IPNU Jatim Gembleng Dai di Kota Santri

IPNU Jatim Gembleng Dai di Kota Santri Jombang

IPNU Trenggalek - Sore itu, terik matahari tak begitu menyengat. Di kawasan kabupaten yang berjuluk kota santri itu, tepatnya di desa Seblak, Cukir, Jombang terlihat lalu lalang kendaraan yang melintas. Para pengurus teras PW IPNU Jawa Timur pun, tiba terlebih dahulu di Pondok Pesantren legendaries Salafiah Syafi’iyah Khoiriyah Hasyim. Sebuah pondok yang didirikan Oleh KH Maksum Ali pengarang kitab Amtsilah Tasrifiyah yang lazim dihafal seluruh pondok pesantren Nusantara, terutama di Jawa Timur. Pondok inilah yang kini dipilih oleh IPNU Jatim untuk menyelenggarakan Diklat Da’I Nahdlatul Ulama.

Acara yang digelar tepat pada bulan Ramadlan, yakni tanggal 28-29 Juli ini disambut antusias oleh pimpinan cabang di seluruh Jawa Timur. Tak ayal lebih dari 30 pimpinan cabang turut serta dan ambil bagian dalam kegiatan yang bertema “Stategi Dakwah Aswaja di Era Multimedia” ini.

Acara yang dikemas layaknya seminar dan dialog interaktif ini dibuka langsung oleh salah satu pengasuh pondok yang juga mantan ketua IPNU Jatim periode 2000-2005, yakni Nur Hidayat. Tak kurang dari 50 perserta diklat mengikuti acara pembukaan yang dilaksanakan tepat pada pukul 16.30 tersebut. Dalam kegiatan ini PC IPNU Trenggalek mengirimkan dua peserta yakni rekan Zaenudin dan rekan Heri Evan Susanto.

Karena pentingnya acara tersebut, maka IPNU Jatim sengaja mengundang para pakar dakwah dan ahli multimedia guna menggembleng para delegator diklat da’I muda ini. Para narasumber tersebut antara lain Prof. Dr. Ahmad Zahro, M.Ag, (Guru Besar IAIN Sunan Ampel sekaligus Rektor UNIPDU Jombang) KH Hasyim Abbas (Rois Syuriah PWNU Jatim), Daud, S.Sos (KPID Jatim), Nur Kholis (PW LDNU Jatim) dan KH Syatibi Sayuti (Kyai Muda dan Pengasung Pondok Pesantren Al-Abror Pamekasan, Madura).

Ketika dikonfirmasi mengenai pentingnya kegiatan ini, Imam Fadlli, S.IP, M.Si (Ketua PW IPNU Jatim) menjelaskan bahwa acara ini digelar untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya berdakwah yang strategis dan metodis, meningkatkan semangat berdakwah bagi para pelajar/ pemuda NU dalam menyebarkan agama Islam yang toleran, moredat, arif dan penuh kesantunan, meningkatkan pemahaman terhadap kondisi sosiologis sasaran dakwah (jamaah),  dan turut menyebarkan ajaran Islam ala ahlu sunnah wa al-jamaah yang akomodatif terhadap tradisi dan budaya masyarakat yang masih relevan. Selain itu, ia menambahkan bahwa di daerah-daerah para pengurus IPNU layaknya da’i yang harus melakukan orasi dan sambutan dimana-mana, sehingga sangat penting untuk memberikan bekal para pengurus dalam memahami islam ala ahlu sunnah wal jama’ah secara lebih mendalam dan modern, pungkasnya.(Ek)