat SMPN SATAP 1 Pule masa khidmat 2016-2017, Besar harapan kami kepada ketua terpilih agar menjadi kader kader yang militan karena medan yang dihadapi tidaklah mudah. Sehingga IPNU-IPPNU bisa menjadi organisasi Pelajar yang dicintai oleh Masyarakat Amiin.

Maulana dan Team.
Lembaga Pers dan Jurnalistik PAC IPNU Pule.

Jemari-Trenggalek

Pimpinan Anak Cabang IPNU IPPNU Kecamatan Pogalan ikut mensukseskan Gerakan Nusantara Mengaji dengan menggelar khataman Al Quran di beberapa Ranting/Desa dan Komisariat, yakni Desa Gembleb, Bendorejo, Ngadirenggo, Ngetal, Ngadirejo, Kedunglurah, Komisariat PP Al Falah, SMP Al-Ikhsan, Mts As Syafi'iyah mulai Sabtu 7 Mei-Minggu 8 Mei 2016. 

 

Tidak hanya sampai disitu saja PAC IPNU IPPNU POGALAN melanjutkan kegiatan GNM. Sabtu,14 Mei 2016 pukul 07.00-23.30. Paginya semaan yang dilakukan oleh IPNU IPPNU PAC Pogalan dan Malamnya Haflah Akhirussanah di Madin Darussalam Kedunglurah dengan didukung oleh  CBP-KPP se Kec Pogalan sebagai tim keamanan dan pengatur lalu lintas.

"Tujuan dari kegiatan GNM dan Haflah tersebut untuk menanamkan nilai nilai Alquran kedalam anggota IPNU IPPNU juga untuk menjaga kekompakan antar anggota IPNU-IPPNU se kec Pogalan serta sebagai bukti pengabdian kepada masayarakat sekaligus sebagai pengejawantahan semangat belajar berjuang dan bertaqwa". ujar Miftakhul Huda sekretaris Umum PAC IPNU Pogalan.

Ketua PAC IPNU Pogalan, Nafkan, menambahkan "bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Madin Darussalam Kedunglurah tersebut merupakan khidmah awal dari IPNU-IPPNU PAC Pogalan terhadap masyarakat, sekaligus memohon dukungan kepada semua pihak diawal kepemimpinan PAC IPNU-IPPNU Pogalan, yang rencananya bulan depan akan mengadakan pelantikan Pengurus".

"Bahwa kami sangat mendukung bila  ada kegiatan sosial, kemasyarakatan, keagamaan diwilayah Kecamatan Pogalan tinggal menghubungi kami. Insyallah akan kami bantu". Janji Nafkan 

IMA MATUROSIDAH
Lembaga pers dan jurnalis IPNU IPPNU PAC POGALAN

JEMARI, Trenggalek

Festanas (Festival Anak Soleh) yang di selenggarakan oleh Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Desa Melis di SMP Islam Gandusari, Ahad, 15 Mei 2016 dari jam 07.00 sampai 17.15. Kegiatan ini bertema Dengan semangat festanas kita tingkatkan generasi muda yang berakhlakul karimah. Kegiatan tersebut berupa perlombaan.

Adapun perlombaan yang dipertandingkan berupa cerdas cermat, Adzan, Tartil Al Qur'an, Kreasi Hijab dan takraw. Peserta kali ini berasal dari anak anak desa melis dan sekitarnya.

Tujuan diadakan kegiatan Festanas ini untuk proses kaderisasi, mengembangkan potensi dan kreativitas para pelajar,pemuda dan santri di Melis. Ungkap Asngad Muhtadin sebagai ketua Pimpinan Ranting IPNU desa Melis.

"Harapan kedepannya santri-santri bisa meningkatkan prestasi baik dari segi agama dan olahraga, 5 tahun kedepan adik-adik dari TPA bisa meneruskan perjuangan IPNU IPPNU di Ranting Melis" sambung dari kang Asngad Muhtadin

Semoga harapan tersebut bisa terealisasikan. Amin ya rabbal alami .

Nabhan dan team
Lembaga Pers. & Jurnalistik PC PNU Trenggalek

Terima kasih yang sebesar besarnya kami ucapkan kepada Pimpinan Anak Cabang Pimpinan Ranting Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putrk Nahdlatul Ulama se Kab Trenggalek yg telah membantu untuk menghatamkan 194 hataman dalam melaksanakan program  NUSANTARA MENGAJI.

Kami sebagai koordinator IPNU IPPNU se Kab Trenggalek hanya bisa mengucapkan ucapan terima kasih dan berdoa semoga amal kebaikan kalian semua mendapatkan barokah dari Allah SWT. 

Kami sangat bangga mempunyai kader kader seperti kalian. Menemani proses kalian untuk mensyiarkan agama yang kita cintai ini. Yang sudah tak terhitung lagi berapa banyak pengorbanan yang kalian berikan untuk IPNU IPPNU. Andaikan seluruh hidupku digunakan untuk menebus kebaikan kalian pastilah belumlah cukup untuk menggantikannya. 

Selamat belajar berjuang dan bertaqwa. 

Ketua PC IPNU IPPNU  Trenggalek.