Foto Bersama Pengisi Acara
Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Trenggalek menggelar Talkshow Pembangunan Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembinaan Keluarga (KKBPK), Minngu (18/12) bertempat di Aula Lantai 3 Gedung PC NU Trenggalek dengan menghadirkan 2 (dua) narasumber yaitu Widyaningrum Hamid Putri, S.Pd (Duta GenRe Jawa Timur 2015) dan Mahsun Ismail, S.Ag., MM (Koalisi Kependudukan Trenggalek/Mantan Wakil Bupati Trenggalek).

Koordinator Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) PC IPPNU Trenggalek, Rekanita Ulyatun Nikmah mengungapkan bahwa acara tersebut terselenggara dengan latar belakang IPNU-IPPNU menyadari betul peran pentingnya sebagai remaja dalam pembangunan nasional, dipandang perlu memahami secara utuh wawasan kependudukan yang menjadi masalah signifikan berkat maraknya perkawinan dini, degradasi moral, dan melemahnya pembinaan keluarga.

“Semua masalah terkait kependudukan yang terjadi dimasyarakat, terutama remaja, bisa dicegah, diminimalisir, dan diperbaiki dengan cara yang terstruktur, melalui lingkungan,” papar Widyaningrum Hamid Putri

Selanjutnya Bapak Mahsun menambahkan, “ inilah mengapa remaja berwawasan kependudukan berperan sangat penting sebagai pelopor masyarakat umum agar peka terhadap masalah-masalah tersebut,”

“Acara ini terselenggara sebagai wujud ikhtiar kita dalam pendampingan remaja dengan menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP-KB), yang dihadiri 70 peserta delegasi Pimpinan Anak Cabang se-Kabupaten Trenggalek serta pengurus PIK-R Syir@h yang dibentuk PC IPPNU Trenggalek  beberapa waktu yang lalu,” kata Rekanita Ulya panggilan akrabnya.

Ilham Bai/Lembaga Pers
Aksi PAC IPNU-IPPNU tugu
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam yaitu tahun 1438 H dan memperingati Hari Santri Nasional MWC NU Tugu beserta badan otonom IPNU-IPPNU, GP Anshor, Fatayat, Muslimat menyelenggarakan Pawai Ta’aruf pada hari ahad 08 Oktober 2017 dengan start  pukul 07.00 WIB  dari Lapangan Desa Nglongsor Kec. Tugu dan finish sekitar pukul 11.30 WIB di halaman Pondok Pesantren Qomarul Hidayah Tugu.

Foto Saat Pawai
Pawai Ta'aruf ini diikuti oleh seluruh elemen NU Kecamatan Tugu mulai dari MWC NU, Pengurus Ranting NU, seluruh Badan Otonom mulai dari Pimpinan anak cabang sampai Ranting, Madrasah Diniyah, TPQ, dan Jamah Sholawat Se Kecamatan Tugu. Selain dengan nada dan gaya islami dalam pawai ini juga dimeriahkan oleh tampilan reog sebagai gambaran bahwa elemen  NU mampu berkolaborasi dengan budaya masyarakat guna mewujudkan corak Islam Nusantara yang identik dengan ketentraman.

Foto Bersama Usai Pawai Ta'aruf
Pewarta: Lembaga Pers PC IPNU Trenggalek


Foto Bersama Usai Pelaksanaan Rakerancab II
Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Pogalan menggelar Rapat Kerja Anak Cabang (RAKERANCAB) Ke-II, kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari ahad 08 Oktober 2017 bertempat di Pendopo Kantor Kecamatan Pogalan yang dihadiri oleh Pengurus PAC IPNU-IPPNU Pogalan, utusan Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Komisariat (PK) Se Kecamatan Pogalan. Kegiatan Rakerancab II PAC IPNU-IPPNU Pogalan dimulai pukul 14.00 WIB dan slelsai pukul 17.00 WIB.

Dalam Rakerancab tersebut membahas 2 hal yaitu evaluasi program dan perencanaan program selanjutnya, Selanjutnya Rekanita Nurbidayah (Ketua PAC IPPNU Pogalan) mengungkapkan bahwa dalam Rekerancab II ini yang pertama kita membahas evaluasi program kerja selama satu tahun yang sudah terlaksana maupun yang belum terlaksana, selain itu juga membahas hambatan apa saja yang menggangu perjalan kita, selanjutnya kita mencari solusi untuk jalan keluar dari hambatan tersebut. Kedua, membahas agenda atau program ke depan selama sisa masa kepengrusan ini yang lebiih fokus pada pendampingan kegiatan Pimpinan Ranting dan juga Pimpinan Komisariat Se  Kecamatan Pogalan, serta membahas tentang agenda pengkaderan kedepannya.

Suasana Rakerancab II PAC IPNU-IPPNU Pogalan

Dalam sebuah organisasi yang sehat memang sangat diperlukan yang namanya program kerja agar kinerja kita dapat dievaluasi dan terukur dengan gambaran yang jelas.

Pewarta : Lembaga Pers PC IPNU Trenggalek
Gotong Royong Mendorong Bak Sampah
Guna Mewujudkan  DURENAN BERSANTRI (Bersih, Sehat, Aman, Nyaman, Tertib dan Indah), Pemerintah Kecamatan Durenan yang dipimpin oleh Bapak Habib Sholehudin (Camat Durenan) mengadakan Bhakti Sosial Program Kali Bersih atau yang disingkat dengan PROKASI pada hari ahad, 08 Oktober 2017. Dalam Baksos Prokasi ini dari unsur IPNU-IPPNU menerjunkan badan semi otonomnya yaitu DKC CBP-KPP Trenggalek bekerjasama dengan PAC. IPNU-IPPNU Durenan yang dipimpin langsung oleh Komandan Ahmad Sholeh (Komandan DKC CBP Trenggalek).

Acara baksos tersebut diawali dengan apel bersama yang diikuti sekitar 1000 peserta, Selanjutnya dilanjutkan bersih kali sepanjang perbatasan kedunglurah (Kecamatan Pogalan) ke Timur sampai dengan jalan menikung yang oleh warga sekitar Durenan sering disebut tikungan warungasem. Selain melaksanakan pembersihan sungai atau kali dari sampah guna mengembalikan sungai pada fungsi utamanya, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan pemasangah papan himbauan larangan buang sampah secara masal oleh tiap-tiap organisasi/instansi yang berpartisipasi. Dalam kegiatan tersebut dari CBP-KPP dan IPNU-IPPNU memasang 2 (dua) papan himbauan larangan buang sampah disungai.
Papan Himbauan Larangan Buang Sampah di Sungai 
Berikut adalah instansi dan organisasi yang berpartisipasi dalam Bhakti Sosial Program Kali Bersih di Kecamatan Durenan :
1. Pemerintah Kecamatan Durenan
2. Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup Kab. Trenggalek
3. Koramil Durenan
4. Polsek Durenan
5. Pemerintah dan Masyarakat Desa se Kecamatan Durenan
6. PMI Kabupaten Trenggalek
7. PMR Se Kabupaten Trenggalek
8. IPNU-IPPNU Se Kabupaten Trenggalek
9. Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Durenan
10. Banser Durenan
11. Komunitas Motor Trail
12. Info Seputar Durenan Trenggalek (ISDT)
13. Galak Mania Durenan
14. Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kec. Durenan
15. Komunitas Mata Hati

Galeri Foto Bhakti Sosial Kali Bersih di Kecamatan Durenan :
Pembagian Tugas

Calon Menantu Idaman Ya IPPNU 

Calon Menanttu Idaman Ya IPNU

Kolaborasi Bareng Banser 


Wajah-Wajah Pejuang Baksos dari IPNU-IPPNU
Pewarta : Ilham Baihaqi [Lembaga Pers PC IPNU Trenggalek]

IPNU Trenggalek - Pada setiap bulan Agustus di berbagai wilayah Indonesia pasti mengadakan kegiatan demi merayakan HUT Indonesia. Pada peringatan HUT Indonesia ke-72 PAC IPNU-IPPNU Panggul mau kalah juga untuk ikut memeriahkannya, tentunya dengan cara khas masing-masing.

PAC IPNU-IPPNU Panggul turut berpartisipasi pada perlombaan Gerak Jalan tingkat Umum yang diadakan oleh Pemerintah Kecamatan Panggul. Pelaksanaanya pada hari Kamis, 10 Agustus 2017 dari start pukul 14.00 s/d pukul 16.00 finish yang menempuh jarak ±5 km. Dari 80 pleton peserta gerak jalan, PAC IPNU-IPPNU Panggul mendapatkan no. Urut 29.
Rekan-Rekanita PAC IPNU-IPPNU Panggul
Dengan semangat 45 dan penuh keceriaan, jarak yang lumayan jauh pun tak terasa. Dengan riangnya di sepanjang jalan rekan-rekanita PAC IPNU-IPPNU Panggul menyanyikan lagu-lagu khas warga Nahdliyyin. Alhamdulillah sepanjang jalan rekan-rekanita banyak mendapat pujian dari para penonton yag sedang menyaksikan gerak jalan.

Semoga tahun depan PAC IPNU-IPPNU Panggul dapat mengikuti PHBN dengan lebih semangat mampu meningkatkan kader baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Pewarta : Sabilly

Oleh : Afrizal El Adzim Syahputra

IPNU Trenggalek - Pada akhir bulan Rajab, terjadi peristiwa besar dalam sejarah kenabian, yaitu Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Isra' Mi'raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Isra' adalah kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Sedangkan Mi'raj adalah kisah perjalanan Nabi dari bumi ( masjidil aqsa ) menuju ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, yang merupakan tempat paling tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh manusia, kecuali Rasulullah SAW. Peristiwa ini terjadi sekitar 5 sampai 12 tahun pada malam Senin, tanggal 27 rajab setelah Muhammad SAW diutus menjadi rasul dan setahun sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah. Kisah Isra' ini disebutkan dalam firman Allah SWT :

 سُبْحَانَ الَّذِي أَسرَْى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الحرََْامِ إِلىَ الْمَسْجِدِ الأَْقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنرُِيَهُ مِن آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” ( QS Al Isra' : 1 )

Sedangkan kisah mi'raj dijelaskan dalam firman Allah SWT :

“Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad SAW melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia (Muhammad SAW ) telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” ( QS An Najm : 13 – 18 )

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى ( ١۳ ) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى ( ١٤ ) عِنْدَھَا جَنَّةُ الْمَأْوَى ( ١٥ ) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ
( مَا يَغْشَى ( ١٦ ) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى ( ١۷ ) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى ( ١۸

Sebelum melakukan Isra' Mi'raj, Allah SWT memerintahkan malaikat kepada Malaikat Jibril dan Mikail untuk membedah dada dan mencucui hati Rasulullah SAW. Lalu mengapa Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril dan Mikail untuk membedah dada dan mencuci hati Rasulullah? Bukankah beliau adalah seorang yang ma'shum ? Ternyata alasannya adalah sebagai pelajaran bagi kita selaku umatnya, bahwa membersihkan, merawat dan menghiasi hati adalah pekerjaan utama yang harus didahulukan dari lainnya, sebagaimana Allah SWT mendahulukan pembedahan dan pencucian hati Rasulullah SAW sebelum melakukan perjalanan Isra' Mi'raj.

Untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh ini, Rasulullah SAW menggunakan kendaraan buraq. Buraq adalah kendaraan super kilat yang dipakai oleh Rasulullah SAW di dalam menempuh perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha yang setiap langkahnya sejauh mata memandang, seolah olah dia lari dengan kecepatan cahaya, bahkan mungkin juga lebih cepat dari
kecepatan cahaya. Lafadz “Buraq” berasal dari kata “barqun” yang berarti kilat. Oleh sebab itulah, kecepatan lari buraq sangat cepat bagaikan kilat. Buraq itu berbulu putih bersih dan berkaki empat, badannya tinggi, lebih besar dari keledai, lebih kecil dari kuda dan tidak memiliki jenis jantan atau betina.

Ketika Rasulullah SAW sampai di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsha), beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana. Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril as, lalu masing-masing melakukan sholat dua rakaat. Setelah itu, sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia yang ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershofshof seraya menunggu siapakah yang akan mengimami mereka. Kemudian Jibril as memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju. Kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah SAW sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Nabi dan Rasul.

Kemudian beliau disertai dengan malaikat Jibril as melakukan Mi'raj, yaitu perjalanan menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah SWT untuk mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung
untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulia ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemuliaan ibadah sholat. Sebab perintah ibadah lainnya hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat. Allah SWT memanggil hamba yang paling dicintainya yaitu Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.

Keesokan harinya, setelah Rasulullah SAW mengalami peristiwa Isra' dan Mi'raj, beliau mengumpulkan orang-orang untuk menyampaikan tentang kabar tersebut. Bahkan pada waktu itu, Orang Kafir Quraisy ingin menguji kebenaran peristiwa Isra' dan Mi'raj dengan harapan Nabi Muhammad SAW terbungkam dengan ucapannya sendiri. Akhirnya Rasulullah SAW menunjukkan kepada mereka dengan beberapa pertanda, di antaranya adalah : Sampainya Kafilah kaum Quraisy sebelum terbenamnya Matahari. Akan tetapi kala itu kedatangan Kafilah terlambat sehingga ditahanlah Matahari tersebut (oleh Malaikat Jibril) hingga akhirnya mereka sampai.

Pertanda lain yang disebutkan dalam Kitab-Kitab Hadits dan Siroh adalah penggambaran tentang Masjidil Aqsha dan pintu-pintunya. Kala itu, Rasulullah SAW memasuki Masjid Al-Aqsha di malam hari, sehingga tidak bisa menggambarkan (menyifati) pintu pintunya, sebab beliau belum pernah melihat sebelumnya. Manakala orang-orang Kafir meminta agar Rasulullah menceritakan tentang sifat/bentuk Masjid Al-Aqsha, maka Allah SWT mengangkat Masjid Al-Aqsha ke penglihatan Nabi Muhammad SAW sehingga beliau bisa memberikan gambaran detail tentang Masjid tersebut.

Isra' Mi'raj merupakan peristiwa yang tidak pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya, oleh karena itulah peristiwa ini termasuk dari pada mu'jizar Rasulullah yang terbesar setelah Al Qur'an. Tujuan utamanya adalah untuk menerima perintah sholat lima waktu dan sebagai penghibur bagi Rasulullah SAW pasca kematian istri tercintanya Khadijah. Disamping itu, peristiwa Isra' Mi'raj merupakan suatu pertanda bahwa pribadi Rasulullah SAW di sisi Allah mempunyai nilai kemuliaan dan kepribadian tinggi yang menjadi teladan bagi setiap umatnya. Oleh karena itulah, peringatan Isra' Mi'raj merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menurunkan perintah sholat lima waktu serta menjadikan peristiwa itu termasuk dalam keistimewaan Rasulullah SAW

Oleh: Rekan Ketua Slamet Tuharie PP IPNU

IPNU Trenggalek - Kebijakan kontroversial fullday school (FDS) yang dikeluarkan oleh Mendikbud, Muhajid Effendi adalah umpan yang sangat cantik untuk Presiden Jokowi. Begini, harus kita pahami bahwa Jokowi adalah seorang politisi. Artinya dalam setiap kebijakan yang ada pasti selalu akan ada celah untuk memberikan keuntungan secara politis. Tak terkecuali kebijakan FDS. Kenapa?

Begini Bung, ada istilah “no free lunch” atau tidak ada makan siang gratis. Termasuk dalam FDS ini. Kita lihat, betapa luar biasa respon masyarakat Nahdliyin yang memprotes kebijakan FDS yang dikeluarkan oleh Muhajir Effendy. Bahkan, sampai ada yang mengira protes-protes yang dilakukan oleh masyarakat Nahdliyin karena politisasi. Untuk yang ini saya rasa tidak tepat, karena nyatanya ini gerakan yang muncul dari kalangan kultural yang bersinggugan langsung dengan Madrasah Diniyah (Madin). Tapi, paling tidak kebijakan FDS ini telah menyatukan masyarakat Nahdliyin di Indonesia, terutama di wilayah Jawa yang sangat erat dengan Madin dan Pesantren.

Yang perlu dipahami bahwa menyatukan suara masyarakat Nahdliyin itu tidak mudah, dan berkat isu FDS ini, tanda-tanda menyatunya masyarakat Nahdliyin itu semakin jelas. Tidak bisa dipungkiri bahwa karena tidak adanya sikap resmi dari struktural NU untuk mendukung salah satu calon, menyebabkan suara masyarakat Nadhliyin menyebar ke mana-mana. Dan salah satu yang menarik adalah untuk menyatukan masyarakat NU harus ada satu isu yang bisa memantik rasa solidaritas ke-NU-annya, salah satunya adalah dari isu pendidikan, Madin dan Pesantren. Dua insitusi ini sudah sangat identik dengan NU.

Lalu apa untungnya bagi Jokowi? Mari kita lihat peta dukungan politik untuk Jokowi maju di Pilpres 2019. Ada Golkar yang sudah berkomitmen untuk mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019 melalui Rapimnas Golkar 2016. Meski pada 2017 ini, Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP, nyatanya sikap Golkar tidak berubah. Paling tidak, ini menjadi indikator bahwa Golkar tetap solid mendukung Jokowi.

Lalu ada NasDem, besutan Surya Paloh yang juga memberikan dukungan penuh untuk Jokowi pada Pilpres 2019. Kekuatan NasDem ini salah satunya adalah kepemilikan media yang cukup kuat. Partai lainnya adalah PPP, Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), PKP Indonesia, dan Perindo. Khusus untuk Perindo, ini sekali lagi menunjukkan langkah cantik seorang Jokowi dalam mengambil posisi politiknya. Perindo yang dinahkodai oleh Hary Tanoesoedibyo akhirnya “menyerah tanpa syarat” setelah sebelumnya selalu mengkritik Jokowi melalui media-medianya dalam naungan MNC Grup.

Kini, MNC Grup telah berbalik arah. Meski dukungan itu muncul setelah penetapan Hary Tanoesoedibyo sebagai tersangka. Tapi yang perlu diingat bahwa Hary Tanoe adalah seorang pebisnis, maka saya kira dukungannya terhadap Jokowi juga tidak lepas dari dampak ekonomi pada bisnis-bisnis yang dimilikinya. Termasuk, penurunan nilai saham milik MNC Grup seperti MNCN, BMTR, BHIT dan MSKY yang mengalami penurunan yang cukup signifikan pada bulan Juni lalu. Tapi yang jelas, bahwa dukungan media-media yang dimiliki oleh Hary Tanoe juga sebuah modal politik yang tidak sepele, mengingat MNC Grup adalah raksasa media di Indonesia saat ini.

Lalu di manakah PKB? Nah, partai yang merupakan representasi masyarakat Nahdliyin ini ternyata belum menentukan arah dukungan untuk pilpres 2019. Di sinilah Jokowi mempunyai potensi kekuatan baru, ketika kebijakan FDS dikeluarkan dan meresahkan masyarakat Nadhliyin, maka yang bersuara keras adalah PKB, karena masyarakat Nahdliyin adalah basis representasi politik dan konstituen utamanya. Ini adalah kartu cantik Jokowi untuk merebut dukungan PKB pada Pilpres 2019 mendatang.

Tentu sudah tahu khan kemungkinannya? Jokowi akan memiliki kekuatan politik baru jika ia mampu membatalkan kebijakan FDS secara permanen dan mengeluarkan Perpres yang mendukung terhadap tradisi pendidikan di kalangan masyarakat Nahdliyin.

ppipnuDengan itu pula, maka potensi besarnya adalah PKB akan memberikan dukungan kepada Jokowi pada Pilpres 2019. Begitu pula dengan warga Nahdliyin yang kultural yang bisa jadi akan memberikan dukungan yang lebih besar kepada Jokowi pada Pilpres 2019, karena keberpihakan Jokowi pada Madin dan Pesantren.

Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan PAN? Saya kira, PAN dalam beberapa waktu terakhir menjadi partai dalam barisan pemerintah yang tidak selalu sejalan dengan kebijakan politik koalisi. Itu artinya, secara tidak langsung Jokowi telah mengetahui, mana partai yang benar-benar loyal, dan mana yang setengah-setengah. Sekali lagi, FDS ini adalah umpan cantik yang diberikan oleh Muhajir Effendy untuk mendulang kekuatan politik dalam Pilpres 2019 mendatang.

Itu sih cuma analisa, bisa benar bisa salah, yang jelas no free lunch lah dalam dunia politik. Tapi jika akhirnya begitu, maka Jokowi adalah politisi yang sangat cerdik yang mampu “menyandera” satu-persatu lawan politiknya dengan cantik.

#ipnu #mciipnu #ipnuprogresif #tolakfds #ipnutolakfds
#ipnutrenggalek #pelajarnutrenggalek #ipnutrenggalektolakfds

Sumber : akun instagram @ppipnu
Bersama Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Durenan | Foto by Munir
3. Halal Bi Halal PC IPNU-IPPNU Trenggalek

Salah satu ciri khas idul fitri di Indonesia adalah tradisi anjang sana ke sanak saudara yang biasa dijuluki dengan istilah “halal bi halal”, IPNU-IPPNU Trenggalek sebagai ujung tombak dalam kaderisasi NU ikut serta melestarikan tradisi yang sarat dengan nilai ketuhanan dan sosial. Sebagaimana dikutip NU Online, KH Muhammad Shofi Al Mubarok, Pengasuh PP Sirojuth Tholibin Brabo Gobogan Jawa Tengah menjelaskan, Halal bi halal tidak hanya terkhusus urusan maaf memaafkan. Melainkan saling menghalalkan. Artinya, benar-benar memaafkan baik secara lahiriah maupun batiniah.

Kamis, 29 Juni 2017, PC IPNU-IPPNU Trenggalek melanjutkan rangkaian agenda hari raya dengan halal bi halal ke ndalem tokoh-tokoh NU dan alumni IPNU-IPPNU . Sesuai dengan kesepakatan antar pengurus, rute halal bi halal dimulai dari titik kumpul di Gedung NU Trenggalek, dilanjutkan ke Pendopo Kabupaten - Ngares - Tugu - Pule - Suruh - Karangan - Gandusari - Pogalan.
Bersama Mbah Zabidi, Ketua Pertama IPNU Trenggalek
Pukul 09.00 WIB Rombongan rekan-rekanita PC bertolak dari gedung NU menuju ndalem tokoh-tokoh NU sesuai dengan rute yang telah disepakati. Adapun yang menjadi tujuan (berurutan sesuai rute) diantaranya silaturahim dengan Bupati Trenggalek, Romo Kyai Rusdi Ngares, Romo Kyai Mubin Tugu, Romo Kyai Maksum Pule (Rais Syuriah PCNU Trenggalek), Pak Fatkur Rohman (Satkorcab Banser) dan Bu Muki Suruh, Romo Kyai Mas’ud dan Gus Ali Karangan, Mbah Zabidi Gandusari (Ketua pertama IPNU Trenggalek), dan  sebagai penutup rombongan PC IPNU-IPPNU Trenggalek sowan ke ndalem Gus Loh Pogalan (Ketua Tanfidziyah PCNU Trenggalek). Halal bi Halal ini berakhir pada pukul 17.00 WIB.

4. KONFERANCAB XV IPNU-IPPNU Durenan

PAC IPNU-IPPNU Durenan melaksanakan regenerasi kepengurusan melalui mekanisme Konferensi Anak Cabang (KONFERANCAB) ke XV pada hari Sabtu, 08 Juli 2017 yang berlokasi di Aula SMP Islam Durenan.
Suasana Konferancab Durenan
Selama kepengurusan periode 2015-2017, PAC Durenan sempat melakukan pergantian posisi ketua yang sebelumnya dijabat oleh Rekan Izza kemudian dimandatkan kepada Rekan Ilham—karena terpilihnya Rekan Izza dalam Konfercab IPNU-IPPNU Trenggalek pada bulan Januari 2017.

Pada agenda KONFERANCAB ini, setelah melalui tahap pencalonan dan pemilihan—terpilih Rekan Fahrur Rozikin sebagai Ketua PAC IPNU Durenan dan Rekanita Siti Maimunatul Munawaroh sebagai Ketua PAC IPPNU Durenan.

5. Pelantikan dan MAKESTA PAC IPNU-IPPNU Dongko

Sebuah gebrakan akan kebangkitan kembali nama besar IPNU-IPPNU telah digalakkan oleh pelajar-pelajar NU di Kecamatan Dongko—setelah beberapa periode sebelumnya mengalami stagnasi kaderisasi sebagai bagian dari efek mandegnya tongkat estafet kepengurusan di Kecamatan Dongko. Berkat semangat dan komitmen pelajar-pelajar NU Dongko dalam menghidupkan kembali geliat IPNU-IPPNU di kecamatan yang berjarak 12 KM dari pusat pemerintahan Kabupaten Trenggalek ini, akhirnya PAC IPNU-IPPNU Dongko secara resmi dilantik oleh PC IPNU-IPPNU Trenggalek dan sekaligus menyelenggarakan pengkaderan formal Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) perdana kepengurusan di masa khidmat 2017-2019.
Pembacaan Surat Pengesahan PAC IPNU-IPPNU Dongko oleh Rekan Mahfudi
Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dongko dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Juli 2017 yang berlokasi di Pondok Pesantren Darussalam Dongko. Rekan Mujahidin Selaku Wakil Ketua 3 PC IPNU Trenggalek menyampaikan harapan besar kepada pengurus PAC Dongko yang dilantik agar istikomah dalam mengawal misi kaderisasi pelajar-pelajar NU di Kecamatan Dongko. Selepas pembukaan, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) selama 2 hari sampai tanggal 16 Juli 2017.

Semoga rekan-rekanita PAC IPNU-IPPNU Dongko senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan roda organisasi—sebagai bagian dari ikhtiar maksimal untuk ikut berkontribusi  kepada NU dan bangsa Indonesia.

6. Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Suruh

Semangat berorganisasi juga sedang ditunjukkan oleh rekan-rekanita pelajar NU yang ada di Kecamatan Suruh. Di hari yang sama, Sabtu 15 Juli 2017, PAC Suruh menyelenggarakan pelantikan pada pukul 19.00 WIB. Untuk lebih memeriahkan acara pelantikan ini, PAC suruh mengadakan sholawatan sehingga pelantikan lebih semarak dengan disaksikan oleh Masyarakat Kecamatan Suruh.
Rekan Izza (Ketua PC IPNU Trenggalek) melantik Pengurus PAC IPNU Suruh MK 2017-2019
Agenda pelantikan ini diawali dengan penampilan group-group sholawat lokal Suruh. Pukul 22.00 WIB proses pelantikan dilangsungkan. Nampak pengurus PAC IPNU-IPPNU Suruh dengan penuh kepercayaan diri berdiri di atas panggung menyatakan baiat kesiapan berkhidmat untuk organisasi, NU dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rekan Badrus (Wakil Sekretaris 1 PC IPNU Trenggalek) dalam sambutannya menaruh harapan besar kepada pengurus PAC IPNU-IPPNU Suruh—di tengah tantangan era kemajuan teknologi—kader-kader NU harus mampu menganalisis setiap arus informasi yang masuk agar tidak terjerumus kepada paham yang bertentangan dengan ajaran Aswaja dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Foto Bersama PC IPNU-IPPNU Trenggalek dalam agenda Pondok Ramadhan di SMP Islam Gandusari. Kamis, 15 Juni 2017
IPNU Trenggalek - Kepengurusan PC IPNU Trenggalek di era Rekan Izza mewacanakan optimalisasi fungsi website ipnutrenggalek.or.id sebagai wadah publikasi kegiatan yang diselenggarakan oleh rekan-rekanita di tingkat grass root (PAC, Ranting, Komisariat).

“Melihat pesatnya kemajuan teknologi sekarang maka tepat kiranya IPNU memanfaatkan website sebaik mungkin agar kegiatan-kegiatan IPNU baik di tingkatan PAC, Ranting, Komisariat yang selama ini kurang terpublish, dapat terdokumentasi dengan baik, dapat kemudian terekspos secara masif di tengah masyarakat”, ujar Rekan Izza, Ketua PC IPNU Trenggalek.

Dalam rentan waktu bulan Juni sampai Juli 2017 terdapat beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan rekan-rekanita IPNU dan IPPNU Trenggalek di berbagai tingkatan. Berikut kegiatan-kegiatan yang telah berhasil diliput oleh Lembaga Pers PC IPNU Trenggalek dalam Liputan Berjamaah Kegiatan IPNU-IPPNU Trenggalek (Juni - Juli 2017):

1. Ngabuburit Bareng IPNU-IPPNU Trenggalek

Agenda Ngabuburit ini merupakan salah satu program kerja yang dicanangkan Departemen Seni dan Budaya PC IPNU-IPPNU Trenggalek. Agenda Ngabuburit bareng diselenggarakan selama 2 hari pada Jum’at - Sabtu, 16 - 17 Juli, mulai pukul 15.00 WIB sampai menjelang berbuka dan bertempat di depan Gedung NU Trenggalek. Selain dalam rangka menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan, agenda ini dimaksudkan untuk mewadahi potensi dan kreatifitas yang dimiliki oleh anggota maupun kader IPNU-IPPNU Trenggalek dalam bidang seni musik.
Foto Akrab Sholawat (Gus Badar)
Membaca perkembangan bakat dan minat para pelajar di Trenggalek—Departemen Seni dan Budaya menjadikan Genre Pop Acoustic sebagai pilihan dalam pagelaran musik di emperan Gedung NU Trenggalek ini. Untuk menambah memeriahkan acara ini, selain menampilkan pemain-pemain band dari internal IPNU-IPPNU sendiri, panitia turut menghadirkan group-group band muda Trenggalek yang salah satunya Akrab Sholawat pimpinan Gus Badar, alumni IPNU Trenggalek.
Foto Bagi Ta'jil PC IPNU-IPPNU Trenggalek
Untuk menambah keberkahan bulan Ramadhan yang sangat mulia, panitia juga menyediakan sekitar 300 takjil perharinya yang dibagikan kepada masyarakat sekitar gedung NU, tukang becak dan pengguna jalan yang kebetulan lewat.

2. Reuni Tahunan Alumni IPNU-IPPNU Trenggalek

Sudah menjadi tradisi—setiap hari raya Idul Fitri diadakan reuni Alumni IPNU-IPPNU Trenggalek. Acara tersebut menjadi ajang silaturahim satu tahun sekali bagi para alumni untuk bertatap muka kembali setelah fokus beraktifitas di bidang masing-masing. Agenda Reuni ini juga menjadi momen penting untuk para pengurus PC IPNU-IPPNU Trenggalek agar lebih mengenal para pendahulu-pendahulunya. Pelaksanaan agenda ini bertempat di kediaman Bapak Mahsunudin Gembleb Pogalan pada hari Rabu, 28 Juni 2017, tepatnya hari ke-4 di bulan Syawal 1438 H.
Foto Alumni Ketua-Ketua IPNU Trenggalek | Mahsun Ismail
Sederhana namun meriah. Demikian gambaran acara reuni ini. Tampak hadir Bapak Ibu Mantan Ketua IPNU dan IPPNU setiap periodenya sejak IPNU-IPPNU berdiri di Kabupaten Trenggalek sampai yang baru saja domisioner. Pukul 14.00 WIB para alumni mulai hadir di kediaman Bapak Mahsunudin. Sambil menunggu tamu alumni yang lain, acara diisi dengan ngobrol santai antar alumni. Setelah semua undangan hadir, acara diawali dengan pembacaan tahlil dan dilanjutkan dengan ramah tamah.
Foto Pengurus Pimpinan Cabang bersama Alumni
Melalui kegiatan reuni alumni, kader-kader IPNU-IPPNU Trenggalek yang hari ini masih berproses dapat mengambil beberapa pelajaran dan hikmah atas cerita perjalanan IPNU-IPPNU di Trenggalek sebagai modal untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan organisasi dan tentunya dapat menambah ikatan silaturahim dengan para alumni.

Lanjut ke Bagian kedua ... klik disini
Slametan | wikimedia.org
Oleh : Habib Wakidatul Ikhtiyar

IPNU Trenggalek - Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keanekaragaman. Berbagai suku, agama, ras, etnik, dan budaya hidup secara berdampingan dan menyatu membentuk identitas bangsa. Mulai dari wilayah paling barat (Sabang) hingga wilayah paling timur (Merauke) terdapat beranekaragam jenis kehidupan sosial masyarakat. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang masih menjaga tradisi dan adat leluhur dengan baik. Dari tradisi yang menonjolkan sisi spiritual, estetika, sampai dengan tradisi masyarakat yang mengandung unsur magis/ mistis.

Sebagai warga negara Indonesia, hidup dalam lingkungan yang kental akan tradisi dan adat istiadat adalah suatu berkah tersendiri. Kehidupan masyarakat selalu berjalan selaras dengan tradisi dan budaya warisan leluhur. Hal itu terus dijaga dan dipelihara dengan baik. Salah satu tradisi yang terus dipelihara hingga kini adalah slametan.

Tradisi slametan (selamatan) adalah sebuah tradisi masyarakat berbentuk ritual yang berisi do'a-do'a dan permohonan yang dipanjatkan kepada Allah swt agar selalu diberikan rahmat dan keselamatan. Slametan juga dilaksanakan dalam rangka kirim do'a kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Misalnya, selamatan tujuh harian, empat puluh harian, haul dan lain sebagainya.

Selain itu Slametan juga dapat bermakna ungkapan rasa syukur seorang manusia kepada Allah swt atas nikmat yang telah diberikan kepadanya. Dengan mensyukuri nikmat yang diberikan, seseorang dapat memahami dan mengambil hikmah atas segala nikmat yang terus dilimpahkan-Nya. Sebagai seorang hamba, manusia diwajibkan untuk terus menjalin komunikasi transendental dengan Tuhan-nya. Komunikasi tersebut dapat berupa ibadah maupun ritual tertentu yang tidak bertentangan dengan syariat.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin melihat fenomena tradisi slametan sebagai salah satu (sunnatullah) yang hidup di suatu lingkungan masyarakat. Slametan merupakan satu cara yang ditempuh manusia untuk bermunajat kepada Allah SWT. Sehingga wajib hukumnya bagi seluruh umat manusia, khususnya umat Islam, untuk menghargai dan menghormatinya. Dengan demikian, akan tercipta suatu iklim sosial budaya yang teduh, nyaman, tentram, dan selalu diberkahi Allah SWT.

Lantas, bagaimanakah hukumnya tradisi slametan menurut Islam? Dan apa sajakah makna dan manfaat yang dapat dipetik dari tradisi slametan?

Hukum tradisi slametan dalam agama Islam adalah boleh (sunnah). Hal ini karena tradisi slametan merupakan bentuk tersendiri dari usaha memanjatkan do'a kepada Allah SWT. Tradisi slametan diperbolehkan selama dimaksudkan hanya mengharap ridha Allah SWT dan tidak mengandung unsur kesyirikan. Dalam praktiknya, tradisi slametan diisi dengan rangkaian doa-doa yang terdiri dari doa nuprih ridha Allah SWT, tawashul dan shalawat kepada Rasulullah SAW, tawashul kepada para Nabi, malaikat, para sahabat, auliya', dan para leluhur. Selanjutnya, dilaksanakan dzikir kepada Allah SWT dengan mengucap kalimah toyyibah (tasbih, tahmid, tahlil, dan seterusnya), serta ditutup dengan doa. Hal ini tentu merupakan ajaran dan amalan mulia dalam agama Islam.

Kebolehan tradisi slametan telah diatur di dalam syariat Islam, baik dalam Al-Qur'an, hadist, dan pendapat para ulama. Dasar kebolehan slametan dalam Al-Qur'an tertuang pada surat Al-Hasyr ayat 10 sebagai berikut:

“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-suadara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh , Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa Al-Qur'an telah memerintahkan manusia untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar diampuni dosadosanya, dosa saudaranya, dan dosa orang-orang mu'min lainnya yang telah terlebih dahulu berpulang ke rahmatullah. Sehingga terang, bahwa memohonkan ampun dan mengirimkan doa kepada orang-orang yang telah meninggal adalah ajaran Islam. Doa-doa yang dialamatkan kepada ahli kubur dapat menjadi penerang bagi mereka selama hidup di alam barzah,
sekaligus meringankan siksa yang diterimanya. Selain itu, dalam suatu riwayat, dikatakan bahwa do'a-do'a yang dihadiahkan kepada ahli kubur akan menjadi makanan dan sumber energi yang sangat bermanfaat.

Selanjutnya, dasar hukum tradisi slametan (kirim do'a) bersumber dari hadist Rasulullah SAW sebagai berikut:

إذَا مَاتَ ابن آدم انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَ :صَدَقَةٍ جَارِیَةٍ، أَو عِلْمٍ یُنْتَفَع بِهِ، أَو وَلَد صَالِحٍ یَدْعُو لَهُ

“Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim)

Kandungan hadist diatas menjelaskan bahwa apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal ibadahnya, kecuali tiga perkara. Tiga perkara tersebut adalah shadaqah jariyah yang ia kerjakan selama hidup di dunia, ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta anak yang sholeh yang mendoakannya setelah ia meninggal tiga hal tersebut merupakan amalan yang pahalanya terus mengalir bahkan sampai seseorang berada di alam kubur.

Merujuk pada hadist tersebut, dapat diambil satu kesimpulan bahwa mendoakan orang tua atau orang lain yang sudah meninggal adalah tuntunan Nabi Muhammad SAW. Demikian halnya dengan megirim do'a melalui tradisi slametan yang juga berisi do'a-do'a yang dialamatkan kepada orang tua maupun orang lain yang sudah meninggal hukumnya adalah boleh.

Disamping itu, terdapat banyak makna dan manfaat yang didapat diperoleh dari pelaksanaan tradisi slametan. Manfaat tersebut antara lain:
  • Untuk beribadah mengharap ridha Allah SWT
  • Menjadi sarana untuk mengirimkan do'a dan memohon kepada Allah agar si ahli kubur diampuni dosanya, diterima amal kebaikannya, dan selalu memperoleh nikmat serta perlindungan di alam kubur.
  • Mengingatkan kita bahwa setiap manusia pasti akan meninggal dunia dan menempati alam kubur
  • Menjaga dan melestarikan tradisi luhur warisan nenek moyang
  • Menjadi sarana peningkatan tali silaturrahim serta menjaga kualitas ukhuwah masyarakat
  • Menjadi sarana pembentengan kehidupan sosial masyarakat dari hal-hal yang bersifat negatif.

Oleh : Afrizal El Adzim Syahputra

IPNU Trenggalek - Jihad berarti segala bentuk usaha maksimal untuk menerapkan ajaran Islam dan pemberantasan berbagai tindak kriminal serta kedzaliman, baik terhadap diri sendiri, maupun masyarakat. Dan inilah pengertian jihad yang banyak disebut dalam Al Qur'an maupun Hadis. Artinya, pengertian jihad tidak hanya terbatas pada pertempuran, peperangan, invasi militer dan ekspedisi militer, akan tetapi jihad mencakup segala bentuk kegiatan dan usaha yang maksimal dalam rangka menyebarkan ajaran agama Islam.

Jihad harus berlangsung secara berkesinambungan, baik dalam situasi aman, maupun perang, sebab tegaknya Islam sangat ditentukan oleh semangat jihad yang dimiliki oleh setiap individu muslim dalam semua aspek kehidupan. Jika semangat jihad telah memudar dari hati umat Islam, maka etos kerja mereka akan menurun, sifat apatis akan muncul, sifat malas semakin merajalela yang pada akhirnya akan membawa umat Islam pada kemunduran dan kehancuran.

Jihad bukan hanya sebatas mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi dan menghancurkan orang orang kafir, akan tetapi jihad mencakup empat aspek :

  1. Jihad dalam mempelajari agama, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah saw bahwa sebaik-baik manusia itu adalah orang yang belajar Al Qur'an kemudian mengamalkannya.
  2. Jihad dalam melawan hawa nafsu yang muncul dari godaan dan tipu daya setan. Setelah selesai melakukan perang Badar, Rasulullah saw bersabda bahwa ada jihad yang lebih besar lagi dari pada jihad dalam perang. Kemudian sahabatpun bertanya : jihad apakah itu wahai Rasulullah saw. Rasul saw menjawab : “jihad melawan hawa nafsu”
  3. Jihad terhadap orang kafir, baik dengan kekuasaan, harta, lisan maupun hati. Jihad ini tak lantas langsung dimaknai dengan berperang dengan orang-orang kafir. Jihad semacam ini bisa dilakukan dengan bersaing terhadap orang-orang kafir atas berbagai prestasi yang telah didapatnya. Umat Islam harus selalu berjuang supaya dalam segala aspek tidak kalah dengan orang kafir.
  4. Jihad terhadap orang fasik, baik dengan kekuasaan, lisan maupun hati. Jihad juga dapat diklasifikasikan lagi kedalam dua kelompok besar, yaitu : jihad bersenjata dan jihad damai.

Jihad bersenjata hanya merupakan respon dari agresi bersenjata yang dilancarkan oleh orang lain. Jihad ini dilakukan ketika ada serangan musuh dari luar. Ketika agresi atau penyerangan telah berakhir, maka seketika itu juga jihad bersenjata berakhir. Contohnya adalah ketika Belanda, Inggris, Jepang, Portugis menjajah Indonesia, maka jihad bersenjata perlu untuk dilakukan dalam rangka mengusir para penjajah itu dari bumi kita tercinta ini. Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaanya, maka jihad bersenjata tak lagi diperlukan, kecuali ada serangan mendadak dari negara lain yang mengancam keamanan umat Islam di Indonesia.

Adapun jihad damai, maka berlaku dalam setiap waktu dan bersifat permanen. Jihad damai ini tetap harus dilakukan oleh setiap umat Islam, sebab lawan yang dihadapi umat Islam bukan hanya musuh secara fisik, akan tetapi juga musuh secara non fisik, yaitu setan dan segala macam bujukan dan tipu dayanya. Bahkan Allah swt memerintahkan kita untuk menganggap setan sebagai musuh, bukan kawan atau teman, sebagaimana dalam firman-Nya :

إِن الشَّیْطَانَ لَكُم عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوه عَدُوًّا إِنَّمَا یَدْعُو حِزْبَهُ لِیَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِیرِ

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh (mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (QS : Fatir, 6 )

Lalu yang termasuk contoh jihad damai adalah memerangi sifat pemalas, berjuang melawan hawa nafsu yang tidak baik, mengajarkan agama Islam kepada orang lain, menuntut ilmu, dan lain sebagainya. Contoh-contoh diatas hanya sebagian kecil bentuk jihad damai yang pelaksanaanya tidak dibatasi oleh waktu dan zaman, khususnya mencari ilmu yang merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw :

طَلَبُ الْعِلْم فَرِیضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Mencari ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim”

Bagi umat Islam, jihad merupakan ajaran yang sangat penting dalam upaya pengembangan dan pelestarian agama mereka. Tanpa jihad, umat Islam tidak akan berkembang dengan baik. Akan tetapi, jihad itu tidak identik dengan kekerasan, kebrutalan dan anarkisme sebagaimana yang disalah pahami oleh beberapa orang. Ketika Muhammad diutus menjadi Rasul, ayat pertama yang diturunkan adalah perintah untuk membaca (iqra'), bukan perintah untuk perang atau penghancuran. Yang diperintah kepada Rasulullah saw bukan hanya membaca wahyu dari Allah swt, akan tetapi juga membaca situasi dan kondisi masyarakat Quraisy pada waktu itu, sehingga ketika akan menyampaikan dakwah Islam, Rasul saw sudah bisa mengetahui adat istiadat dan budayanya. Artinya, pertama kali perintah yang diberikan kepada Rasulullah tidak untuk memerangi penduduk Mekah yang mayoritas menyembah berhala, tetapi Allah memerintahkan untuk membimbing mereka ke jalan yang benar. Bahkan, izin untuk melakukan peperangan baru diperintahkan oleh Allah swt ketika Rasulullah saw berada di Madinah.

Imam Syafi'i ra berkata : Allah memberi izin kepada umat Islam dengan salah satu dua jihad yaitu hijrah sebelum mengizini umat Islam memulai perang melawan orang musyrik, kemudian Allah memberi izin memulai berperang melawan orang-orang musyrik. Allah berfirman (artinya) : “Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, sebab sesungguhnya mereka itu dianiaya, dan sesungguhnya Allah benar-benar menolong mereka”. Kemudian Allah swt memperbolehkan umat berperang dengan arti Allah menerangkan dalam kitabNya seraya berfirman (artinya) : Berperanglah kalian dijalan Allah melawan orang-orang yang memerangi kalian dan jangan melampaui batas”. Kedua ayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa

Pertanyaan :
Bagaimanakah status orang yang terbunuh karena membangkang atau memberontak pemerintah ?

Jawaban :
Adapun orang-orang yang terbunuh dari para pembangkang (bughot) maka menurut ulama' madzab Maliki, Syafi'i dan Hambali mereka itu harus dimandikan, dikafani dan disholati karena keumuman sabda Rasulullah SAW (artinya) “Sholatilah orang-orang yang mati dan berkata Laa Ilaa Ha Illallaah”. Karena mereka adalah orang-orang Islam yang tidak berstatus mati syahid maka dia dimandikan dan disholati. Begitu pula pendapat ulama' madzab Hanafi, baik mereka itu mempunyai kelompok atau tidak, menurut pendapat yang sohih di kalangan ulama' hanafiyyah.

Jadi, para pemberontak pemerintah ketika mereka terbunuh, maka mereka bukan termasuk mati syahid, akan tetapi mereka tetap disholatkan dan dikuburkan sebagaimana menguburkan orang islam pada umumnya apabila mereka meninggal dalam keadaan islam. Maka sangatlah keliru orang orang yang menganggap teroris, bom bunuh diri, pembangkang negara dan sebagainya itu mati dalam keadaan syahid.
Ziarah Kubur | bbc.com
Oleh : Afrizal El Adzim Syahputra

Ziarah kubur ialah berkunjung ke makam/pesarean orang Islam yang sudah wafat,baik orang muslim biasa, orang shalih, ulama, wali atau Nabi. Termasuk kebiasaan orang orang Jawa adalah melakukan ziarah ke makam makam para wali, khususnya wali 9 yang sangat berjasa dalam menyebarkan islam di tanah jawa ini. Ruitinitas ini sudah berlangsung bertahun tahun yang lalu, sehingga sudah menjadi tradisi bagi orang orang Islam di Indonesia untuk senantiasa berziarah ke makam para ulama' dan wali.

Pada awal permulaan Islam, hukum ziarah kubur dilarang oleh Nabi Muhammad saw karena khawatir terjadi kemusyrikan pada umat Islam, hal ini disebabkab masa mereka masih dekat dengan zaman jahiliyyah, sehingga Nabi menutup semua celah yang bisa menghantarkan pada kemusyrikan. Kemudian setelah keimanan mereka kuat dan kokoh, maka Nabi mengijinkannya, dan bahkan memerintahkannya karena dapat mengingatkan pada kematian dan akhirat. Hal ini bisa dilihat pada hadits Nabi saw :

كنت نھیتكم عن زیارة القبور فزوروها فانھا تذكركم الموت

“Aku ( Muhammad ) melarang kalian untuk berziarah kubur, maka berziarahlah kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan pada kematian” ( HR: Ibnu Majah )

Dalam suatu riwayat hadis dijelaskan bahwa Rasulullah saw pernah berkunjung ke makam Baqi'. Rasulullah saw tidak hanya berziarah saja ke makam baqi', akan tetapi beliau juga memintakan ampun atas dosa dosa yang telah dilakukan oleh ahli kubur di baqi'. Bahkan menurut istrinya Aisyah, ziarah ke makam baqi' merupakan kebiasaan Rasulullah saw. Beliau juga mengajarkan kepada Aisyah dan para sahabat tentang kalimat salam yang diucapkan ketika akan memasuki pemakaman. Kalimat salam itu adalah :


“Salam sejahtera bagi penduduk kubur yang mu'min dan muslim, semoga Allah swt melimpahkan rahmat-Nya bagi orang yang mendahului dan orang yang datang kemudian dari kami. Insya' Allah kita kita akan mengikuti kalian”
(HR: Muslim)

Imam Syafi'i pernah menginap di area makam hingga tujuh hari. Selama tinggal di area makam tersebut, Imam Syafi'i tak henti-hentinya membaca Al-Qur'an. Tiap kali khatam, ia selalu menghadiahkan pahala membaca Al-Qur'an itu kepada Imam Abu Hanifah. Jadi ziarah kubur itu bukan hanya dilaksanakan oleh Rasulullah saw saja, akan tetapi sudah menjadi rutintas para ulama' dari waktu ke waktu. Beliau berkata : “Sesungguhnya aku benar-benar melakukan tabarruk mencari berkah) kepada Imam Abu Hanifah. Aku mendatangi makamnya setiap hari untuk ziarah. Jika ada suatu masalah yang menimpaku, maka aku shalat dua raka'at dan aku mendatangi makam Imam Abu Hanifah, lalu aku meminta kepada Allah agar terselesaikan urusanku di samping makam beliau, hingga tidak jauh setelah itu maka keinginanku telah dikabulkan oleh Allah swt”

Ada berbagai macam tujuan dalam ziarah kubur, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengingat mati dan akhirat. Dalam hal ini cukup dilakukan dengan berziarah melihat ke kuburan tanpa mengenal mayit yang ada dalam kubur
  2. Untuk mendoakan mayit yang ada dalam kubur. Ziarah ini termasuk ziarah yang disunahkan bagi setiap muslim
  3. Untuk memperoleh barokah/berkah. Dalam hal ini, disunahkan untuk berziarah ke makam makam orang soleh, karena mereka mimiliki keistimewaan dan barakah yang tak terhitung.
  4. Untuk memenuhi hak, seperti saudara atau orang tua
  5. Untuk menyenangkan ahli kubur, sebagaimana hadis Nabi saw : Hal yang paling menyenangkan mayit di kuburnya adalah ketika dia diziarahi oleh orang yang dicintainya waktu di dunia
Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda :

     ما من أحد یمر على قبر أخیه المؤمن وفي روایة بقبر الرجل كان یعرفه في الدنیا فیسلم علیه إلاعرفه ورد علیه

"Apabila ada seseorang yang melewati kuburan saudaranya sesama mukmin yang dia kenal di dunia, lalu dia memberi salam, maka saudaranya akan menjawab salamnya."

Sebagaimana keterangan di atas, tidak diragukan lagi bahwa ziarah kubur merupakan salah satu sunnah Rasulullah saw. Beliau semasa hidupnya pernah melakukan rutinitas ini dan juga mengajarkannya kepada para sahabat. Rutinitas ini kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in dan seterusnya sampai pada akhirnya kita masih bisa melihat aktifitas ini dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Tanah Jawa.

Pertanyaan : Bagaimana hukum ziarah kepada non muslim ?

Menurut keterangan yang terdapat dalam kitab Fathul Wahhab karya Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari, bahwa berziarah ke kuburan orang non-Muslim itu diperbolehkan.

أَمَّا زِیَارَةُ قُبُورِ الْكُفَّارِ فَمُبَاحَةٌ

“Bahwa berziarah ke kuburan orang-orang kafir itu mubah (diperbolehkan)”

Namun disyaratkan ketika berziarah kubur ke kuburan orang nonmuslim itu hanya dilakukan untuk mengingatkan kita akan kematian dan alam akhirat atau i'tibar (pelajaran) dan peringatan kepada kita akan kematian, bukan mendoakan non muslim yang diziarahi itu, sebab ketika sesorang meninggal dalam keadaan nom muslim, maka doa kita tidak akan sampai kepadanya. Jika menziarahi kuburan orang yang non-muslim saja diperbolehkan, maka logikanya adalah menziarahinya ketika masih hidup itu lebih utama (awla). Inilah yang kemudian ditegaskan oleh Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim-nya.


Boleh berziarah kepada orang orang Musyrik ketika hidup, begitu juga boleh ziarah ke kuburnya setelah mereka (orang Musyrik itu) meninggal. Jika boleh menziarahi mereka (orang Musyrik) setelah meninggal dunia, maka menziarahi mereka ketika masih hidup itu lebih utama.

Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Trenggalek melaksanakan pendampingan kepada segenap pengurus PAC IPNU-IPPNU Dongko yang baru terbentuk. Agenda tersebut dilaksanakan pada hari senin, 12 Juni 2017 berlokasi di MI Nurul huda Desa Cakul Kecamatan Dongko mulai pukul 15.30 WIB s.d 20.00 WIB.

Tujuan kegiatan pendampingan ini adalah untuk memabantu proses berjalannya PAC IPNU-IPPNU Dongko yang baru terbentuk, karena beberapa waktu yang lalu terjadi kevakuman, ujar Rekan Izza Ketua PC. IPNU-IPPNU Trenggalek.

Pendampingan ini sejalan dengan salah satu program dari PC. IPNU-IPPNU Trenggalek yaitu menghidupkan seluruh kepengurusan ditingkatan Pimpinan Anak cabang (PAC) di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek, agar tidak ada Pimpinan Anak Cabang yang nihil kepengurusan.

Suasana Santai Usai Buka Puasa Bersama
Dalam agenda tersebut dihadiri dengan formasi lengkap perwakilan dari PC IPNU Trenggalek, PC IPPNU Trenggalek, DKC CBP-KPP Trenggalek serta Pengurus Harian PAC IPNU-IPPNU Dongko.


Suasana Penyampaian Materi untuk Kelas 8 Putri di Aula
Pada Ramadhan tahun ini tepatnya hari Rabu 14 Juni 2017, PAC IPNU-IPPNU Durenan diberikan kesempatan dan amanah untuk mengisi pondok romadhon di SMP Islam Durenan dengan materi ke IPNU-IPPNU an. Siswa yang mengikuti pondok romadhon ini berasal dari kelas 7 dan kelas 8. Dua kelas tersebut dibagi menjadi empat bagian, dengan pemateri yang berbeda-beda pula. Pembagian kelasnya sebagai berikut:
1. Kelas 7 putra dengan pemateri rekan Ahmad Ma’ruf.
2. Kelas 8 putra dengan pemateri rekan Ilham Baihaqi.
3. Kelas 7 putri dengan pemateri rekanita Siti Maimunatul M.
4. Kelas 8 putri dengan pemateri rekanita Ngindana Rondotun N.

Materi yang diberikan pemateri dibuat dengan semenarik mungkin untuk memperkenalkan IPNU maupun IPPNU kepada siswa di sekolah tersebut. Materi yang wajib di sampaikan kepada siswa adalah bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya IPNU-IPPNU, lambang, tujuan didirikan, karakter IPNU-IPPNU dan yang terakhir adalah pengenalan mars IPNU-IPPNU.

Dalam kegiatan ini, diharapkan dapat mengenalkan IPNU-IPPNU kepada siswa. Para siswa sangat antusias mendapatkan materi tersebut, dan sangat aktif dalam bertanya tentang IPNU maupun IPPNU. Biasanya siswa SMP itu rasa keingintahuannya sangat tinggi, maka pemateri hanya sekilas dan belum mendalam membahas tentang materi tersebut .

Selanjutnya,dengan dikenalkannya siswa-siswi terhadap IPNU-IPPNU mereka akan mencari tahu dan ikut serta masuk organisasi IPNU-IPPNU.  Dengan  masuknya IPNU-IPPNU di SMP islam ini membawa angin segar bagi IPNU IPPNU untuk merekrut kader-kader muda NU sejak dini. Setelah diperkenalkannya IPNU-IPPNU di SMP Islam Durenan ini tidak menutup kemungkinan akan didirikannya Pimpinan Komisariat di SMP Islam Durenan.

Foto Bersama Ibu Kunni Hidayah, S.Ag selaku Dewan Guru sekaligus Pembina IPNU-IPPNU Durenan 

Terakhir, Ibu Kunni Hidayah, S. Ag selaku dewan Guru sekaligus Pembina IPNU-IPPNU Durenan berpesan agar tidak berhenti sampai disini, beliau berharap agar PAC IPNU-IPPNU Durenan ada pendampingan lanjut di SMP Islam Durenan.

Pewarta : Rekanita Siti Maimunatul M.
Pfhotografer : Rekanita Chandra
Editor : Lembaga Pers PC. IPNU Trenggalek

Foto Kyai Zahro Wardi Pengasuh PP Darussalam Sumberingin Trenggalek beliau juga merupakan Ketua Lembaga Bahtsul Masail PC NU Trenggalek

Dari: Zahro Wardi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
To the point dan bil iktifa' wal ikhtishor Pak Menteri. Tolong rencana Full Day School dan hari sekolah 5 kali dalam seminggu diurungkan. *Ini harga mati !!*
1. Sadarilah, kebijakan anda ini akan meniadakan Ratusan ribu -sekali lagi- ratusan ribu lembaga Pendidikan TPQ/TPA dan Madin (Madrasah Diniyah) diseluruh Indonesia. Akan mbubrahi tatanan pendidikan Pondok pesantren yg santrinya ndobel dg sekolah umum. Ingat, Lembaga2 ini sudah ada jauh sebelum anda lahir bahkan sebelum RI Merdeka.
2. Sadarlah, kebijakan anda ini akan menyulut api permusuhan, atau paling tidak akan memantik kecurigaan antar Ormas. Ini bahaya. Semua tahu, ratusan ribu lembaga yg akan gulung tikar itu mayoritas milik NU. Dan anda ini orang Muhamadiyah. 
3. Dari sisi kemaslahatan kebijakan, apa yg salah dg lembaga2 TPQ dan Madin yg ingin anda hilangkan?? Tatanan Ponpes yg akan bubrah?
Soal karakter Bangsa? Ayo silahkan di survei.. Dari Jutaan Narapidana baik kasus Korupsi, kriminal maupun yg lain, hanya berapa persen yg tamatan Ponpes dan Madin?? Saya yakin seyakin2nya 99% bahkan lebih adalah tamatan pendidikan umum murni. Bukan dari Madin/Pesantren.
4. Kalau sisi keberhasilan mencetak pelaku-pelaku ekonomi yg tangguh, ayo disurvei !! Saya jamin 100% jebolan Madin dan Ponpes tidak ada yg jadi pengangguran apalagi GePeng(Gelandang dan Pengemis). Pendidikan Madin dan PonPes itu menanamkan kemandirian dan tanggung jawab hidup. Prinsipnya adalah *Wajib cari rizki yg penting halal*. Tidak pilah pilih pekerjaan. Sebaliknya, silahkan tanya, jutaan para GePeng itu pendidikanya apa?. Pasti dia akan menjawab tamatan pendidikan umum tertentu. Bahkan, berapa juta Sarjana di Indonesia yg masih jadi pengangguran??
5. Sebenarnya siapa yg anda ajak rembukan dan olah fikir sehingga muncul gagasan seperti itu??
Disaat mulai ada Pemerintah Daerah (Gubernur) berusaha mati2 an mempertahankan TPQ dan Madin dengan progam Bos (Bantuan Operasional Sekolah)TPQ dan madin, bahkan puluhan Bupati dan Wali Kota sudah membuat Perda, tentang kewajiban bagi setiap siswa sekolah umum, untuk bersekolah juga di TPQ dan Madin, mengapa anda justru sebaliknya? Ada apa dibalik semua itu Pak Menteri?
5. Bapak Muhajir Efendi yg terhormat.. Saya yakin anda tahu bagaimana kondisi TPQ, Madin dan Pondok Pesantren salaf didaerah-daerah. Mayoritas tidak punya gedung. Masih numpang diserambi Masjid, Mushola dan emperan/rumah warga. Untuk beli papan tulis, bangku dan kapur masih urunan dari wali santri. Kadang urunanya ditarik lewat hasil pertanian wali santri saat panen. Belum lagi ustadz dan ustadzahnya ikhlas dan telaten mengajar tanpa gaji. Ia relakan mengurangi waktu kerja demi anak didiknya. Disaat *Umar Bakre Pendidikan raga* dimanjakan dg gaji ke 13, gaji ke 14, sertifikasi dan berbagai tunjangan lain, si *Umar Bakre Pendidikan Jiwa* tidak pernah meminta itu, apalagi ada gerakan demo. 
Seharusnya kebijakan untuk memikirkan hal-hal semacam itu yg lebih maslahah. Sejak kapan bait "Bangunlah Jiwanya" dalam lagu Indonesia Raya hilang? Masih ada kan?
Alokasi pendidikan 20% dari APBN itu tidak sedikit. Sekalipun TPQ, Madin dan Ponpes tidak masuk dalam sasaran alokasi itu, ia tidak pernah menuntut. Jadi sangat ironis bila Pendidikan berbasis akhlaq dan ukhrowi (yg nota bene lebih penting dari pendidikan umum) ada yang mengganggu.
6. Kini banyak tokoh Negeri ini yg menolak rencana itu. Bahkan PBNU dan MUI sudah resmi mengeluarkan penolakanya. Dan pasti akan ada gerakan2 masif lain bila kebijakan itu dilanjutkan. Kami tidak ingin nanti ada bahasa, *Kebijakan ini masih uji coba* atau *Kebijakan ini tidak mengikat. Boleh dilasanakan oleh sekolah2 umun boleh tidak*. Satu yg kita minta, rencana itu wajib dibatalkan. Jangan ada tipu-tipu lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(Zahro Wardi, 12/06/2017 PP Darussalam Sumberingin Trenggalek).



Sabtu, 03 Juni 2017 bertepatan dengan hari ke-8 bulan Ramadhan Pimpinan Anak cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kampak menggelar safari ramadhan perdana bertempat di Masjid Misbahul Huda Dusun Kedungdawa Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek.

Dalam kegiatan safari ramadhan ini diisi dengan beberapa kegiatan diawali pada pukul 14.00 WIB dengan Khatmil Qur’an dilanjutkan Sholat Ashar Berjamaah dan acara inti Forum bersama IPNU-IPPNU, NU Banom beserta Pemerintah Desa Bendoagung, berbuka puasa bersama, diakhiri dengan Sholat Magrib berjamaah.

Safari ramadhan tersebut diselenggarakan bertujuan untuk memupuk iman taqwa para anggota dalam rengkuhan bulan suci Ramadhan, sebagai forum silaturahim antar anggota IPNU IPPNU Se-Kecamatan Kampak,dan juga sebagai sarana untuk menguatkan rasa saling memiliki terhadap organisasi (IPNU - IPPNU) sehingga terbentuk kepengurusan dan keanggotaan yg solid serta istiqomah dalam belajar, berjuang, dan bertaqwa. Ungkap Rekanita Ani selaku Ketua PAC. IPPNU Kampak.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Kepala Desa Bendoagung, perwakilan MWC NU Kampak, Ketua PAC GP ANSHOR Kampak, Ketua Ranting NU Bendoagung, Takmir Masjid Misbahul Huda, Tokoh Masyarakat se-Dusun Kedungdawa, Dewan Pembina PAC IPNU IPPNU Kec. Kampak, Ketua PC. IPNU-IPPNU Trenggalek, serta Ketua Ranting IPNU IPPNU Se-Kec. Kampak beserta anggotanya.

Dalam sambutannya Bapak Widodo (Kepala Desa Bendoagung) memberikaan apresiasi atas terlaksananya kegiatan safari ramadhan perdana PAC Kampak dan juga dukungannya demi maju dan berkembangnya IPNU IPPNU terutama di Ranting IPNU-IPPNU Bendoagung

Selanjutnya dari unsur Pembina Bapak Imam Syafii sekaligus Ketua PAC GP Anshor Kec. Kampak menambahkan bahwa pelajar khususnya IPNU IPPNU harus mau belajar dan memahami agama yang sesuai dengan tuntunan NU dengan sungguh2. Karena saat ini banyak sekali aliran2 keras/radikal yang secara masif menebarkan islam yg bertentangandengan NU. NU merupakan penjaga tradisi Indonesia, baginya NKRI harga mati jadi jika tidak ada NU pastilah Negeri Indonesia ini sudah hancur, penuh dengan kekerasan bahkan peperangan seperti yg terjadi di suriah, palestin, filipin dll. Dan sebagai generasi NU, anggota IPNU IPPNU tidak perlu khawatir dengan apapun. Jika selama ini selalu khawatir kalau ikut organisasi akan mengganggu belajarnya, lesnya atau apalah lainnya mulai saat ini tidak boleh merasa khawatir, Karena IPNU IPPNU merupakan kader-kader NU yang basicnya adalah pelajar. Jadi ketika mendapat kesulitan dalam mapel sekolahnya pasti ada banyak kader-kader lain yang bisa membantu, misalnya B. Arab, inggris, nahwu shorof dll.

Sejalan dengan hal tersebut, Apresiasi atas terlaksananya kegiatan Safari Ramadhan PAC. IPNU-IPPNU Kampak dan siap memberikan dukungan demi maju dan berkembangnya PAC IPNU-IPPNU Kampak. Ungkap Rekan 'Izza (Ketua PC IPNU Trenggalek).

Pewarta : Rekanita Ani
Editor : Lembaga Pers PC. IPNU Trenggalek

Gus Zahro
Pengirim: Zahro Wardi.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebelumnya Acungan jempol 10 jari untuk adik Afi yg sekarang jadi remaja terkenal dan sukses. Kesuksesan dan ketenaran buah dari aktif menulis di Face Book tentang Pluralisme, Nasionalisme dan Sosial-Agama, dan tentu yg fenomenal adalah tulisan berjudul "Warisan". Penghargaan silih berganti telah diberikan baik oleh Pejabat, Politisi, stasiun-stasiun Telivisi maupun kalangan akademisi. Bahkan Bapak Presiden-pun sudah memberi apresiasi.
Setelah konon tidak kurang dari 20.000 orang yg membagikan maupun yg menanggapi tulisan tsb,

Izinkan aku yg sama sekali bukan siapa2 ini menilai "Warisan" dari sudut pandang Agama Islam (baca, Fiqh). Dan tentu saja tidak menutup kemungkinan ada penilaian dan pemahaman yg salah. Dan bl itu terjadi, mohon dikoreksi.
Begini Adik Afi.... (yang selanjutnya saya menyebut Si Penulis)....
Dari isi tulisan yg berjudul "Warisan" paling tidak ada 3 Poin yg perlu kita diskusikan:

*PERTAMA*, Keberhasilan pembentukan opini tulisan ini nampaknya melampaui tujuan si penulis. Dimana tujuan awal pesan yg disampaikan dlm tulisan ini adalah agar kita selalu saling menjaga ke beragaman dan mempertahankan keutuhan NKRI. Namun disadari atau tidak uraian2 yg penulis sampaikan sudah mengarah ke wilayah ranah aqidah. Ini bagus dan sah-sah saja. Hanya saja "mengesankan" ke-islaman dan ke-imanan seseorang sebagai warisan dan faktor lingkungan adalah terlalu "dangkal". Padahal yang paling menentukan keimanan seseorang adalah "Hidayah" dariNya. Kalau benar islam dan iman itu adalah warisan tentu islam tidak akan berkembang di tengah2 penduduk Atheisme dan Animisme (Arab) saat itu. Islam sulit berkembang di hegemoni hindu budha di Jawa. Abu Jahal&Abu Lahab paman Nabi, Kan'an Putra Nabi Nuh tentu jadi Mukmin. Asiyah istri Firaun tentu akan hilang ke imananya. Di Desaku ada 10 Orang (penduduk asli) beragama kristen dari 7500 jumlah penduduk yg semua beragama islam. Keluarga Jamal mirdad Lidia Kandaw, keluarga besar Hari Tanu adalah contoh keluarga multi agama. Jadi sekali lagi ke-imanan seseorang adalah urusan "hidayah" dan kemauan berfikir dg benar (baca: ikhtiyar) dari yg bersangkutan, bukan warisan, lingkungan, apalagi kebetulan.

*KEDUA*, Sebenarnya dalam menulis si penulis Memposisikan diri sebagai "Siapa"?? Bila ia memposisikan sebagai penganut agama islam, dan ia berkeyakinan semua agama adalah benar, tentu ini kesalahan fatal. Mestinya kebenaran agama tdk mengenal "Perselingkuhan" maupun "Poligami". Sebab ketika seseorang menilai semua agama benar, sementara ia adalah penganut salah satunya maka sesungguhnya ia tidak meyakini bahwa agamanya-lah satu2nya yg benar dan harus dianutnya. Alloh Maha Esa tidak boleh diduakan. Nabi Muhammad Nabi terakhir tidak boleh ada nabi lain sebagai panutan. Kitab Al-quran sebagai pegangan bukan yg lain.

Agama berkaitan dg keimanan, dan pilihan mana agama yg diyakini kebenaranya.

Berikutnya, bila penulis memposisikan sebagai "Wasit atau Hakim", dasar apa yg dibuat sehingga menilai semua agama benar??

Bolehkah ia memposiskan diri sebagai "Wasit Netral" sementara ia mengaku penganut agama tertentu??

Kalau ini dibenarkan tentu penulis menerapkan standar ganda dalam hal ini. Satu sisi -dalam tulisannya- ia melarang orang beragama berkeyakinan hy agamanya-lah yg benar dan bisa membawanya masuk surga, sementara ia juga membuat keyakinan yg lain bahwa semua agama adalah benar dan bisa membawa pemeluk agama apapun bisa masuk surga.

Dalam tulisannya penulis mengambil kata2 Mutiara seorang Sufi besar Jalaludin ar-Rumi tentang subyektifitas kebenaran. Tapi seharusnya tdk digunakan hujjah untuk pembenaran bahwa semua agama adalah benar. Sebab beliau tidak berpendapat seperti itu. Bahkan sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Dizamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui.Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib.Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan agama islam, bisa menjadi goyah.

*KETIGA*, Yang perlu difahami dan diyakini adalah bahwa memang benar Alloh menciptakan dan menjaga segala hal didunia ini agar makhluknya punya kebebasan memilih. Akan tetapi bukan berarti semua yg dipersilahkan untuk dipilih itu baik dan benar. Semua ada konsekwensinya, ada balasannya, baik memilih yg buruk maupun yg baik. Dengan sifat "Rahmatnya" Alloh telah mengutus Nabi dg kitab sucinya untuk menjelaskan mana yg baik dan mana yg buruk. Sesuatu yg salah dan buruk tidak hanya diukur dg akal manusia, akan tetapi lewat ketetapanNya. Sekalipun kadang hal tsb tdk mengganggu yg lain, sekalipun pula diyakini benar oleh pelakunya. Mengatakan bahwa Alloh-lah yg menciptakan dan memelihara kelangsungan agama Islam, hindu, buda, Katolik, Protestan, sinto, Konghuchu dll, sehingga hal ini menunjuk kan semua adalah benar dan boleh dipilih, sama artinya jika ia mengatakan bahwa semua makanan, minuman dan jenis aktifitas yg oleh Alloh di jaga keberadaanya sampai saat ini adalah halal dan boleh dipilih sesuai keyakinan masing2. Jadi silahkan makan daging babi bila keyakinan anda itu halal. Silahkan berzina, jadi PSK dan Penjudi bila menurut keyakinan anda itu benar. Bukankah kebenaran itu relatif?? Bukankah hal2 diatas tidak mengganggu orang lain?? Bukankah tidak semua UU yg dibuat manusia melarang hal-hal diatas??

Nah, natijah2 (kesimpulan) seperti itu kan menyesatkan.
Saya khawatir, dg tulisan si penulis seperti itu akan banyak orang akan ragu akan kebenaran agama yg selama ini diyakini dan dianutnya. Akan banyak orang bergonta ganti agama sebab semua benar dan menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat. Na'udzubillah min zdalik.....

Sho, inilah pentingnya *Fanatisme beragama dan berakidah*.
Memang benar saling menghormati antar pemeluk agama adalah keniscayaan. Menjaga empat pilar Bangsa: NKRI, UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah kewajiban.

Adik Afi.....
Saya adalah warga Nahdliyin tulen. Diberbagai kesempatan saya juga berusaha me-Nusantarakan Islam dan menanamkan Islam Nusantara. Sebab kita lahir dan hidup dibumi Nusantara. Nilai-nilai islam harus kita bumikan di sini dg tetap menjaga rasa Nusantara, bukan rasa Arab.

Namun, tidak harus dengan mencampur aduk kan keyakinan dalam beragama.
Teruslah berkarya lewat penamu. Tanamkan jiwa Nasionalisme pada para anak Bangsa yg kini mulai pudar, mumpung kini Kau jadi idola dan ikon 500 ribu lebih yg aktif membaca tulisanmu. Semoga NKRI tetap jaya dalam ke-Bhinekaanya yg religi dan naungan Rahmat Alloh SWT. Amiin..

Semoga tulisan ini ada yg bisa menyampaikan ke Adik Afi.... Sehingga menjadi masukan yg bernilai. Semoga.....

Wassalamu'alaikum Wr. wb.

(3 Juni 2017, Zahro Wardi, Trenggalek).