Dialog Pemuda Trenggalek Bersama Emil Dardak

Bapak Bupati didampingi Mabincab PMII, Disnakertransos, Disparpora
Trenggalek, Jemari IPNU Trenggalek
Berbagai elemen organisasi kepemudaan di Kabupaten Trenggalek, Minggu (06/3/2016) berkumpul di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Trenggalek untuk melakukan dialog kepemudaan bersama Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Trenggalek.

Pada agenda ini PC. PMII Trenggalek mengundang organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Trenggalek dengan tujuan mewadahi suara dan pemikiran pemuda Trenggalek dalam konteks pembangunan daerah untuk dapat didengar dan direspon oleh Bupati Trenggalek. Perwakilan organisasi kepemudaan yang hadir diantaranya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Gerakan Pemuda Anshor (GP. Anshor), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Fatayat NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) beserta Majelis Pembina Cabang, dan tentunya tidak ketinggalan, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Trenggalek.

Berdasarkan pantauan Jemari, Agenda Dialog dan Curah Pemikiran yang bertema “Peran Serta Organisasi Pergerakan dan Kepemudaan dalam Perspektif Pembangunan Daerah” dimulai pada pukul 09.30 WIB seiring kedatangan Bapak Bupati beberapa menit sebelumnya dengan didampingi oleh Bapak Mahsunudin selaku Ketua Mabincab PMII Trenggalek, Bapak Mufti selaku Kepala Disnakertransos Trenggalek, dan Kepala Disparpora Trenggalek.
Suasana forum dialog
Moderator yang mengendalikan alur dialog, memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada perwakilan organisasi yang hadir untuk menyampaikan pemikirannya dan selanjutnya Bapak Bupati akan memberikan feedback. Kesempatan pertama diberikan kepada KNPI, KNPI berfokus pada peningkatan SDM pemuda, KNPI menyoroti fenomena bahwa dewasa ini tidak sedikit pemuda-pemuda yang harus bersusah payah pergi ke Malaysia, Taiwan atau Hongkong hanya untuk menjadi TKI, sehingga disini perlu diadakan pelatihan-pelatihan produktif bagi para pemuda agar mereka memiliki keterampilan tertentu sebagai modal untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi tanpa harus pergi ke luar negeri.

PC. IPNU Trenggalek menyampaikan pemikiran senada sebagaimana suara dari teman-teman GMNI tentang mulai munculnya embrio-embrio radikalisme di level pelajar, baik di tingkat SD, SMP, SMA yang jika dibiarkan jelas itu merupakan ancaman nasionalisme dan patriotisme di dalam berbangsa dan bernegara, oleh karenanya IPNU Trenggalek melalui forum ini, mengharapkan kepada Bupati Trenggalek untuk melakukan tindakan antisipatif terhadap munculnya radikalisme khususnya pada level pelajar di Kabupaten Trenggalek.

Satu-satunya perwakilan organisasi perempuan yang hadir pada forum dialog ini, Fatayat NU, menyampaikan gagasan perlunya seluruh elemen masyarakat Trenggalek saling bahu-membahu mengatasi segala bentuk kenalakan remaja dengan langkah memberikan pendidikan sopan santun kepada mereka. Kemudian dalam bidang ekonomi, Fatayat mengusulkan di Trenggalek ini diadakan pembibitan Tanaman bahan baku pembuatan kayu putih untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Trenggalek.
Suasana forum tampak dari belakang
Kemudian, saudara laki-laki seideologis, dan struktural Fatayat NU, Gerakan Pemuda Anshor (GP. Anshor) juga turut menyumbangkan pemikirannya dalam bidang perekonomian masyarakat. Sahabat-sahabat anshor menyarankan agar tanah liat yang ada di daerah Prambon, daripada dikirim ke luar kota, lebih baik dapat dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat Trenggalek sebagai bahan pembuatan keramik. Selain itu, Anshor mengharapkan pemberdayaan pemuda-pemuda di Trenggalek semakin ditingkatkan, agar ke depannya nanti muncul bibit-bibit pemimpin yang berkualitas sekaliber Bapak Bupati dan Wakil Bupati sekarang, sehingga Trenggalek akan dipimpin oleh orang asli Trenggalek, lahir di Trenggalek dan besar juga di Trenggalek.

Setelah semua OKP menyampaikan ide dan gagasannya, selanjutnya moderator mempersilahkan Bapak Bupati untuk memberikan tanggapan dari apa yang telah disampaikan kawan-kawan pemuda yang hadir. Bapak Emil menanggapi, sesungguhnya suara dari para pemuda di Trenggalek adalah sama-sama menginginkan Trenggalek ini betul-betul menjadi bagian dari Indonesia, bebas dari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan jiwa bangsa, dan Trenggalek harus mampu menjadi inkubasi pemimpin Trenggalek masa depan. Dalam penyampaiannya, Bupati juga menambahkan, dalam meningkatkan potensi ekonomi, perihal kewirausahaan kurang tepat apabila baru diperkenalkan setelah seseorang sudah dewasa, melainkan kewirausahaan harus dibangun sejak awal. Dari pemikiran-pemikiran yang muncul dalam forum ini, Bupati siap meladeni aspirasi dari para pemuda Trenggalek asalkan sesuai dengan kaidah keilmuan, tanpa harus tersandera oleh kepentingan golongan.

Karena terbatasnya waktu yang tidak memungkinkan seluruh pemikiran pemuda Trenggalek disampaikan, oleh Bapak Mufti (Disnakertransos) menyarankan agar setiap aspirasi dari setiap OKP ini ditulis kemudian disampaikan kepada Bapak Bupati. Dari berbagai usulan, mengenai OKP mana yang paling tepat untuk menjembatani aspirasi-aspirasi ini, KNPI Trenggalek akhirnya disepakati oleh anggota forum menjadi penanggung jawab untuk  menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan di Trenggalek yang hadir. Acara dialog ditutup dengan pembacaan doa dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. (Pantauan MNi)

Foto by NurBid