Arti Mencintai Diri Sendiri by SRC dan LKPP IPNU IPPNU Panggul

 


Panggul, IPNU Trenggalek

Jatuh cinta, bukan hanya tentang bagaimana cara kita untuk memilikinya, namun mengerti dan menerima kenyataan bahwa cinta itu tidak harus memiliki juga menjadi suatu hal yang perlu kita pikirkan. Namun, jika cinta tersebut menyangkut tentang self love atau cinta terhadap diri sendiri, apakah kita juga harus mempertimbangkan pernyatan tersebut ?

 

Menjadi makhluk sosial, sudah sepantasnya kita turut sadar dan peduli akan pentingnya mencintai diri sendiri atau yang biasa disebut dengan self love. Mencintai diri sendiri tidak hanya mencintai apa yang menjadi kelebihan kita, namun juga mencintai akan apa yang menjadi  kekurangan kita.

 

Dalam rangka membantu dalan meningkatkan kesadaran tersebut, Lembaga Konseling Pelajar Putri dan Student Research Center Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ da Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ Kecamatan Panggul mengadakan acara Talkshow : The Journey Of Self Love pada Minggu (9/1) yang bertempat di Balai Rakyat Kecamatan Panggul.

 

Rekanita Sindi Wati, selaku ketua pelaksana kegiatan tersebut, menuturkan bahwa hadirnya kegiatan tersebut karena di latar belakangi oleh sikap masyarakat terkhusus remaja yang kurang percaya diri akan potensi – potensi dirinya yang disebabkan oelh mindset bahwa dirinya tidak mampu dalam melakukan suatu hal, tidak berguna, tidak berharga, atau tidak layak dalam mendapatkan sesuatu.

 

Dalam kegiatan tersebut, rekanita Dewi Sekar Tanjung sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menuturkan bahwa pentingnya self love karena jika bukan diri kita yang mencintai diri kita sendiri, lantas siapa yang akan mencintai diri kita. Lalu dari efek yang ditimbulkan selain dapat menimbulkan efek ketentraman dan juga ketenangan, namun juga dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan mental, fisik pada diri kita.

 

Dengan cara, mulai dari merawat kesehatan diri kita sendiri. Kesehatan diri ini dimaksudkan tidak hanya untuk kesehatan fisik, namun juga mengacu pada kesehatan mental. Serta selalu bersyukur akan apa yang telah diberikan oleh Allah serta dengan menghindari circle pertemanan yang toxic.

 

Serta terdapat seputik pesan dari salah satu narasumber, Puspita Sri Wigati, bahwa, “ Ketika kita tengah mendapati suatu masalah yang tidak ada jalan keluarnya, maka kita harus keluar untuk merefresh atau menenangkan diri serta mencari sebuah solusi untuk masalah tersebut.”

 

Selanjutnya, kegiatan tersebut di akhiri dengan sesi tanya jawab, serta kesimpulan bahwa, “ Jangan sampai kekuranganmu menjatuhkan mentalmu karena apapun yang sudah tertakar, tidak akan tertuka.”

 

Penulis : Zahra Fitri Aulia