Trend Nikah Dini, Berkah Atau Musibah?
Oleh : Uliyatun Ni’mah
Pernah suatu hari seorang teman datang kepada saya, bercerita dengan malu-malu. "Mbak, apa aku ini sudah pantas menikah? Masak iya 17 tahun udah gendong anak. Nanti kalau hamil rasanya gimana mbak ya? Kan aku masih kecil begini. Apa aku tolak perjodohannya saja mbak? Tapi habis lulus SMP kan aku ndak nerusin, mau ngapain lagi kalau ndak nikah?!" yang akhirnya cerita lebarnya hanya saya jawab dengan helaan nafas panjang ditambah seulas senyum plus tepukan halus di punggung kecilnya.

Ilustrasi yang serupa dengan kejadian tersebut diatas tentunya tidak akan selesai dengan jawaban seperti yang saya terapkan. Tidak tau kenapa, akhir-akhir ini begitu banyak remaja yang ngebet nikah pasca lulus SMA/SMP, bahkan masih ada juga yang baru lulus SD, meskipun sudah jarang. Pernikahan dini seperti itu sudah sangat lumrah terjadi di beberapa daerah, khususnya pedesaan. Ada ketakutan tersendiri bagi orangtua apabila anaknya tidak segera menikah. Berawal dari issue demikian, akhirnya saya menjadi biasa pula dengan pernyataan seolah-olah para gadis itu 'enggan' menikah. Tetapi, dalam hati kecil saya terus bertanya-tanya "Sampai kapan para Kartini muda itu menjadi penerus mindset kuno orangtua mereka?" atau memikirkan "Bagaimana caranya menghentikan, setidaknya mengurangi semua ini?"

Berbicara mengenai pernikahan, memang terdengar sangat membahagiakan. Bersatu padu dalam ikatan yang halal dan sah dengan segala paket keberkahannya. Istilahnya menggenapkan setengah dien(agama) melalui salah satu sunnah Rasulullah SAW. Mengutip isi Undang-Undang Tentang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pada Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.

Berfokus pada pernikahan dini, didalam Undang-Undang tersebut telah dikemukakan batas minimal usia pengantin adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Sedangkan dalam buku Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa usia ideal menikah adalah pada umur 20 bagi perempuan dan umur 25 bagi laki-laki. Pendewasaan Usia Perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yang dimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya. (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi , 2010)

Lantas, bagaimana efek pernikahan dini?
Jika ditinjau dari segi adat dan sosial budaya, tentu saja pernikahan (baik dini maupun ideal) jauh lebih baik dari pada hanya sekedar pacaran ataupun kumpul kebo. Kalau sudah menikah, mau dibawa kemanapun halal kan? Toh, dalam agama Islam juga ada himbauan untuk menyegerakan menikah.

Dari segi umur, ini berhubungan dengan fisik, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pada umur 17 tahun, sebenarnya remaja sudah cukup dewasa, dalam artian sudah dapat bereproduksi dengan baik. Dan menurut orangtua, menikah dan memiliki anak di usia muda tentu menguntungkan. Bagaimana tidak, bisa saja nanti saat menggendong cucu, mereka masih segar bugar karena usianya memang masih muda. Menengok kembali UU Perkawinan yang diluncurkan pada tahun 1974 lalu, saat itu bagi pemerintah dan masyarakat remaja berumur 17 tahun sangatlah ideal untuk menikah. Tetapi kembali pada ungkapan bahwa kedewasaan bukanlah sesuatu yang dapat dinilai dari usia seseorang. Apalagi dengan perkembangan teknologi masa kini yang cenderung membuat remaja menjadi dewasa sebelum waktunya, sangat mengkhawatirkan. Masih ada kok, pasangan yang belum tahu cara mengetahui masa suburnya. Ada yang maunya nikah dulu, punya anak belakangan, tapi akhirnya kebobolan karena salah perkiraan masa subur. Begitupun pada penggunaan alat kontrasepsi, para pasangan muda tidak dapat menentukan alat yang cocok karena keterbatasan pengetahuan pra-nikah.

Dari segi ekonomi dan pendidikan, seharusnya remaja berumur antara 15-25 tahun masih berkesempatan belajar dan meniti karir agar nantinya mendapatkan ekonomi yang mumpuni, dan masih termasuk dalam usia produktif. Ada anggapan bahwa menikah dini bisa saja menghalangi atau bahkan memutus jenjang pendidikan dan karir seseorang. Pernyataan tersebut memang ada benarnya. Bisa bayangkan bagaimana pasangan lulusan SMP menjamin hidup keluarganya apabila tidak mendapat supplay dari orangtua mereka?

Sedangkan apabila dilihat dari aspek psikologis, remaja yang menikah pada usia dini cenderung belum bisa mengontrol emosi dengan baik, baik itu kepada pasangan, anak, maupun lingkungan sosial. Sikap remaja yang masih labil ini menyebabkan pasangan yang menikah dini memiliki resiko bercerai yang lebih tinggi. Berkaitan dengan perkawinan, maka pada periode ambang masa dewasa, individu dianggap telah siap menghadapi suatu perkawinan dan kegiatan-kegiatan pokok yang bersangkutan dengan kehidupan berkeluarga. Pada masa tersebut, seseorang diharapkan memainkan peran baru, seperti peran suami/isteri, orangtua dan pencari nafkah (Hurlock, 1993). Namun demikian, kestabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, boleh dibilang baru berhenti pada usia 19 tahun dan pada usia 20-24 tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa.

Fakta yang terjadi di lapangan, merujuk pada hasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawin pertama berada pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah usia 20 tahun. Lebih lanjut data SDKI 2007 menunjukkan bahwa angka kehamilan dan kelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%. Angka ini turun dibandingkan kondisi pada SDKI 2002-2003 yaitu 10,2%. (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi , 2010)

Nah loh? Kalau sudah begini, sebagai masyarakat, kita harus bagaimana?
Kita semua tahu, bahwa dunia remaja benar-benar menjadi fenomena yang patut diperbincangkan dengan serius. Mereka yang buru-buru menikah belum tentu karena kehendak mereka sendiri, karena seperti yang disebutkan diatas, orangtua seringkali ikut andil dengan menguber atau bahkan memaksa anaknya menikah melalui perjodohan. Sedangkan kita juga tidak bisa menghakimi mereka yang sedang menunda nikah, menunda kehamilan, maupun yang belum diamanahi jodoh dan keturunan oleh Allah SWT. Semua yang terjadi pada mereka tentu bukan tanpa alasan.

Terlepas dari apapun yang sudah terjadi, sebagai masyarakat kita perlu memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pernikahan. Dampak baik buruknya pernikahan dini, demi terciptanya masyarakat yang peka terhadap segala kemungkinan yang timbul, termasuk kasus pelecehan seksual yang belakangan ini semakin merajalela. Mereka yang sudah terlanjur menikah dini bukanlah yang patut kita cibir ataupun cemooh. Sebaliknya, kita perlu mendampingi dan terus mensupport mereka demi terciptanya keluarga ideal yang harmonis. Pernikahan adalah suatu ikatan suci yang sudah seharusnya menjadi cita-cita setiap makhluk hidup, sebagai cara bereproduksi agar dapat melanjutkan keturunan serta merupakan langkah awal membentuk suatu keluarga dengan tujuan dan fungsi membentuk individu yang berkualitas serta kedepannya dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama.

Ketua PIK R SYIR@H
Lembaga Konseling Pelajar
PC IPPNU Trenggalek

Jemari-Trenggalek
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Gandusari mengadakan Pondok Ramadhan di SMP Islam Gandusari. 9 Juni 2016 sampai 11 Juni 2016. Dengan jumlah peserta 350 siswa. Yang terdiri dari kelas satu dan kelas dua.

"Dalam mengisi kegiatan di bulan ramadhan ini pimpinan anak cabang IPNU IPPNU Gandusari mengadakan beberapa kegiatan diantaranya. 
1. Pondok ramadhan yg di adakan di smp islam gandusari.
2. Syafari ramadhan kepada para pembina IPNU IPPNU dan para sesepuh NU se Kec gandusari.
3. Khotmil Al-Qur'an serentak, dengan metode mengaji sendiri sendiri di rumah atau masjid tiap tiap ranting diusahakan untuk mengkhatamkan sekali" Ujar Abidin Fauzi sebagai Ketua PAC IPNU Gandusari.

Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk  memperkuat iman dan taqwa serta menambah wawasan keilmuan serta wawasan perjuangan.
juga menguatkan sistem kaderisasi di internal PAC Gandusari serta mempererat tali silaturrohmi dengan para pembina IPNU IPPNU dan para sesepuh NU, serta  menjaga kekompakan di internal kami.
PAC IPNU IPPNU Gandusari tidak muluk2 dalam mngadakan kgiatan di bulan suci ini.
Pokok mengamalkan 3B yaitu 
Belajar-Berjuang- Bertaqwa" tambahan dari Abidin Fauzi.

Sengaja untuk pengisi materi materi pondok romadhon itu kami isi sendiri dari rekan dan rekanita PAC Gandusari sekaligus sebagai pembentukan karakter dan pelatihan untuk mengasah kemampuan public speaking.  Adapun materi materi yang disampaikan adalah keorganisasian, ke IPNU IPPNU an, problem solfing, leadership (kemimpinan). 

Abidin Fauzi dan team Jemari
IPNU IPPNU PAC GANDUSARI

Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Karangan dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R ) Jeruk Ungu mengadakan acara bagi bagi takjil gratis Di PUSKESMAS Karangan. Minggu 19Juni 2016 Mulai dari jam 17.00 WIB sampai 19.00 WIB

Acara tersebut merupakan kegiatan rutin tiap bulan ramadhan. Kali ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Jika tahun lalu yang menghadiri hanya dari  IPNU IPPNU Pac karangan sekarang ada tambahan dari Pimpinan Ranting IPNU IPPNU desa Kerjo dan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Desa jati. Dimana ranting yang baru dibentuk sudah berani action,  ini merupakan sebuah kebanggan sendiri bagi kami. Ujar Muchojin Puji Santoso.

Tujuan acara ini merupakan sebagai bentuk kepedulian kita kepada mereka yang sedang sakit, masyarakat sekitar, dan mereka yang berada diperjalanan. Dengan membagikan takjil secara gratis. Disamping itu juga untuk menumbuhkan kepedulian anggota IPNU IPPNU akan pentingnya berbagi kebahagiaan dan peduli kepada lingkungan sekitar. 

"Takjil ini kami kumpulkan dari para anggota dan dermawan yang mau menyumbangkan untuk kami bagi bagikan secara gratis. Sengaja kami utamakan di Puskesmas dulu baru setelah itu masyarakat di sekitar Puskesmas karangan. Kami ucapakan terima kasih kepada masyarakat yang sudah ikut serta membantu. Kami merasa senang sekali karena antusiasme masyarkat kec karangan untuk mensukseskan acara kami, bahkan kami dapat surprise sebab ada bantuan yang berasal dari warga Kec Tugu" Ujar Novita sebagai ketua IPPNU Pac Karangan

Kegiatan ini disambut baik  oleh masyarkat sekitar malah mereka mengharapkan ada kegiatan ini lagi. Untuk minggu minggu yang akan datang. Saya kira jika adik adik IPNU IPPNU mau mensosialisasikan kemasyarakat sudah pasti mereka akan mau mengulurkan bantuannya" Ujar Moh efendi jauhari sewaktu kami temui.

NILA NUR AINI
Team Jemari dari PAC Karangan

Jemari,Trenggalek
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pogalan menggelar Pelantikan Pengurus Masa Khidmah 2016-2018. Jum'at, 28 Sya'ban 1437 H/ 3 Juni 2016 M dimulai pukul 19.00 sampai dengan 20.30 WIB berlokasi diPendopo Kecamatan Pogalan.

Dengan tema "Memantabkan Langkah Berkhidmah Generasi Islam Nusantara", maka mengandung arti Pengurus PAC kedepan selalu menjadi Garda terdepan NU dengan fokus gerakan, Pelajar,Pemuda dan Santri sebagai manifestasi dari Khidmah NU dalam membangun moral dan mencerdaskan kehidupan,berbangsa dan bernegara.

Acara tersebut sangat luar biasa karena dihadiri Camat,Kapolsek,Danramil Pogalan, dan Syuriyah, Tanfidziyah MWC NU Pogalan beserta seluruh Banom, Ketua PAC Ansor, Fatayat, Muslimat NU Pogalan,Pengurus Ranting,Komisariat IPNU-IPPNU Se-Kecamatan Pogalan yang turut mendukung terselenggaranya acara tersebut. Yang dihadiri sekitar 300 orang.

Dalam sambutannya,Camat Pogalan,Bapak Puguh mendukung penuh acara ini, karena sebagai proses kederisasi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara, "Pengurus yang baru dilantik inilah kedepan yang akan menggantikan Pemimpin-Pemimpin Pemerintahan,termasuk saya sebagai Camat Pogalan,",Ujar Beliau. Beliau juga berpesan bahwa Kader IPNU-IPPNU haruslah menguasai dan memiliki Keilmuan yang mumpuni dalam rangka menghadapi Era-Globalisasi yang menuntut kita untuk menguasai berbagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dan harapan beliau,karena basisnya IPNU dan IPPNU itu adalah Keagamaan dan Akhlakul Karimah,5 tahun kedepan bisa muncul anak-anak bangsa yang unggul dibidang IPTEK disisi lain juga memiliki ketaqwaan yang tinggi dan berakhlakul karimah.

Begitu juga Bapak K.H Arif Nahrowi,Wakil Ketua Tanfidziyah MWC NU Pogalan memberikan arahan dan bimbingan kepada hadirin, bahwa :1)Kader  IPNU-IPPNU harus menjadi pelopor dalam berakhlakul karimah 2)Harus ikut mendukung suksesnya Program-Program MWC NU dan Pemerintah Kecamatan Pogalan 3)Menjadi Pemuda yang tangguh,berani dan selalu didepan dalam mengawal Islam Nusantara,salah satunya menjaga keutuhan NKRI seumur hidup.
Pesan Beliau,"Anak-anak IPNU-IPPNU harus menjadi Pelopor Para Pemuda untuk bisa ber'amar makruf nahi munkar."

Masih dalam rangkaian acara Pelantikan Pengurus tersebut,dihari yang sama,IPNU-IPPNU Anak Cabang Pogalan juga menyelenggarakan Gema Sholawat bersama Jaljalut Trenggalek yang dimulai pukul 20.30 sampai dengan 24.00 WIB. Antusias penonton yang luar biasa terbukti dihadiri oleh 300 jamaah yang ikut memeriahkan dan mendukung acara tersebut hingga diPenghujung acara. Acara Gema Sholawat tersebut berakhir dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan do'a Penutup yang dipimpin oleh KH.Fatkulloh Sholeh,Ketua Tanfidziyah PCNU Trenggalek.

Besar harapan dari Ketua PAC IPNU maupun IPPNU Kecamatan Pogalan selama 2 tahun kedepan bisa tumbuh kader-kader yang menjadi Mutaharrik/Penggerak yang menghidupkan roda organisasi IPNU,IPNU diseluruh Ranting Ranting/Desa dan Komisariat/Sekolah Se-Kecamatan Pogalan.

Team Pers dan Jurnalistik PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Pogalan.

Jemari Trenggalek
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Trenggalek, PC. MUSLIMAT NU Trenggalek, PC. GP ANSOR Trenggalek, PC. FATAYAT NU Trenggalek, PC. IPNU-IPPNU Trenggalek, beserta Badan Otonom dan simpatisan lainnya berziarah ke makam sesepuh dan masayih Trenggalek dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Rabu 01 Juni 2016 pukul 10.00 - selesai diberangkatkan dari Gedung NU Trenggalek.

Puluhan anggota IPNU IPPNU terbagi menjadi 5 kelompok jamaah.

Setiap kelompok di pimpin Masyayih yang telah di musyawarahkan terlebih dahulu oleh Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PC NU Trenggalek. Kemudian Pemberangkatan jamaah langsung di pimpin oleh Rois Syuriyah & Ketua Tanfidziyah PC NU Trenggalek.

Ziarah ke maqbaroh para sesepuh dan masyayih Trenggalek ini bertujuan untuk mengenang jasa beliau beliau dalam menjaga, mengkontrol dan ikut melestarikan perkembangan peradaban di Trenggalek.
Memperoleh barokah beliau beliau adalah hadiah suci pemertebal hidmah untuk tetap menegakkan dan memperjuangkan Islam Ahlussunnah Waljamaah An Nahdliyah.

Makam Makam Yang di Ziarahi

1. Mbah kawak : Ngantru
2. Minak Sopal : Bagong
3. K.Yunus Sutarno : Gunung cilik
4. Abu Sufyan : TMP Jarakan
5. Nurkholifah/mbah Putih: Kayen Karangan
6. K.Minhaji : Kebon Tugu
7. K Mesir : Durenan
8. K.H Ali Bastomi : Kampak
9. K.Ibrahim Sunyoto : Gandusari
10. K. Mahali : Melis Gandusari
11 K.Abdullah Umar : Jati Karangan
12. K.H. Zainal F : Kedunglurah
13. Baderun : Gunung Cilik
14. K Mahfud : Gunung Cilik
15. K. Jumadi: Gunung cilik
16. K. Jumadi : Gunung Cilik
17. Mangun Mustofa: Gunung Cilik
18. Mangun nagoro : Gunung Cilik Ngantru
19. Mangun Dirjo: Gunung Cilik Ngantru
20. K Mungin : Durenan
21 K. Abd Jalil : Durenan
22. K. Muhtar : Durenan
23. KH. Abdulloh Sholeh : Kedunglurah
24.KH. Bastomi : Kelutan
25. KH. Nur Musdzalifah Santren
26. Kanjeng Jimat Pogalan
27. K.H. Hasyim Syafi'i Pogalan

Team Jemari
(Kang Nafi, kang Bangkit, kang abdurahman, Uliya)

Jemari, Trenggalek.

Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Anak Cabang  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kecamatan Pule,  dalam menggarap Organisasi tidak sekedar bicara tetapi memang diwujudkan dengan tindakan nyata. Senin, 23 Sya'ban 1437 H / 30 Mei 2016 dimulai pukul 13.00 WIB - 18.00 WIB, mengadakan acara Konferensi Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Desa Jombok, berlokasi di Masjid Nurul Huda Dusun Sidem Desa Jombok.

Dengan tema “Melestarikan Budaya Cerdas Dari Pelajar, Oleh Pelajar, dan Untuk Pelajar", maka mengandung arti pelajar tidaklah sekedar belajar, namun harus berperan dan berbuat.

Suasana tampak meriah menyambut kedatangan para undangan dan peserta konferensi. Acara tersebut dimeriahkan oleh Majelis Sholawat IPNU IPPNU Pule (MASIIP), dan tak ketinggalan ayat ayat suci Al-qur'an juga dilantunkan dengan sangat merdunya oleh Rekanita Titin, salah satu anggota IPPNU.

Acara tersebut sangat luar biasa karena dihadiri oleh Kapolsek Pule dan juga Rais Syuriah NU Ranting  Jombok beserta seluruh Banom, termasuk Ketua GP Ansor Ranting Jombok juga ikut hadir mendukung penuh atas terselenggaranya konferensi tersebut.  Dihadiri oleh 53 peserta dari IPNU dan 45 peserta dari IPPNU, acara tersebut berjalan dengan lancar.

Dalam sambutannya,  Kapolsek Pule, Bpk. Aiptu Suraji mendukung penuh acara ini, karena dapat  mengayomi masyarakat sekitar. Beliau juga berpesan agar menghindari  pornografi, apalagi narkoba. Karena hal itu menjadi penghalang kesejahteraan bangsa. Beliau juga berpesan, IPNU dan IPPNU harus menjadi pelopor dan penggerak agar siswa-siswi di Pule khususnya tidak putus sekolah karena banyak sekali anak-anak di Pule yang hanya bersekolah sampai jenjang SMP saja.

Begitu juga Bapak K. Khoirul Anwar Rais Syuriah Ranting NU Jombok juga memberikan dukungan, arahan serta bimbingan kepada semua yang menghadiri acara tersebut, beliau berpesan "Santri IPNU IPPNU harus berhati-hati, karena muda-mudi sekarang banyak yang terjerumus narkoba dan juga pergaulan bebas, makanya harus tau batasan pacaran."

Alhamdulillah, setelah melalui tahap pemilihan, akhirnya terpilih rekan Eko Mahmudianto sebagai Ketua Ranting IPNU Jombok dan juga Rekanita Khoirun Nikmah sebagai Ketua  Ranting IPPNU Jombok Masa Khidmat 2016-2018, dengan disaksikan Bapak Kapolsek Pule yang mengikuti acara dari awal sampai akhir pemilihan.

Besar harapan dari PAC kepada ketua terpilih agar menjadi kader-kader yang militan karena medan juang yang dihadapi tidaklah mudah. Sehingga IPNU-IPPNU bisa menjadi organisasi pelajar seperti yang diidamkan masyarakat.

Maulana dan Team.
Lembaga Pers dan Jurnalistik PAC IPNU Pule.
Editor : Ulliya (JEMARI)

Jemari , Trenggalek 

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nadhatul Ulama Desa Kerjo, mengadakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) dan Pemilihan Ketua PR IPNU Kerjo di Mushola An Nur tepatnya Yayasan Thoriqul Huda dusun Krandon desa Kerjo Kec Karangan.   Ahad 29 Mei 2016 dimulai pada pukul 07:30 sampai 15.30. Dengan Tema meneguhkan ideologi ke IPNU- IPPNU-an menegaskan identitas untuk membentuk kader muda yang berisi kebagsaan dan berlandaskan Islam Ahlusunnah wal jama'ah.

Kita mempunyai keteladanan kepemimpinan yang luar biasa yakni Nabi Muhammad SAW. Karena sifat beliau yang Shidiq, Amanah, Tablig, dan Fatonah. Dan di IPNU IPPNU lah saya kira merupakan wadah yang pas untuk menggembleng sifat sifat tersebut. Karena IPNU IPPNU merupakan organisasi pelajar  yang mengajarkan untuk Belajar berjuang dan bertaqwa secara iklas. Sungguh apabila tidak ada keiklasan dalam diri pengurus maka mereka tidak akan mau. Dalam materi kepemimpinan yang disampaikan oleh Rekan Slamet Ahmad Rofiq.

Acara ini dihadiri oleh peserta sebanyak 40 peserta dari IPNU 26 dan dari IPPNU 14 peserta. Jumlah ini mengalami penurunan dimana pada makesta tahap 1 jumlah peserta 75 hal ini dikarenakan ada sebagian peserta yang masih masuk sekolah. Pada hari jumat kemarin kita telah melakukan makesta tahap pertama dan hari ini dilanjutkan makesta tahap ke 2. Setelah makesta nanti akan ada sesi pemilihan ketua baru PR IPNU Kerjo. Ujar Ari Trio Laksono sebagai ketua panitia.

Karena saya tidak bisa menunaikan tugas dikarenakan akan melanjutkan pendidikan dikota Blitar. Selama 7 bulan ini kami melakukan rutinan tiap bulan dan latian seni sholawatan, saya berharap untuk ketua yang baru bisa melanjutkan dan membuat program program yang lebih bagus lagi. Kata Munawir ketua Pimpinan Ranting IPNU Kerjo sewaktu penyerahan jabatan kepada ketua yang terpilih yakni rekan Nuryanto. 

Muchojin Puji Santoso dan team Jemari.