Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Trenggalek melaksanakan pendampingan kepada segenap pengurus PAC IPNU-IPPNU Dongko yang baru terbentuk. Agenda tersebut dilaksanakan pada hari senin, 12 Juni 2017 berlokasi di MI Nurul huda Desa Cakul Kecamatan Dongko mulai pukul 15.30 WIB s.d 20.00 WIB.

Tujuan kegiatan pendampingan ini adalah untuk memabantu proses berjalannya PAC IPNU-IPPNU Dongko yang baru terbentuk, karena beberapa waktu yang lalu terjadi kevakuman, ujar Rekan Izza Ketua PC. IPNU-IPPNU Trenggalek.

Pendampingan ini sejalan dengan salah satu program dari PC. IPNU-IPPNU Trenggalek yaitu menghidupkan seluruh kepengurusan ditingkatan Pimpinan Anak cabang (PAC) di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek, agar tidak ada Pimpinan Anak Cabang yang nihil kepengurusan.

Suasana Santai Usai Buka Puasa Bersama
Dalam agenda tersebut dihadiri dengan formasi lengkap perwakilan dari PC IPNU Trenggalek, PC IPPNU Trenggalek, DKC CBP-KPP Trenggalek serta Pengurus Harian PAC IPNU-IPPNU Dongko.


Suasana Penyampaian Materi untuk Kelas 8 Putri di Aula
Pada Ramadhan tahun ini tepatnya hari Rabu 14 Juni 2017, PAC IPNU-IPPNU Durenan diberikan kesempatan dan amanah untuk mengisi pondok romadhon di SMP Islam Durenan dengan materi ke IPNU-IPPNU an. Siswa yang mengikuti pondok romadhon ini berasal dari kelas 7 dan kelas 8. Dua kelas tersebut dibagi menjadi empat bagian, dengan pemateri yang berbeda-beda pula. Pembagian kelasnya sebagai berikut:
1. Kelas 7 putra dengan pemateri rekan Ahmad Ma’ruf.
2. Kelas 8 putra dengan pemateri rekan Ilham Baihaqi.
3. Kelas 7 putri dengan pemateri rekanita Siti Maimunatul M.
4. Kelas 8 putri dengan pemateri rekanita Ngindana Rondotun N.

Materi yang diberikan pemateri dibuat dengan semenarik mungkin untuk memperkenalkan IPNU maupun IPPNU kepada siswa di sekolah tersebut. Materi yang wajib di sampaikan kepada siswa adalah bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya IPNU-IPPNU, lambang, tujuan didirikan, karakter IPNU-IPPNU dan yang terakhir adalah pengenalan mars IPNU-IPPNU.

Dalam kegiatan ini, diharapkan dapat mengenalkan IPNU-IPPNU kepada siswa. Para siswa sangat antusias mendapatkan materi tersebut, dan sangat aktif dalam bertanya tentang IPNU maupun IPPNU. Biasanya siswa SMP itu rasa keingintahuannya sangat tinggi, maka pemateri hanya sekilas dan belum mendalam membahas tentang materi tersebut .

Selanjutnya,dengan dikenalkannya siswa-siswi terhadap IPNU-IPPNU mereka akan mencari tahu dan ikut serta masuk organisasi IPNU-IPPNU.  Dengan  masuknya IPNU-IPPNU di SMP islam ini membawa angin segar bagi IPNU IPPNU untuk merekrut kader-kader muda NU sejak dini. Setelah diperkenalkannya IPNU-IPPNU di SMP Islam Durenan ini tidak menutup kemungkinan akan didirikannya Pimpinan Komisariat di SMP Islam Durenan.

Foto Bersama Ibu Kunni Hidayah, S.Ag selaku Dewan Guru sekaligus Pembina IPNU-IPPNU Durenan 

Terakhir, Ibu Kunni Hidayah, S. Ag selaku dewan Guru sekaligus Pembina IPNU-IPPNU Durenan berpesan agar tidak berhenti sampai disini, beliau berharap agar PAC IPNU-IPPNU Durenan ada pendampingan lanjut di SMP Islam Durenan.

Pewarta : Rekanita Siti Maimunatul M.
Pfhotografer : Rekanita Chandra
Editor : Lembaga Pers PC. IPNU Trenggalek

Foto Kyai Zahro Wardi Pengasuh PP Darussalam Sumberingin Trenggalek beliau juga merupakan Ketua Lembaga Bahtsul Masail PC NU Trenggalek

Dari: Zahro Wardi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
To the point dan bil iktifa' wal ikhtishor Pak Menteri. Tolong rencana Full Day School dan hari sekolah 5 kali dalam seminggu diurungkan. *Ini harga mati !!*
1. Sadarilah, kebijakan anda ini akan meniadakan Ratusan ribu -sekali lagi- ratusan ribu lembaga Pendidikan TPQ/TPA dan Madin (Madrasah Diniyah) diseluruh Indonesia. Akan mbubrahi tatanan pendidikan Pondok pesantren yg santrinya ndobel dg sekolah umum. Ingat, Lembaga2 ini sudah ada jauh sebelum anda lahir bahkan sebelum RI Merdeka.
2. Sadarlah, kebijakan anda ini akan menyulut api permusuhan, atau paling tidak akan memantik kecurigaan antar Ormas. Ini bahaya. Semua tahu, ratusan ribu lembaga yg akan gulung tikar itu mayoritas milik NU. Dan anda ini orang Muhamadiyah. 
3. Dari sisi kemaslahatan kebijakan, apa yg salah dg lembaga2 TPQ dan Madin yg ingin anda hilangkan?? Tatanan Ponpes yg akan bubrah?
Soal karakter Bangsa? Ayo silahkan di survei.. Dari Jutaan Narapidana baik kasus Korupsi, kriminal maupun yg lain, hanya berapa persen yg tamatan Ponpes dan Madin?? Saya yakin seyakin2nya 99% bahkan lebih adalah tamatan pendidikan umum murni. Bukan dari Madin/Pesantren.
4. Kalau sisi keberhasilan mencetak pelaku-pelaku ekonomi yg tangguh, ayo disurvei !! Saya jamin 100% jebolan Madin dan Ponpes tidak ada yg jadi pengangguran apalagi GePeng(Gelandang dan Pengemis). Pendidikan Madin dan PonPes itu menanamkan kemandirian dan tanggung jawab hidup. Prinsipnya adalah *Wajib cari rizki yg penting halal*. Tidak pilah pilih pekerjaan. Sebaliknya, silahkan tanya, jutaan para GePeng itu pendidikanya apa?. Pasti dia akan menjawab tamatan pendidikan umum tertentu. Bahkan, berapa juta Sarjana di Indonesia yg masih jadi pengangguran??
5. Sebenarnya siapa yg anda ajak rembukan dan olah fikir sehingga muncul gagasan seperti itu??
Disaat mulai ada Pemerintah Daerah (Gubernur) berusaha mati2 an mempertahankan TPQ dan Madin dengan progam Bos (Bantuan Operasional Sekolah)TPQ dan madin, bahkan puluhan Bupati dan Wali Kota sudah membuat Perda, tentang kewajiban bagi setiap siswa sekolah umum, untuk bersekolah juga di TPQ dan Madin, mengapa anda justru sebaliknya? Ada apa dibalik semua itu Pak Menteri?
5. Bapak Muhajir Efendi yg terhormat.. Saya yakin anda tahu bagaimana kondisi TPQ, Madin dan Pondok Pesantren salaf didaerah-daerah. Mayoritas tidak punya gedung. Masih numpang diserambi Masjid, Mushola dan emperan/rumah warga. Untuk beli papan tulis, bangku dan kapur masih urunan dari wali santri. Kadang urunanya ditarik lewat hasil pertanian wali santri saat panen. Belum lagi ustadz dan ustadzahnya ikhlas dan telaten mengajar tanpa gaji. Ia relakan mengurangi waktu kerja demi anak didiknya. Disaat *Umar Bakre Pendidikan raga* dimanjakan dg gaji ke 13, gaji ke 14, sertifikasi dan berbagai tunjangan lain, si *Umar Bakre Pendidikan Jiwa* tidak pernah meminta itu, apalagi ada gerakan demo. 
Seharusnya kebijakan untuk memikirkan hal-hal semacam itu yg lebih maslahah. Sejak kapan bait "Bangunlah Jiwanya" dalam lagu Indonesia Raya hilang? Masih ada kan?
Alokasi pendidikan 20% dari APBN itu tidak sedikit. Sekalipun TPQ, Madin dan Ponpes tidak masuk dalam sasaran alokasi itu, ia tidak pernah menuntut. Jadi sangat ironis bila Pendidikan berbasis akhlaq dan ukhrowi (yg nota bene lebih penting dari pendidikan umum) ada yang mengganggu.
6. Kini banyak tokoh Negeri ini yg menolak rencana itu. Bahkan PBNU dan MUI sudah resmi mengeluarkan penolakanya. Dan pasti akan ada gerakan2 masif lain bila kebijakan itu dilanjutkan. Kami tidak ingin nanti ada bahasa, *Kebijakan ini masih uji coba* atau *Kebijakan ini tidak mengikat. Boleh dilasanakan oleh sekolah2 umun boleh tidak*. Satu yg kita minta, rencana itu wajib dibatalkan. Jangan ada tipu-tipu lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(Zahro Wardi, 12/06/2017 PP Darussalam Sumberingin Trenggalek).



Sabtu, 03 Juni 2017 bertepatan dengan hari ke-8 bulan Ramadhan Pimpinan Anak cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kampak menggelar safari ramadhan perdana bertempat di Masjid Misbahul Huda Dusun Kedungdawa Desa Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek.

Dalam kegiatan safari ramadhan ini diisi dengan beberapa kegiatan diawali pada pukul 14.00 WIB dengan Khatmil Qur’an dilanjutkan Sholat Ashar Berjamaah dan acara inti Forum bersama IPNU-IPPNU, NU Banom beserta Pemerintah Desa Bendoagung, berbuka puasa bersama, diakhiri dengan Sholat Magrib berjamaah.

Safari ramadhan tersebut diselenggarakan bertujuan untuk memupuk iman taqwa para anggota dalam rengkuhan bulan suci Ramadhan, sebagai forum silaturahim antar anggota IPNU IPPNU Se-Kecamatan Kampak,dan juga sebagai sarana untuk menguatkan rasa saling memiliki terhadap organisasi (IPNU - IPPNU) sehingga terbentuk kepengurusan dan keanggotaan yg solid serta istiqomah dalam belajar, berjuang, dan bertaqwa. Ungkap Rekanita Ani selaku Ketua PAC. IPPNU Kampak.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Kepala Desa Bendoagung, perwakilan MWC NU Kampak, Ketua PAC GP ANSHOR Kampak, Ketua Ranting NU Bendoagung, Takmir Masjid Misbahul Huda, Tokoh Masyarakat se-Dusun Kedungdawa, Dewan Pembina PAC IPNU IPPNU Kec. Kampak, Ketua PC. IPNU-IPPNU Trenggalek, serta Ketua Ranting IPNU IPPNU Se-Kec. Kampak beserta anggotanya.

Dalam sambutannya Bapak Widodo (Kepala Desa Bendoagung) memberikaan apresiasi atas terlaksananya kegiatan safari ramadhan perdana PAC Kampak dan juga dukungannya demi maju dan berkembangnya IPNU IPPNU terutama di Ranting IPNU-IPPNU Bendoagung

Selanjutnya dari unsur Pembina Bapak Imam Syafii sekaligus Ketua PAC GP Anshor Kec. Kampak menambahkan bahwa pelajar khususnya IPNU IPPNU harus mau belajar dan memahami agama yang sesuai dengan tuntunan NU dengan sungguh2. Karena saat ini banyak sekali aliran2 keras/radikal yang secara masif menebarkan islam yg bertentangandengan NU. NU merupakan penjaga tradisi Indonesia, baginya NKRI harga mati jadi jika tidak ada NU pastilah Negeri Indonesia ini sudah hancur, penuh dengan kekerasan bahkan peperangan seperti yg terjadi di suriah, palestin, filipin dll. Dan sebagai generasi NU, anggota IPNU IPPNU tidak perlu khawatir dengan apapun. Jika selama ini selalu khawatir kalau ikut organisasi akan mengganggu belajarnya, lesnya atau apalah lainnya mulai saat ini tidak boleh merasa khawatir, Karena IPNU IPPNU merupakan kader-kader NU yang basicnya adalah pelajar. Jadi ketika mendapat kesulitan dalam mapel sekolahnya pasti ada banyak kader-kader lain yang bisa membantu, misalnya B. Arab, inggris, nahwu shorof dll.

Sejalan dengan hal tersebut, Apresiasi atas terlaksananya kegiatan Safari Ramadhan PAC. IPNU-IPPNU Kampak dan siap memberikan dukungan demi maju dan berkembangnya PAC IPNU-IPPNU Kampak. Ungkap Rekan 'Izza (Ketua PC IPNU Trenggalek).

Pewarta : Rekanita Ani
Editor : Lembaga Pers PC. IPNU Trenggalek

Gus Zahro
Pengirim: Zahro Wardi.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebelumnya Acungan jempol 10 jari untuk adik Afi yg sekarang jadi remaja terkenal dan sukses. Kesuksesan dan ketenaran buah dari aktif menulis di Face Book tentang Pluralisme, Nasionalisme dan Sosial-Agama, dan tentu yg fenomenal adalah tulisan berjudul "Warisan". Penghargaan silih berganti telah diberikan baik oleh Pejabat, Politisi, stasiun-stasiun Telivisi maupun kalangan akademisi. Bahkan Bapak Presiden-pun sudah memberi apresiasi.
Setelah konon tidak kurang dari 20.000 orang yg membagikan maupun yg menanggapi tulisan tsb,

Izinkan aku yg sama sekali bukan siapa2 ini menilai "Warisan" dari sudut pandang Agama Islam (baca, Fiqh). Dan tentu saja tidak menutup kemungkinan ada penilaian dan pemahaman yg salah. Dan bl itu terjadi, mohon dikoreksi.
Begini Adik Afi.... (yang selanjutnya saya menyebut Si Penulis)....
Dari isi tulisan yg berjudul "Warisan" paling tidak ada 3 Poin yg perlu kita diskusikan:

*PERTAMA*, Keberhasilan pembentukan opini tulisan ini nampaknya melampaui tujuan si penulis. Dimana tujuan awal pesan yg disampaikan dlm tulisan ini adalah agar kita selalu saling menjaga ke beragaman dan mempertahankan keutuhan NKRI. Namun disadari atau tidak uraian2 yg penulis sampaikan sudah mengarah ke wilayah ranah aqidah. Ini bagus dan sah-sah saja. Hanya saja "mengesankan" ke-islaman dan ke-imanan seseorang sebagai warisan dan faktor lingkungan adalah terlalu "dangkal". Padahal yang paling menentukan keimanan seseorang adalah "Hidayah" dariNya. Kalau benar islam dan iman itu adalah warisan tentu islam tidak akan berkembang di tengah2 penduduk Atheisme dan Animisme (Arab) saat itu. Islam sulit berkembang di hegemoni hindu budha di Jawa. Abu Jahal&Abu Lahab paman Nabi, Kan'an Putra Nabi Nuh tentu jadi Mukmin. Asiyah istri Firaun tentu akan hilang ke imananya. Di Desaku ada 10 Orang (penduduk asli) beragama kristen dari 7500 jumlah penduduk yg semua beragama islam. Keluarga Jamal mirdad Lidia Kandaw, keluarga besar Hari Tanu adalah contoh keluarga multi agama. Jadi sekali lagi ke-imanan seseorang adalah urusan "hidayah" dan kemauan berfikir dg benar (baca: ikhtiyar) dari yg bersangkutan, bukan warisan, lingkungan, apalagi kebetulan.

*KEDUA*, Sebenarnya dalam menulis si penulis Memposisikan diri sebagai "Siapa"?? Bila ia memposisikan sebagai penganut agama islam, dan ia berkeyakinan semua agama adalah benar, tentu ini kesalahan fatal. Mestinya kebenaran agama tdk mengenal "Perselingkuhan" maupun "Poligami". Sebab ketika seseorang menilai semua agama benar, sementara ia adalah penganut salah satunya maka sesungguhnya ia tidak meyakini bahwa agamanya-lah satu2nya yg benar dan harus dianutnya. Alloh Maha Esa tidak boleh diduakan. Nabi Muhammad Nabi terakhir tidak boleh ada nabi lain sebagai panutan. Kitab Al-quran sebagai pegangan bukan yg lain.

Agama berkaitan dg keimanan, dan pilihan mana agama yg diyakini kebenaranya.

Berikutnya, bila penulis memposisikan sebagai "Wasit atau Hakim", dasar apa yg dibuat sehingga menilai semua agama benar??

Bolehkah ia memposiskan diri sebagai "Wasit Netral" sementara ia mengaku penganut agama tertentu??

Kalau ini dibenarkan tentu penulis menerapkan standar ganda dalam hal ini. Satu sisi -dalam tulisannya- ia melarang orang beragama berkeyakinan hy agamanya-lah yg benar dan bisa membawanya masuk surga, sementara ia juga membuat keyakinan yg lain bahwa semua agama adalah benar dan bisa membawa pemeluk agama apapun bisa masuk surga.

Dalam tulisannya penulis mengambil kata2 Mutiara seorang Sufi besar Jalaludin ar-Rumi tentang subyektifitas kebenaran. Tapi seharusnya tdk digunakan hujjah untuk pembenaran bahwa semua agama adalah benar. Sebab beliau tidak berpendapat seperti itu. Bahkan sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Dizamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui.Padahal menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib.Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan agama islam, bisa menjadi goyah.

*KETIGA*, Yang perlu difahami dan diyakini adalah bahwa memang benar Alloh menciptakan dan menjaga segala hal didunia ini agar makhluknya punya kebebasan memilih. Akan tetapi bukan berarti semua yg dipersilahkan untuk dipilih itu baik dan benar. Semua ada konsekwensinya, ada balasannya, baik memilih yg buruk maupun yg baik. Dengan sifat "Rahmatnya" Alloh telah mengutus Nabi dg kitab sucinya untuk menjelaskan mana yg baik dan mana yg buruk. Sesuatu yg salah dan buruk tidak hanya diukur dg akal manusia, akan tetapi lewat ketetapanNya. Sekalipun kadang hal tsb tdk mengganggu yg lain, sekalipun pula diyakini benar oleh pelakunya. Mengatakan bahwa Alloh-lah yg menciptakan dan memelihara kelangsungan agama Islam, hindu, buda, Katolik, Protestan, sinto, Konghuchu dll, sehingga hal ini menunjuk kan semua adalah benar dan boleh dipilih, sama artinya jika ia mengatakan bahwa semua makanan, minuman dan jenis aktifitas yg oleh Alloh di jaga keberadaanya sampai saat ini adalah halal dan boleh dipilih sesuai keyakinan masing2. Jadi silahkan makan daging babi bila keyakinan anda itu halal. Silahkan berzina, jadi PSK dan Penjudi bila menurut keyakinan anda itu benar. Bukankah kebenaran itu relatif?? Bukankah hal2 diatas tidak mengganggu orang lain?? Bukankah tidak semua UU yg dibuat manusia melarang hal-hal diatas??

Nah, natijah2 (kesimpulan) seperti itu kan menyesatkan.
Saya khawatir, dg tulisan si penulis seperti itu akan banyak orang akan ragu akan kebenaran agama yg selama ini diyakini dan dianutnya. Akan banyak orang bergonta ganti agama sebab semua benar dan menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat. Na'udzubillah min zdalik.....

Sho, inilah pentingnya *Fanatisme beragama dan berakidah*.
Memang benar saling menghormati antar pemeluk agama adalah keniscayaan. Menjaga empat pilar Bangsa: NKRI, UUD 45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah kewajiban.

Adik Afi.....
Saya adalah warga Nahdliyin tulen. Diberbagai kesempatan saya juga berusaha me-Nusantarakan Islam dan menanamkan Islam Nusantara. Sebab kita lahir dan hidup dibumi Nusantara. Nilai-nilai islam harus kita bumikan di sini dg tetap menjaga rasa Nusantara, bukan rasa Arab.

Namun, tidak harus dengan mencampur aduk kan keyakinan dalam beragama.
Teruslah berkarya lewat penamu. Tanamkan jiwa Nasionalisme pada para anak Bangsa yg kini mulai pudar, mumpung kini Kau jadi idola dan ikon 500 ribu lebih yg aktif membaca tulisanmu. Semoga NKRI tetap jaya dalam ke-Bhinekaanya yg religi dan naungan Rahmat Alloh SWT. Amiin..

Semoga tulisan ini ada yg bisa menyampaikan ke Adik Afi.... Sehingga menjadi masukan yg bernilai. Semoga.....

Wassalamu'alaikum Wr. wb.

(3 Juni 2017, Zahro Wardi, Trenggalek).